Thiyarah: Salah Satu Bentuk Syirik Yang Mesti Dihindari

Apakah Boleh Hewan Dikaitkan Dengan Kabar Duka?
Para pembaca Bimbinganislam.com yang mencintai Allah ta’ala berikut kami sajikan tanya jawab, serta pembahasan tentang Thiyarah: Apakah hewan dapat membawa dan memprediksi kabar duka? Selamat membaca.
Pertanyaan :
بسم اللّه الرحمن الر حيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Afwan, ana ingin bertanya…
Sudah sebulan yangg lalu Ayah meninggal, beberapa Minggu sebelum Ayah meninggal, di kamar saya 2 kali kemasukan cicak, dan pernah cicaknya tiba-tiba mati di kamar saya tanpa saya tau kenapa sebabnya dan pernah juga capung masuk ke dalam rumah saya.
Apakah hewan tersebut memang membawakan kabar duka kepada manusia?
Wa’alaikumussalam warahmatullah wabarakatuh.
(Disampaikan oleh Fulanah, Member grup WA BiAS)
Jawaban :
وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْـمِ اللّهِ
Cicak atau hewan lainnya tidak sama sekali membawakan atau mengisyaratkan akan datangnya kabar duka maupun kabar gembira yang belum terjadi.
Thiyarah
Bahkan anggapan tersebut termasuk ke dalam Thiyarah yang dilarang, merasa sial dengan sesuatu. Apa itu Thiyarah? Adapun definisi Thiyarah yang ditorehkan oleh para Ulama di antaranya:
وهي التشاؤم بمرئي ، أو مسموع ، وقيل : التشاؤم بمعلوم مرئيّاً كان ، أو مسموعاً ، زماناً كان أو مكاناً ، وهذا أشمل ؛ فيشمل ما لا يُرى ، ولا يُسمع ؛ كالتطير بالزمان .
“Thiyarah adalah merasa sial dengan suatu hal yang dilihat atau yang didengar. Dikatakan pula (dalam definisi lain) merasa sial dengan sesuatu informasi baik yang bisa dilihat atau yang didengar, berupa waktu ataupun tempat. Definisi ini lebih lengkap karena mencakup segala hal yang dilihat, atau didengar seperti merasa sial dengan waktu tertentu.”
(Al-Qaulul Mufid ‘Alaa Kitabit Tauhid, 2/39)
Termasuk ke dalam hal ini apa yang ditanyakan oleh penanya yang merasa sial karena melihat cicak, atau hewan lainnya. Saat melihat cicak lantas berpikiran ini menjadi tanda akan munculnya kesialan.
Thiyarah ini merupakan sesuatu yang terlarang dalam agama Islam bahkan hal ini merupakan bagian dari kesyirikan. Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اَلطِّيَرَةُ شِرْكٌ، اَلطِّيَرَةُ شِرْكٌ، اَلطِّيَرَةُ شِرْكٌ، وَمَا مِنَّا إِلاَّ، وَلَكِنَّ اللهَ يُذْهِبُهُ بِالتَّوَكُّلِ
“Thiyarah itu syirik, thiyarah itu syirik, thiyarah itu syirik dan setiap orang pasti (pernah terlintas dalam hatinya sesuatu dari hal ini). Hanya saja Allah menghilangkannya dengan tawakkal kepada-Nya.”
(HR. Bukhari dalam Adabul Mufrad, 909)
Kenapa Thiyarah Termasuk Kategori Bentuk Kesyirikan?
Karena pelakunya menjadikan sesuatu sebagai sebab terjadinya musibah padahal tidak demikian hakikatnya. Imam Ibnu Utsaimin menyatakan:
أن كل من اعتمد على سبب لم يجعله الشارع سببا لا بوحيه ولا بقدره فإنه مشرك
“Setiap orang yang bersandar kepada sebab, padahal syariat tidak menjadikannya sebagai sebuah sebab, tidak dengan wahyu maupun qadari maka orang tadi telah berbuat syirik.”
(Al-Qaulul Mufid ‘Alaa Kitabit Tauhid, 2/93)
Maka hendaknya kita menjauhi cara berfikir yang tidak ilmiyyah sama sekali seperti ini dan menyerahkan semua urusan kita kepada Allah ta’ala. Bertawakkal kepada Allah dengan ketawakalan yang baik.
wallahu a’lam.
Dijawab dengan ringkas oleh :
Ustadz Abul Aswad Al Bayati حفظه الله
Rabu, 18 Rajab 1442 H/ 3 Maret 2021 M
Ustadz Abul Aswad Al-Bayati, BA.
Dewan konsultasi Bimbingan Islam (BIAS), alumni MEDIU, dai asal klaten
Untuk melihat artikel lengkap dari Ustadz Abul Aswad Al-Bayati حفظه الله klik disini