ArtikelUmum

Sepenggal Kisah Dari Kaum Luth

Pendaftaran Grup WA Madeenah

Sahabat bimbingan islam yang dimuliakan Allah, akhir-akhir ini kita telah mendengar sebuah singkatan yang cukup ramai dibicarakan. Singkatan tersebut berbunyi ‘LGBT’. Kepanjangan dari singkatan ini adalah Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender

APA ARTI DARI KEEMPAT ISTILAH TERSEBUT?

Arti dari keempat istilah tersebut adalah sebagai berikut:

Lesbian adalah sebuah istilah bagi para wanita yang mengarahkan hasrat seksualnya kepada sesama wanita. Jadi hasrat seksual mereka bukan dengan laki-laki! Tapi dengan sesama wanita. (id.wikipedia.org/wiki/Portal:LGBT/Lesbian)

Gay adalah sebuah istilah bagi seorang laki-laki yang mengarahkan hasrat seksualnya kepada sesama laki-laki. Bagi gay, laki-laki yang tampan lebih menarik dari pada wanita yang cantik. (id.wikipedia.org/wiki/Gay)

Biseksual adalah sebuah istilah bagi seseorang yang berhasrat dengan laki-laki dan perempuan sekaligus. Jadi, seakan-akan Biseksual ini adalah gabungan dari sifat Lesbian dan Gay. (id.wikipedia.org/wiki/Biseksualitas)

Transgender adalah sebuah istilah bagi seseorang yang memiliki sifat atau ekspresi yang berlainan dengan jenis kelamin saat ia terlahir. Misalkan, ia dilahirkan sebagai seorang laki-laki, tapi ia tumbuh dewasa dengan memiliki sifat perempuan, suka berdandan seperti wanita, dan semisalnya. (id.wikipedia.org/wiki/Transgender)

Nah, itulah pengertian dari Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender. Semoga sahabat bimbingan islam sudah faham dengan istilah LGBT tersebut. Dan semoga kita semua dijaga Allah dari tabiat-tabiat yang menyelisihi syariat Allah dan Rasul-Nya. 

Potret LGBT Pada Umat Nabi Luth alaihissalam

Nah sahabat semua, istilah-istilah tadi tentu mengingatkan kita dengan umat Nabi Luth alaihissalam. Umat Nabi Luth alaihissalam adalah umat yang berhasrat dengan sesama jenis. Laki-laki suka dengan laki-laki. Atau sering disebut homoseksual atau liwath atau sodomi. 

Mari kita lihat kisah kaum Nabi Luth alaihissalam dengan memperhatikan kisah para malaikat yang diutus untuk menghancurkan kota tersebut. 

Allah ta’ala berfirman:

وَلَمَّا جَاءَتْ رُسُلُنَا لُوطًا سِيءَ بِهِمْ وَضَاقَ بِهِمْ ذَرْعًا وَقَالَ هَذَا يَوْمٌ عَصِيبٌ

“Dan tatkala datang utusan-utusan Kami (para malaikat) itu kepada Luth, dia merasa susah dan merasa sempit dadanya karena kedatangan mereka, dan dia berkata: “Ini adalah hari yang amat sulit”. (QS. Hud:77)

Menurut Ibnu Katsir rahimahullah, ketika itu, para malaikat menjelma menjadi wujud para laki-laki yang berparas sangat tampan. Nabi Luth alaihissalam tahu bahwa kaumnya suka dengan sesama laki-laki, terlebih lagi laki-laki yang berparas tampan. Oleh karena itulah beliau mengatakan “Ini adalah hari yang amat sulit”.

Kenapa beliau mengatakan “Ini adalah hari yang amat sulit”? jawabannya karena beliau tahu bahwa kaumnya pasti akan mendatangi beliau meminta agar tamu-tamu tersebut diserahkan kepada mereka. Beliau pun juga tahu bahwa beliau akan susah menolak permintaan kaumnya tersebut, terlebih lagi apabila yang mendatangi rumah beliau banyak orang. Apalagi dulu beliau sudah pernah dilarang kaumnya untuk menerima tamu laki-laki. 

Ternyata apa yang dikhawatirkan oleh Nabi Luth alaihissalam tersebut akhirnya benar-benar terjadi. 

وَجَاءَهُ قَوْمُهُ يُهْرَعُونَ إِلَيْهِ

“Dan akhirnya kaumnya mendatanginya dengan bergegas”(QS. Hud:78)

Menurut sebagian ahli tafsir, para malaikat datang ke kota tersebut hingga sampai di sebuah sungai pada tengah hari. Ketika itu anak wanita Nabi Luth alaihissalam sedang di sana mengambil air untuk keluarganya. 

Para malaikat yang telah menjelma itu pun bertanya: “Wahai anak wanita, apakah ada rumah yang bisa disinggahi?”

Ia pun mengatakan kepada para malaikat tersebut: “Kalian tetap di sini dulu, sampai saya datang kepada kalian!”

Anak Nabi Luth alaihissalam khawatir dengan nasib mereka apabila diketahui kaumnya. Maka ia pun mendatangi ayahnya, Nabi Luth alaihissalam. Ia berkata:

“Wahai ayahku, temuilah beberapa pemuda yang berada di pintu masuk kota. Aku belum pernah melihat ada laki-laki setampan mereka. Jangan sampai kaum Anda yang menjamu mereka sehingga kaum Anda akan berbuat kekejian dengan mereka”. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir 4/336-337)

Walaupun Nabi Luth alaihissalam pernah mendapatkan larangan dari kaumnya agar tidak menerima tamu laki-laki, tapi kali ini beliau tetap ingin menerima para malaikat yang telah menjelma tadi sebagai tamunya. 

Maka Nabi Luth alaihissalam pun menjemput mereka dan membawa mereka ke dalam rumahnya. Tidak ada seorang pun yang mengetahui tentang tamu-tamu ini kecuali keluarga beliau saja. 

Tapi ternyata Istri beliau sendirilah yang membocorkan rahasia tersebut kepada kaumnya. Istri Nabi Luth alaihissalam keluar untuk menemui kaumnya dengan mengatakan: 

“Sesungguhnya di rumah Luth ada beberapa laki-laki, aku belum pernah melihat ada wajah-wajah setampan mereka” (Lihat Tafsir Ibnu Katsir 4/337)

Dalam sebagian riwayat ia mengatakan: “Luth memiliki beberapa tamu laki-laki. Aku belum pernah melihat wajah yang setampan mereka. Aku juga belum pernah membaui orang yang sewangi mereka”. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir 4/339)

Maka akhirnya, kaumnya pun mendatangi Nabi Luth alaihissalam dengan bergegas dan bersegera karena hati mereka sangat riang gembira. 

Ketika didatangi oleh kaumnya yang meminta agar para tamu diserahkan kepada mereka, Nabi Luth alaihissalam mengatakan:

يَاقَوْمِ هَؤُلَاءِ بَنَاتِي هُنَّ أَطْهَرُ لَكُمْ فَاتَّقُوا اللَّهَ وَلَا تُخْزُونِ فِي ضَيْفِي أَلَيْسَ مِنْكُمْ رَجُلٌ رَشِيدٌ

“Hai kaumku, inilah puteri-puteriku, mereka lebih suci bagi kalian, maka bertakwalah kepada Allah dan janganlah kalian mencemarkan (nama)ku terhadap tamuku ini. Tidak adakah di antara kalian seorang yang berakal?” (QS. Hud:78)

Dalam ayat yang lain, Nabi Luth alaihissalam mengatakan:

قَالَ هَؤُلَاءِ بَنَاتِي إِنْ كُنْتُمْ فَاعِلِينَ

Luth berkata: “Inilah puteri-puteriku (kawinlah dengan mereka), jika kamu hendak berbuat (yang halal).” (QS. Al-Hijr:71)

Tapi apa yang dikatakan oleh kaumnya Nabi Luth alaihissalam:

قَالُوا لَقَدْ عَلِمْتَ مَا لَنَا فِي بَنَاتِكَ مِنْ حَقٍّ وَإِنَّكَ لَتَعْلَمُ مَا نُرِيدُ

Mereka menjawab: “Sesungguhnya kamu telah tahu bahwa kami tidak mempunyai keinginan terhadap puteri-puterimu; dan sesungguhnya kamu tentu mengetahui apa yang sebenarnya kami kehendaki.” (QS. Hud:79)

Maksud perkataan mereka adalah “Anda pasti sudah tahu bahwa kami tidak memiliki keinginan untuk berhubungan badan dengan para wanita lagi, yang kami inginkan adalah melakukan hal itu dengan para laki-laki. Jadi Anda tidak perlu mengulang-ulang untuk menawarkan putri-putri Anda kepada kami lagi!”

Allahu Akbar!

Mengerikan sekali ucapan mereka ini!

Setelah mengucapkan ucapan yang sangat mengerikan ini, mereka lalu memaksa masuk ke rumah. Hal ini pun memicu Jibril alaihissalam untuk menggampar mereka dengan ujung sayapnya sehingga mereka pun menjadi buta. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir QS. Al-Qomar:37)

Ketika keadaan sudah seperti itu, para tamu pun mengabarkan dan menenangkan Nabi Luth alaihissalam dengan mengatakan:

قَالُوا يَالُوطُ إِنَّا رُسُلُ رَبِّكَ لَنْ يَصِلُوا إِلَيْكَ فَأَسْرِ بِأَهْلِكَ بِقِطْعٍ مِنَ اللَّيْلِ وَلَا يَلْتَفِتْ مِنْكُمْ أَحَدٌ إِلَّا امْرَأَتَكَ إِنَّهُ مُصِيبُهَا مَا أَصَابَهُمْ إِنَّ مَوْعِدَهُمُ الصُّبْحُ أَلَيْسَ الصُّبْحُ بِقَرِيبٍ

Para utusan (malaikat) berkata: “Hai Luth, sesungguhnya kami adalah utusan-utusan Tuhanmu, sekali-kali mereka tidak akan dapat mengganggu kamu, sebab itu pergilah dengan membawa keluarga dan pengikut-pengikut kamu di akhir malam dan janganlah ada seorang pun di antara kamu yang menoleh kebelakang, kecuali isterimu. Sesungguhnya dia juga akan ditimpa azab yang menimpa mereka. Sesungguhnya saat terjadinya azab kepada mereka ialah di waktu subuh. Bukankah subuh itu sudah dekat?!” (QS. Hud:81)

Maka Nabi Luth alaihissalam pun mengikuti arahan para malaikat yang tadi menjadi tamunya, beliau keluar di akhir malam bersama keluarganya. Beliau berjalan di belakang mereka, sebagaimana yang disebutkan dalam QS. Al-Hijr:65. Mereka meninggalkan kota yang dihuni oleh kurang lebih 4 jt penduduk yang melakukan perbuatan keji tersebut. Ada yang mengatakan daerah tersebut terdiri dari tiga kota, ada juga yang mengatakan jumlah kotanya ada lima. Termasuk sodom. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir 4/341)

Semua keluarga beliau melaksanakan pesan para malaikat tadi, “tidak boleh menoleh kebelakang”. Tapi karena kota mereka diangkat hingga langit, hingga lolongan anjing dan kokokan ayam terdengar oleh malaikat langit, lalu kota-kota tersebut dijungkir balikkan ke bawah, hingga berbagai benda berjatuhan lalu kota tersebut benar-benar dijatuhkan, dan diikuti batu-batu, maka keluarlah dentuman yang sangat keras. 

Ketika terdengar suara yang mengerikan tersebut, istri Nabi Luth alaihissalam yang tadi memberikan kabar tentang tamu Nabi Luth alaihissalam kepada kaumnya, akhirnya menoleh kebelakang juga, seraya mengatakan,

“Alangkah kasihannya kaum ku!”

Maka datanglah batu dari langit yang menimpanya sehingga ia pun mati karenanya. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir 4/339)

Inilah sepenggal kisah tentang kaum LGBT, terlebih khusus para laki-laki yang suka dengan laki-laki. 

HIMAH DARI KISAH INI
ORANG YANG MELAKUKAN HUBUNGAN BADAN DENGAN SESAMA LAKI-LAKI AKALNYA TELAH TERBALIK

Orang yang melakukan hubungan badan dengan sesama laki-laki, sungguh ia telah terbalik akalnya. Fitrah atau naluri lurus mereka telah berbelok. Mereka telah melakukan perbuatan yang hina seperti binatang. Bahkan mereka lebih hina dari binantang, karena dari kalangan binatang ternak tidak ada yang melakukan perbuatan ini. Na’udzubillah min dzalik. 

Tidak ada kambing jantan yang berhubungan badan dengan kambing jantan!

Tidak ada sapi jantan yang berhubungan badan dengan sapi jantan!

Tidak ada keledai jantan yang berhubungan badan dengan keledai jantan!

Bahkan tidak ada anjing jantang berhubungan badan dengan anjing jantan!

Atas dasar inilah mereka dihukum dengan dijungkirbalikkannya kota mereka. Sebagai balasan atas terbaliknya akal sehat mereka. 

(Lihat al-badr.net/detail/zvTscRVAIh)

DOSA ORANG YANG BERHUBUNGAN BADAN DENGAN SESAMA LAKI-LAKI SANGAT BESAR

Kita telah membaca dan menyimak kisah tentang kaum Nabi Luth alaihissalam yang suka dengan sesama laki-laki. Kita juga sudah membaca bagaimana akhir kisah mereka. 

Mereka dibutakan sebelum diadzab oleh Allah subhanahu wata’ala. Hingga akhirnya kota mereka diangkat kelangit lalu dijungkirbalikkan. Tidak berhenti sampai disitu, mereka juga dilempari dengan batu (sijjil) yang sudah tertulis nama mereka pada batu tersebut. 

Ini semua menunjukan bahwa perbuatan ini sangat berat dosanya. Atas dasar inilah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَنْ وَجَدْتُمُوهُ يَعَمَلُ عَمَلَ قَوْمِ لُوطٍ، فَاقْتُلُوا الْفَاعِلَ وَالْمَفْعُولَ بِهِ

“Siapa yang kalian temukan melakukan perbuatan sebagaimana perbuatan kaum luth (homoseksual/liwath) maka bunuhlah pelakunya dan obyeknya!” (HR. Abu Dawud no. 4462, Ibnu Majah no. 2561 dan At-Tirmidzi no. 1456)

Salah satu pendapat Imam Asy-Syafi’i dan ulama lainnya rahimahumullah mengatakan bahwa orang yang melakukan liwath atau homoseksual atau melakukan hubungan badan dengan sesama laki-laki maka hukumannya adalah dibunuh. Baik ia masih bujang maupun sudah menikah. 

Adapun Imam Abu Hanifah rahimahullah berpendapat bahwa orang yang melakukan perbuatan ini dijatuhkan dari tempat yang paling tinggi di kota tersebut kemudian dilempar dengan batu, sebagaimana yang Allah lakukan dengan kaum Nabi Luth alaihissalam. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir 4/342)

Sekali lagi, ini semua menunjukkan bahwa perbuatan ini sangat dimurkai Allah subhanahu wata’ala dan merupakan pelanggaran yang sangat berat.  Wallahu a’lam 

MENJADI ISTRI ORANG SHALIH TIDAK MENJAMIN KESHALIHAHANNYA

Dari kisah ini kita juga mengambil pelajaran bahwa suami yang shalih bukan menjadi penentu istri shalihah. Nabi Luth alaihissalam memiliki istri, namun istri beliau malah lebih mendukung kaumnya. 

Ketika Nabi Luth alaihissalam kedatangan tamu-tamu yang berparas tampan dan berbau wangi. Harusnya ia menyembunyikan informasi ini dari kaumnya yang sangat bersyahwat dengan laki-laki. Tapi yang terjadi, malah ia membuka rahasia ini kepada kaumnya, sehingga terjadilah saling dorong di rumah Nabi Luth alaihissalam, dikarenakan kaumnya memaksa untuk mendapatkan tamu beliau. 

Ini menunjukan bahwa bisa jadi ada suami yang shalih tapi memiliki istri yang tidak shalihah. Semuanya kembali kepada pribadi masing-masing. Masing-masing juga bertanggung jawab atas perbuatannya sendiri-sendiri. 

Yang wajib bagi pasangan adalah menyampaikan yang benar dengan hikmah semaksimal yang ia mampui, dengan menggunakan metode dakwah yang telah Allah bimbingkan. Adapun hasilnya maka itu dikembalikan kepada Allah. 

OBAT PENYAKIT HOMOSEKSUAL ATAU LIWATH

Bagi saudara-saudaraku yang ku cintai. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah menyatakan bahwa setiap penyakit ada obatnya. Orang yang berilmu akan tahu dan orang yang bodoh akan luput. 

Imam Ibnul Qoyyim menyebutkan bahwa obat penyakit ini terbagi menjadi dua bagian:

  1. Obat sebelum terserang penyakit ini
  2. Obat setelah terserang penyakit ini

Kata Ibnul Qoyyim rahimahullah keduanya ini mudah bagi orang-orang yang Allah mudahkan. Dan akan sulit bagi orang-orang yang tidak mendapatkan pertolongan dari-Nya. Karena semua perkara dan urusan berada di tangan-Nya. (Lihat Jawabul Kafi 1/178)

Dari perkataan beliau ini, kita mengetahui, bahwa orang yang sudah terjangkiti penyakit berbahaya ini, obatnya adalah dengan:

  1. Keinginan kuat untuk sembuh
  2. Memperbanyak doa dan rengekan kepada-Nya. Karena manusia lemah dihadapan syahwatnya apabila tanpa pertolongan dari sang Penciptanya. 
  3. Menjauhi komunitas yang buruk
  4. Memutus kontak dengan teman-teman yang dapat mempengaruhinya. Hilangkan semua baik kontak-kontak yang ada di Internet, HP dll
  5. Memperbanyak teman dari kalangan orang-orang yang shalih

Dengan ini semua, diharapkan seseorang dapat sembuh dari penyakit ini. Dan tentu dibutuhkan kesabaran untuk menahan perihnya mengalahkan syahwat. Wallahu a’lam. 

Adapun obat sebelum seseorang terserang penyakit ini adalah:

Menundukkan pandangan

Kenapa? Karena pandangan mata adalah panah-panah iblis laknatullah alaihi. Pandangan mata juga akan menjadi jalan setan untuk masuk ke dalam hati seseorang.

Meningkatkan rasa takut (khauf) dan cinta (mahabbah) kepada Allah subhanahu wata’ala

Kenapa? Karena seseorang tidak akan meninggalkan sesuatu yang dicintainya kecuali dengan sesuatu yang lebih dicintainya. Apabila seseorang telah menjadikan Allah sebagai Dzat yang paling ia cintai, maka ia tidak akan mungkin meninggalkannya cinta tersebut kepada perkara yang kurang dicintai apalagi dibenci oleh Dzat yang paling ia cintai. 

Tidak lupa juga dengan memperbanyak doa-doa perlindungan. Karena orang yang tidak meminta pertolongan kepada Allah, dia adalah orang yang paling lemah. 

Wallahu a’lam.
Semoga bermanfaat. 

Referensi:

  1. Tafsir Ibnu Katsir
  2. Jawabul Kafi
  3. al-badr.net 
  4. Syaikh Shalih Al-Fauzan (youtube.com/watch?v=UPR48Mt-OnQ)

Related Articles

Back to top button