KeluargaKonsultasi

Tidak Bertegur Sapa Karena Adik Bermaksiat, Apakah Termasuk Hadits Tidak Bertegur Sapa Selama 3 Hari?

Pendaftaran Mahad Bimbingan Islam

Tidak Bertegur Sapa Karena Adik Bermaksiat, Apakah Termasuk Hadits Tidak Bertegur Sapa Selama 3 Hari?

Para pembaca Bimbinganislam.com yang berakhlaq mulia berikut kami sajikan tanya jawab, serta pembahasan tentang tidak bertegur sapa karena adik bermaksiat, apakah termasuk hadits tidak bertegur sapa?
selamat membaca.

Pertanyaan :

بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْم

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ

Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa menjaga Ustadz.
Ijin bertanya Ustadz,

Apakah dengan kejadian di bawah ini saya sudah termasuk dalam golongan orang yang ditunda amalnya (tidak diampuni dosanya) serta terancam neraka sebagaimana bunyi hadits berikut ?

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda
“Pintu-pintu surga dibuka setiap hari Senin dan Kamis. Lalu diampuni seluruh hamba yang tidak berbuat syirik (menyekutukan) Allah dengan sesuatu apapun.
Kecuali orang yang sedang ada permusuhan dengan saudaranya.
Dikatakan : Tunda amal dua orang ini, sampai keduanya berdamai… tunda amal dua orang ini, sampai keduanya berdamai… tunda amal dua orang ini, sampai keduanya berdamai…”
(HR. Imam Malik dalam Al-Muwatha’ 5/1334, Ahmad 9119, dan Muslim 2565).

Hadits kedua :
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“Tidak halal bagi seorang muslim untuk memboikot (tidak bertegur sapa dengan) saudaranya lebih dari 3 hari. Siapa yang memboikot (tidak bertegur sapa dengan) saudaranya lebih dari 3 hari, kemudian dia meninggal maka dia masuk neraka.” (HR. Abu Daud 4914, dan dishahihkan Al-Albani).

Kejadiannya :

Saya mempunyai adik laki-laki, awalnya hubungan kami baik-baik saja.
Sampai suatu waktu adik saya berniat membeli motor secara kredit ribawi. Saya coba bantu carikan kredit yang bukan ribawi tetapi adik saya tidak sabaran akhirnya dibelinya sepeda motor dengan cara kredit riba.
Setiap waktu saya nasihati untuk bertaubat dari dosa riba jawabannya iya-iya.

Kemudian setahun terakhir ini ternyata adik saya berpacaran dengan seorang perempuan (janda cerai beranak 1) yang penampilannya jauh dari nilai-nilai Islam.
Tidak berjilbab, bermudah-mudahan dengan para lelaki di media sosial, joged-joged di video di media sosial dan lain-lain, na’udzubillah.

Saya pun tidak tinggal diam terus menasihati via whatsapp karena kami tidak tinggal sekota.

Saya mendapat kabar yang tidak baik dari mantan owner tempat adik saya bekerja tentang bagaimana mereka berdua berpacaran sudah melewati batas, na’udzubillah.

Adik saya pun mulai menjauh dari saya. Story whatsapp disembunyikan, tidak menjawab chat sampai kemudian adik saya membawa pacarnya ke rumah dan menginap.
Di rumah pacarnya ini tidak punya adab, adik saya pun ikut-ikutan (ngobrol di kamar sampai malam jam 11). Sampai akhirnya saya perdengarkan kajian tentang adab bertamu, esoknya pacarnya tersinggung dan minta segera pulang.

Dari situlah adik saya sangat memusuhi saya, tidak mau menegur. Jika ditanya baik-baik jawabnya kasar dengan nada tinggi, juga mulai melakukan tindakan-tindakan yang tidak pantas seperti melempar lap kotor ke kamar saya, menaruh cicak serta ulat bulu ke cucian saya, dan lain-lain.

Baca Juga:  Tiga Waktu Yang Penting Untuk Diperhatikan

Apakah sikap saya yang ikut mendiamkan ini salah Ustadz?
Karena hati saya sangat lemah dan sangat sedih dengan perlakuan adik saya ini, sementara orang tua kurang tegas dan membiarkan perbuatan anaknya yang demikian.
Mohon sarannya Ustadz,

Jazaakallaahu khayran wa baarakallaahu fiik.

(Disampaikan oleh Sahabat BiAS T08 G-61)


Jawaban :

وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ

بِسْـمِ اللّهِ

Alhamdulillāh
Alhamdulillah, wa laa haula wa laa quwwata illaa billaah, wash shalaatu was salaamu ‘alaa rasulillaah, Amma ba’du

Ayyuhal akhwat baarakallah fikunna.

Anda tidak termasuk dalam hadits di atas, insyaAllah.

Berusaha untuk rajin menuntut ilmu agama, banyak berdoa bersimpuh kepada Allah Ta’ala Yang Menguasai segala urusan para hambanya (doakan orang tuamu dan juga adikmu ‘semoga mendapat petunjuk dan taufiq-Nya).
Cari teman-teman yang bertaqwa, terus berbuat baik dan sabarlah, karena kesudahan yang baik hanya bagi orang-orang yang bertaqwa.

Semakin Shalih & Shalihah, maka Ujian Semakin Berat

Dari Mush’ab bin Sa’id -seorang tabi’in- dari ayahnya, ia berkata :

يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ النَّاسِ أَشَدُّ بَلاَءً

“Wahai Rasulullah, manusia manakah yang paling berat ujiannya?”
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab :

 الأَنْبِيَاءُ ثُمَّ الأَمْثَلُ فَالأَمْثَلُ فَيُبْتَلَى الرَّجُلُ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ فَإِنْ كَانَ دِينُهُ صُلْبًا اشْتَدَّ بَلاَؤُهُ وَإِنْ كَانَ فِى دِينِهِ رِقَّةٌ ابْتُلِىَ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ فَمَا يَبْرَحُ الْبَلاَءُ بِالْعَبْدِ حَتَّى يَتْرُكَهُ يَمْشِى عَلَى الأَرْضِ مَا عَلَيْهِ خَطِيئَةٌ 

“Para Nabi, kemudian yang semisalnya dan semisalnya lagi.
Seseorang akan diuji sesuai dengan kondisi agamanya. Apabila agamanya begitu kuat (kokoh), maka semakin berat pula ujiannya.
Apabila agamanya lemah, maka ia akan diuji sesuai dengan kualitas agamanya. Seorang hamba senantiasa akan mendapatkan cobaan hingga dia berjalan di muka bumi dalam keadaan bersih dari dosa.”
(HR. Tirmidzi no. 2398, Ibnu Majah no. 4024, Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wa At Tarhib no. 3402 mengatakan bahwa hadits ini shahih).

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan :

وَاِذَا عَظُمَت المِحْنَةُ كَانَ ذَلِكَ لِلْمُؤْمِنِ الصَّالِحِ سَبَبًا لِعُلُوِّ الدَرَجَةِ وَعَظِيْمِ الاَجْرِ

“Cobaan yang semakin berat akan senantiasa menimpa seorang mukmin yang sholih untuk meninggikan derajatnya dan agar ia semakin mendapatkan ganjaran yang besar.”
(Al Istiqomah, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, 2/260).

 

Wallahu a’lam,
Wabillahit taufiq.

Disusun oleh:
Ustadz Fadly Gugul حفظه الله
Selasa, 23 Muharram 1441 H / 24 September 2019



Ustadz Fadly Gugul حفظه الله
Beliau adalah Alumni STDI Imam Syafi’i Jember (ilmu hadits), Dewan konsultasi Bimbingan Islam

Untuk melihat artikel lengkap dari Ustadz Fadly Gugul حفظه الله تعالى klik disini

Ustadz Fadly Gugul, S.Ag

Beliau adalah Alumni S1 STDI Imam Syafi’I Jember Ilmu Hadits 2012 – 2016 | Bidang khusus Keilmuan yang pernah diikuti beliau adalah Takhosus Ilmi di PP Al-Furqon Gresik Jawa Timur | Beliau juga pernah mengikuti Pengabdian santri selama satu tahun di kantor utama ICBB Yogyakarta (sebagai guru praktek tingkat SMP & SMA) | Selain itu beliau juga aktif dalam Kegiatan Dakwah & Sosial Dakwah masyarakat (kajian kitab), Kajian tematik offline & Khotib Jum’at

Related Articles

Back to top button