AqidahManhaj

Syahadat, Harus di depan Waliyul Amr?

Pendaftaran Mahad Bimbingan Islam

Syahadat, Harus di depan Waliyul Amr?

Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan: Syahadat, Harus di depan Waliyul Amr? Selamat membaca.


Pertanyaan:

Dalam rukun Islam poin 1 yaitu syahadat, pernah dengar bahwa kita harus bersyahadat pada pimpinan/ulil amri jika tidak maka batal keislaman kita. Jika tidak mengucap syahadat di hadapan ulil amri, bagaimana pernyataan syahadat yang benar, kepada siapakah dan kapan waktu? Cukupkah diucapkan saat tahiyat dlm shalat? Syukran

(Ditanyakan oleh Santri Kuliah Islam Online Mahad BIAS)


Jawaban:

الحمد لله و الصلاة و السلام على رسول الله , وبعد :

Bismillahirrahmanirrahiim

Semoga Anda dan kita semua senantiasa diberikan lindungan Allah, hidayah dan kebahagiaan di dalam kehidupan dunia dan akhirat.

Syahadat yang dilakukan seseorang untuk menyatakan keislamanya tidak harus dilakukan di depan ulil amri atau lembaga tertentu.

Di antara alasannya adalah sebagaimana berikut:

  1. Keumuman tentang keutamaan dan syarat bersyahadat bagi seorang muslim. Tanpa menyebutkan syarat kesaksian di depan waliyul amri dalam melakukannya
  2. Hadist-hadist yang terkait dengan diakuinya keisalaman sebagian orang pada zaman nabi, di mana dilakukan proses syahadat tidak di hadapan Nabi sallahu alaihi wasallam. Tanpa ada pengingkaran Nabi kepada mereka. Misalnya dalam hadist Usamah bin Zaid, yang menyebutkan marahnya Rasulullah ketika Usamah telah membunuh orang yang telah bersyahadat, karena berkeyakinan bahwa syahadatnya dusta dan terpaksa. (Shahih Bukhari no hadist 6872, juz 9 hal 4)
  3. Hadist raja Najasyi, di mana Rasulullah melakukan sholat ghaib ketika Raja Najasyi tersebut meninggal. Padahal raja Najasyi bersyahadat tidak di hadapan Rasulullah. (Shahih Bukhari hadist no 3878, Juz 9 hal 473)
Baca Juga:  Salah Paham Karena Baca Buku Terjemah Sendirian, Apakah Dosa?

Sehingga, bila seseorang mau masuk masuk Islam dari kekufuran atau dosa yang di pernah dilakukan, hendaknya ia mengucapkan dua kalimat syahadat, dibarengi dengan taubat nashuha dan pemahaman dengan kalimat tersebut, baik dilakukan sendiri atau dilakukan di depan umum.

Namun begitu, bila didapatkan maslahat dengan kesaksian Islamnya seseorang, supaya dilakukan di depan waliul amri atau di depan lembaga tertentu, maka hal itu di bisa dilakukan, walaupun ia bukan termasuk syarat sahnya seseorang dalam bersyahadat. Wallahu a`lam.

Dijawab dengan ringkas oleh:
Ustadz Mu’tashim, Lc. MA. حفظه الله
Rabu, 3 Jumadil Awwal 1443 H/ 8 Desember 2021 M


Ustadz Mu’tashim Lc., M.A.
Dewan konsultasi BimbinganIslam (BIAS), alumus Universitas Islam Madinah kuliah Syariah dan MEDIU
Untuk melihat artikel lengkap dari Ustadz Mu’tashim Lc., M.A. حفظه الله klik disini

Ustadz Mu’tasim, Lc. MA.

Beliau adalah Alumni S1 Universitas Islam Madinah Syariah 2000 – 2005, S2 MEDIU Syariah 2010 – 2012 | Bidang khusus Keilmuan yang pernah diikuti beliau adalah Syu’bah Takmili (LIPIA), Syu’bah Lughoh (Universitas Islam Madinah) | Selain itu beliau juga aktif dalam Kegiatan Dakwah & Sosial Taklim di beberapa Lembaga dan Masjid

Related Articles

Back to top button