Takdir Allah Tentang Orang Yang Bunuh Diri

Takdir Allah Tentang Orang Yang Bunuh Diri
Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan tanya jawab, serta pembahasan tentang Takdir Allah Tentang Orang Yang Bunuh Diri. selamat membaca.
Pertanyaan:
Bismillah Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuuh, ijin menyampaikan pertanyaan teman ustad….berkaitan dengan materi
Al Qadha dan Al Qadr..apakah orang yang mati bunuh diri itu takdir Allah?.
Kalau takdir Allah kenapa dia masuk neraka sedangkan Allah telah menulis takdir orang tsb saat ruh ditiupkan ke janin,baik tentang rezeki, jodoh, dan ajalnya baik kapan dan dimana dia akan mati? Mohon pencerahannya ustad jazaakallahu khayran wa barokallahu fiikum
Ditanyakan oleh Santri Mahad Bimbingan Islam
Jawaban:
Waalaikumsalam warahmatullah wabarokatuh
Sebagaimana yang diyakini dari ajaran islam ahlussunnah waljamaah, bahwa setiap apa yang terjadi di alam ini kecuali terjadi atas takdir dan ketentuan Allah. Allah maha Mengetahui dengan setiap apa yang terjadi, sebelum, sedang dan apapun yang akan terjadi seluruhnya atas sepengetahuan dan kehendak Allah. Sebagaimana firman Allah ta`ala,”
Allâh Azza wa Jalla juga berfirman,
اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ وَمِنَ الْأَرْضِ مِثْلَهُنَّ يَتَنَزَّلُ الْأَمْرُ بَيْنَهُنَّ لِتَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ وَأَنَّ اللَّهَ قَدْ أَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ عِلْمًا
Allâh-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allâh berlaku pada semuanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allâh Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allâh, ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu.
[Ath-Thalaq/65:12]
Perlu dicatat sebelum jauh membicarakan masalah takdir yang terjadi, bahwa Allah adalah Tuhan Maha Adil terhadap segala hukumNya, Bijaksana dalam setiap keputusan dan Maha Mengetahui dengan kebaikan yang diperlukan oleh setiap mahlukNya.
Allah yang menciptakan setiap sesuatu, Allah yang berkuasa terhadap segala sesuatu. Apa yang Dia lakukan tidak sepantasnya dipahami dengan cara negatif karena Dia Maha Melakukan, Maha Adil dan Maha bijaksana. Firman Allah ta`ala,”
لَا يُسْأَلُ عَمَّا يَفْعَلُ وَهُمْ يُسْأَلُونَ
Artinya: “Dia tidak ditanya tentang apa yang Dia lakukan pada ciptaan, tetapi ciptaan diminta pertanggung jawaban atas apa yg di lakukannya.” (Al-Anbiyaa ‘, 23).
Maka Jelas ketika mahluk membuat penilaian dan menghakimi tindakan Allah, itu adalah pemberontakan terhadap Allah.
Al-Bukhaariyy meriwayatkan bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
إن أحدكم يجمع في بطن أمه أربعين يوما ثم علقة مثل ذلك ثم يكون مضغة مثل ذلك ثم يبعث الله ملكا فيؤمر بأربع برزقه وأجله وشقي أو سعيد فوالله إن أحدكم أو الرجل يعمل بعمل أهل النار حتى ما يكون بينه وبينها غير باع أو ذراع فيسبق عليه الكتاب فيعمل بعمل أهل الجنة فيدخلها وإن الرجل ليعمل بعمل أهل الجنة حتى ما يكون بينه وبينها غير ذراع أو ذراعين فيسبق عليه الكتاب فيعمل بعمل أهل النار فيدخلها
“Sesungguhnya Masing-masing kalian dikumpulkan penciptaannya di perut ibunya selama 40 hari sebagai segumpal mani, kemudian menjadi segumpal darah selama itu pula, kemudian menjadi segumpal daging selama itu pula, kemudian malaikat diutus padanya dan ia tiupkan ruh, dan ia diperintahkan perihal empat, untuk menulis rezekinya, ajalnya, amalnya, dan sengsara ataukah bahagia (1). Demi Dzat yang tiada sesembahan yang hak selain Dia , sungguh salah seorang diantara kalian ada yang tercatat mengamalkan amalan penghuni surga, sehingga tidak ada jarak antara dia dan surga melainkan hanya sehasta lantas takdir mendahuluinya sehingga ia mengamalkan amalan penghuni neraka, dan ia pun memasukinya. Dan sungguh diantara kalian ada yang melakukan amalan penghuni neraka hingga tak ada jarak antara dirinya dan neraka melainkan hanya sehasta, lantas takdir mendahuluinya dan ia pun mengamalkan amalan penghuni surga sehingga ia memasukinya.” (Bukhari 3208 dan Muslim 2643)
Sehingga apapun yang dilakukan oleh Allah pasti ada kebaikan, keadilan, kebijaksanaan dan kasih sayang kepada seluruhnya, walaupun ada sebagian manusia karena kelemaham iman dan ilmunya merasa tidak menerima dengan penjelasan di atas.
Dengan sikap seperti ini akan mudah untuk bisa memahami pembicaraan masalah takdir Allah. Semua milik Allah, apapun terserah Allah dan tidak boleh mengatakan tidak adil atas segala keputusanNya.
Termasuk di dalam masalah takdir ini, apa yang terjadi pada diri seorang yang meninggal karena bunuh diri. Semua adalah atas kehendak Allah, namun dibaliknya ada kehendak manusia yang Allah letakkan balasan dengan apa yang telah dilakukan dari kemaksiatan.
Takdir Allah tiada seorangpun yang mengetahuinya dan tidak bisa menghukumi ini takdir Allah dan bukan takdirnya, hanya Dia yang mengetahui segala keputusan yang telah ditetapkan atas seluruh makhlukNya.
Karena takdir adalah masalah yang ghaib, maka tugas kita bukan memikirkan takdir tersebut, namun memikirkan sikap kita dengan apa yang telah di perintahkan oleh Allah, karena Allah telah memberikan keinginan dan pilihan bagi hamba untuk melakukan. Dari kehendak tersebut Allah menjadikan dosa dan pahala, surga bagi para hamba yang mentaatiNya atau neraka bagi yang menentangNya.
Firman Allah:
فَلَمَّا زَاغُوا أَزَاغَ اللَّهُ قُلُوبَهُمْ ۚ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ
“Maka tatkala mereka berpaling (dari kebenaran), Allah memalingkan hati mereka dan Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang fasik.” [QS. Ash-Shaff/61 : 5]
فَبِمَا نَقْضِهِمْ مِيثَاقَهُمْ لَعَنَّاهُمْ وَجَعَلْنَا قُلُوبَهُمْ قَاسِيَةً ۖ يُحَرِّفُونَ الْكَلِمَ عَنْ مَوَاضِعِهِ ۙ وَنَسُوا حَظًّا مِمَّا ذُكِّرُوا بِهِ
“(Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, Kami kutuk mereka dan Kami jadikan hati mereka keras membantu, mereka suka merubah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diberi peringatan dengannya” [QS. Al-Maidah/5 : 13]
Dan firman Allah.
مِنْكُمْ مَنْ يُرِيدُ الدُّنْيَا وَمِنْكُمْ مَنْ يُرِيدُ الْآخِرَةَ
“Sebagian dari kamu ada orang yang menghendaki dunia dan sebagian dari kamu ada orang yang menghendaki akhirat”
[QS. Ali-Imran/3 : 152]
Dan firman Allah.
وَمَنْ أَرَادَ الْآخِرَةَ وَسَعَىٰ لَهَا سَعْيَهَا وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُولَٰئِكَ كَانَ سَعْيُهُمْ مَشْكُورًا
“Barangsiapa menghendaki akhirat dan menempuh jalan kepadanya dan dia beriman, maka semua perbuatannya disyukuri (diterima)”. [QS. Al-Isra’/17 : 19]
Inilah yang perlu diperhatikan oleh manusia, bahwa manusia punya pilihan dan kehendak untuk memilih yang baik atau buruk untuk dirinya. Setelah pilihan tersebut, maka semuanya diserahkan kepada kehendak Allah karena Dia yang telah menciptakan makhlukNya, bukun urusan kita untuk menebak apa yang telah Allah menjadi takdirNya, tapi urusan kita untuk mengoptimalkan seluruh kemauan dan kehendak kita yang dimiliki untuk menjalankan ketaatan.
Dalam kehidupan manusia, banyak bukti yang menyatakan bahwa manusia bisa berkehendak terhadap dirinya sendiri,semisal kehendak untuk makan, bekerja, shalat atau bermaksiat. Inilah yang harus kita pikirkan dan kita lakukan, dengan tetap berbaik sangka bahwa Allah akan menakdirkan diri kita bagian dari hamba yang masuk surga, bukan malah menceburkan diri terhadap perbuatan buruk dengan beralaskan takdir Allah.
Bila tidak berhati-hati, maka itulah bentuk takdir Allah untuk memasukkan seorang hamba kedalam nerakaNya. Sekali lagi, ini adalah hak Allah, yang telah menciptakan dan memiliki dengan segala ciptaanNya, untuk melakukan apa yang dikehendakiNya.
Dan selalu berdoa, semoga Allah masukkan kita semua dari bagian hamba yang Dia tentukan untuk masuk ke dalam surgaNya dan diselamatkan dari siksa nerakaNya.
Wallahu a`lam.
Dijawab dengan ringkas oleh:
Ustadz Mu’tashim, Lc. MA. حفظه الله
Jum’at, 9 Ramadhan 1444H / 31 Maret 2023 M
Ustadz Mu’tashim Lc., M.A.
Dewan konsultasi BimbinganIslam (BIAS), alumus Universitas Islam Madinah kuliah Syariah dan MEDIU
Untuk melihat artikel lengkap dari Ustadz Mu’tashim Lc., M.A. حفظه الله klik di