AqidahManhaj

Sikap Muslim Terhadap Pemerintah/Pemimpin

Pendaftaran Mahad Bimbingan Islam

Sikap Muslim Terhadap Pemerintah/Pemimpin

Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan sikap muslim terhadap pemerintah/pemimpin. Selamat membaca.


Pertanyaan:

Apa sikap terbaik bagi masyarakat muslim terhadap pemimpin atau pemerintah yang membuat kebijakan yang merugikan masyarakat?

Apa hukum mengikuti kebiasaan masyarakat di tempat tinggal untuk melakukan demo kepada pemerintah/pemimpin?

(Ditanyakan oleh Santri Kuliah Islam Online Mahad BIAS)


Jawaban:

Semoga Allah selalu menjaga niat dan lisan kita dari apa yang diharamkan oleh Allah ta`ala.

Sebagaimana kemungkaran yang dilakukan oleh saudara kita seorang muslim atau kemungkaran yang terjadi di depan kita, maka menjadi kewajiban kita untuk mengingatkan kepada pemerintah kita yang telah dianggap melakukan kezaliman kepada rakyatnya, hendaknya dilakukan dengan cara yang baik dan bijak.

Tetap bersabar dari kezaliman, tidak melakukan apa yang dilarang untuk dilakukan, sehingga menjatuhkan kewibawaan mereka sehingga tidak dipatuhi lagi atau memunculkan kekacauan yang tidak diinginkan.

Sebagaimana sabda Rasulullah sallahu alaihi wasallam untuk saling menasihati,”

«الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ» قلنا: لمن؟ قال: «لله, ولكتابه, ولرسوله, لأئمة المسلمين وعامتهم»

“Agama itu nasihat”. Kami pun bertanya, “Hak siapa (nasihat itu)?”. Beliau menjawab, “Nasihat itu adalah hak Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, pemerintah kaum muslimin dan rakyatnya (kaum muslimin)”. (HR Muslim : 55)

Syaikh Abdurrahman bin Nashir Al-Barak saat menjelaskan makna hadis ini beliau berkata; “Mendoakan penguasa dengan kebaikan adalah merupakan konsekuensi nasihat kepada mereka. Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengatakan; Agama adalah nasihat. Kami bertanya; Kepada siapa wahai Nabi?

Beliau berkata; Kepada Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, Penguasa kaum muslimin dan kaum muslimin seluruhnya. Nasihat itu engkau mendoakan mereka dengan kebaikan, ya Allah perbaikilah penguasa, perbaikilah tangan kanan mereka, tunjukilah mereka jalan yang lurus. Doakan mereka barangkali Allah akan memperbaiki mereka.

Akan tetapi manusia kebanyakannya tidak menempuh cara ini, para ahli ilmu, pemilik keimanan dan kebaikan yang bersih dari hawa nafsu dan ambisi dunia mereka menginginkan kebaikan bagi saudara mereka kaum muslimin terutama penguasanya.” (Syarah Aqidah Thahawiyah : 270).

Baca Juga:  Pemimpin Zalim Harus Dibuka Aibnya. Benarkah Pernyataan Itu?

Perhatikan cara yang bijak dan baik dalam memberikan masukan/nasihat, sebagaimana sabda Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam

مَنْ أَرَادَ أَنْ يَنْصَحَ لِذِيْ سُلْطَانٍ فَلاَ يُبْدِهِ عَلاِنِيَةً وَلَكِنْ لِيَأْخُذْ بِيَدِهِ فَيَخْلُوْ بِهِ فَإِنْ قَبِلَ مِنْهُ فَذَاكَ وَإِلاَّ كَانَ قَدْ أَدَّى الَّذِيْ عَلَيْهِ

“Barang siapa ingin menasihati seorang penguasa, maka jangan ia tampakkan terang-terangan! Akan tetapi hendaknya ia mengambil tangan penguasa tersebut dan menyendiri dengannya. Jika dengan itu ia menerima (nasihat) darinya, maka itulah yang diharapkan. Dan jika tidak menerima, maka ia (yang menasihati) telah melaksanakan apa yang menjadi kewajibannya.”

(HR. Ahmad, Ibnu Abu ‘Ashim dan yang lain, disahihkan oleh Al-Imam Al-Albani dalam Zhilalul Jannah, no. 1096-1098).

Bila hal di atas dilakukan, dengan kesabaran, terus mendoakan dan memberikan nasihat dengan bijak dan baik, maka tidak sepatutnya kita melakukan demonstrasi untuk memberikan masukan. Di samping diragukannya sistem demo dalam mengemukakan pendapat di depan penguasa banyak madharat yang didapatkan di lapangan.

Sehingga demonstrasi hendaknya tidak dilakukan, walaupun sistem pemerintahan kita membolehkan. Bila benar kita ingin mengacu kepada hukum Islam dan apa yang telah dilakukan oleh orang orang pendahulu kita dari para salaful ummah.

Wallahu a`lam.

Untuk lebih jelasnya silakan bisa dibaca beberapa referensi berikut ini:

1. Mendoakan Keburukan Bagi Penguasa Dzalim

2. “REVISI” Mahasiswa Diwajibkan Demo ?

3. Demokrasi Thoghut?

4. Antara Demokrasi Dan Syuro

Dijawab dengan ringkas oleh:
Ustadz Mu’tashim, Lc. MA. حفظه الله
Senin, 14 Dzulqo’dah 1443 H/ 13 Juni 2022 M


Ustadz Mu’tashim Lc., M.A.
Dewan konsultasi BimbinganIslam (BIAS), alumus Universitas Islam Madinah kuliah Syariah dan MEDIU
Untuk melihat artikel lengkap dari Ustadz Mu’tashim Lc., M.A. حفظه الله klik di sini

Akademi Shalihah Menjadi Sebaik-baik Perhiasan Dunia Ads

Ustadz Mu’tasim, Lc. MA.

Beliau adalah Alumni S1 Universitas Islam Madinah Syariah 2000 – 2005, S2 MEDIU Syariah 2010 – 2012 | Bidang khusus Keilmuan yang pernah diikuti beliau adalah Syu’bah Takmili (LIPIA), Syu’bah Lughoh (Universitas Islam Madinah) | Selain itu beliau juga aktif dalam Kegiatan Dakwah & Sosial Taklim di beberapa Lembaga dan Masjid

Related Articles

Back to top button