Ibadah

Bolehkah Sholat Isya’ Dan Tarawih Berbeda Tempat?

Pendaftaran Grup WA Madeenah

Bolehkah Sholat Isya’ Dan Tarawih Berbeda Tempat?

Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan tanya jawab, serta pembahasan tentang Bolehkah Sholat Isya’ Dan Tarawih Berbeda Tempat? selamat membaca.

Pertanyaan:

Bismillah Assalamualaikum Semoga ustadz dan keluarga selalu dalam lindungan Allah. Sy mw bertanya, krn pekerjaan saya waktunya shif (kadang shif pagi, siang, malam), jika sya shif malam sy hanya sempat mengikuti sholat isa berjamaah di masjid, sedangkan untuk sholat tarawih tidak bsa mengikuti berjamaah di karenakan pekerjaan sya, apakah diperbolehkan jika sholat tarawih dikerjakan sendiri (di tempat kerja), berbeda tempat dengan sholat isya, atau diganti dengan sholat tahajud? Jazakallah khairan

Ditanyakan oleh Santri Mahad Bimbingan Islam


Jawaban:

Waalaikumsalam warahmatullah wabarokatuh

Aamiin, dan semoga Allah membahagiakan kita semua, di dunia dan di akhirat.

Bila memang ada urusan/keadaan tertentu, terlebih di dalam menjalankan kewajiban pekerjaan anda sehingga tidak memungkinkan untuk melaksanakan shalat tarawih berjamaah maka diperbolehkan bagi anda untuk menjalankan shalat malam/tahajjud di tempat kerja dan tidak harus dijalankan di tempat kita melakukan shalat isya.

Berdasarkan apa yang dilakukan oleh nabi shallallahu alaihi wasallam dimana beliau karena alasan tertentu tidak keluar ke masjid bersama para sahabatnya di dalam masjid, dan beliau melakukan shalat malam/tarawih/tahajjud di dalam rumahnya.

Sebagaimana hadist Aisyah radhiyallahu anhaa:

عَنْ عَائِشَةَ زوج النبي صلى الله عليه وسلم أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى فِي الْمَسْجِدِ ذَاتَ لَيْلَةٍ فَصَلَّى بِصَلَاتِهِ نَاسٌ ثُمَّ صَلَّى مِنْ الْقَابِلَةِ فَكَثُرَ النَّاسُ ثُمَّ اجْتَمَعُوا مِنْ اللَّيْلَةِ الثَّالِثَةِ أَوْ الرَّابِعَةِ فَلَمْ يَخْرُجْ إِلَيْهِمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمَّا أَصْبَحَ قَالَ قَدْ رَأَيْتُ الَّذِي صَنَعْتُمْ فَلَمْ يَمْنَعْنِي مِنْ الْخُرُوجِ إِلَيْكُمْ إِلَّا أَنِّي خَشِيتُ أَنْ تُفْرَضَ عَلَيْكُمْ

Artinya:
“Dari Aisyah Radhiyallahu anhaa, istri Rasulullah shalallahu alaihi wasallam, bahwa Rasulullah shallahu alaihi wasallam melakukan sholat (tarawih) di masjid pada suatu malam. Orang-orang bermakmum kepadanya. Malam berikutnya, Rasulullah shallahu alaihi wasallam kembali shalat tarawih dan jamaahnya semakin banyak. Pada malam ketiga atau keempat, jamaah telah berkumpul, tetapi Rasulullah shallahu alaihi wasallam tidak keluar rumah. Ketika pagi Rasulullah mengatakan, ‘Aku melihat apa yang kalian perbuat. Aku pun tidak ada uzur yang menghalangiku untuk keluar menemui kalian, tetapi aku khawatir ia (sholat tarawih) diwajibkan.” (HR Bukhari, Muslim, Abu Dawud, An-Nasa’i, Malik dan Ahmad).

Dari hadist di atas menunjukkan bolehknya melakukan shalat sendiri di rumah atau di manapun bila ada sebab yang menghalanginya. Namun begitu, bila seseorang memungkinkan untuk menjalankannya bersama imam di masjid atau di tempat tertentu maka ini lebih baik karena mempunyai keutamaan yang lebih dibandingkan dengan shalat sendiri. Sebagaimana Hadits Abu Dzar Radhiyallahu anhu,

مَنْ قَامَ مَعَ اْلإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ كُتِبَ لَهُ قِيَامُ لَيْلَة

“Barang siapa qiyamul lail bersama imam sampai ia selesai, maka ditulis untuknya (pahala) qiyam satu malam (penuh).” (HR Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi, Ibn Majah, Nasa’i, dan lain-lain)

Semoga Allah ta`ala senantiasa memberikan kepada kita kemudahan di dalam menjalankan kebaikan, dan pahala yang sempurna ketika niat baik tidak bisa dilakukan karena kondisi yang memaksa.

Wallahu a`lam.

Dijawab dengan ringkas oleh:
Ustadz Mu’tashim, Lc. MA. حفظه الله
Selasa, 27 Ramadhan 1444H / 18 April 2023 M 


Ustadz Mu’tashim Lc., M.A.
Dewan konsultasi BimbinganIslam (BIAS), alumus Universitas Islam Madinah kuliah Syariah dan MEDIU
Untuk melihat artikel lengkap dari Ustadz Mu’tashim Lc., M.A. حفظه الله klik

Ustadz Mu’tasim, Lc. MA.

Beliau adalah Alumni S1 Universitas Islam Madinah Syariah 2000 – 2005, S2 MEDIU Syariah 2010 – 2012 | Bidang khusus Keilmuan yang pernah diikuti beliau adalah Syu’bah Takmili (LIPIA), Syu’bah Lughoh (Universitas Islam Madinah) | Selain itu beliau juga aktif dalam Kegiatan Dakwah & Sosial Taklim di beberapa Lembaga dan Masjid

Related Articles

Back to top button