ArtikelIbadah

Ramadhan Bulan Al-Qur’an

Pendaftaran Grup WA Madeenah

Ramadhan Bulan Al-Qur’an

Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan tanya jawab, serta pembahasan tentang ramadhan bulan Al-Qur’an.

Selamat membaca.

 


Alhamdulillah, demikianlah lisan kita memuji Allah yang telah memudahkan kita berjumpa dengan bulan yang mulia dan penuh barokah. Tak terasa bulan puasa (shiyaam) sedang kita jalani dengan ketaatan kepada Allah. Bulan Ramadhan juga bulan diturunkannya Al-Qur’an sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah:

شَهْرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلْقُرْءَانُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَٰتٍ مِّنَ ٱلْهُدَىٰ وَٱلْفُرْقَانِ ۚ فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ ٱلشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ

“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang didalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dan yang bathil). karena itu, Barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu.”
(QS. Al-Baqarah/2:185)

Juga firmanNya:

إِنَّآ أَنزَلْنَٰهُ فِى لَيْلَةِ ٱلْقَدْرِ

“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam kemuliaan.”
(QS al-Qadar/97 :1)

Sehingga pantaslah bila disebut sebagai bulan Al-Qur’an.
Tidak diragukan lagi Al-Qur’an adalah cahaya petunjuk dan ruh kehidupan seorang muslim. Orang yang tidak membaca Al-Qur’an dan mengamalkannya maka ia telah menjadi mayat sebelum wafatnya. Mati walaupun masih berbicara, beraktifitas dan bepergian. Allah berfirman:

أَوَمَن كَانَ مَيْتًا فَأَحْيَيْنَٰهُ وَجَعَلْنَا لَهُۥ نُورًا يَمْشِى بِهِۦ فِى ٱلنَّاسِ كَمَن مَّثَلُهُۥ فِى ٱلظُّلُمَٰتِ لَيْسَ بِخَارِجٍ مِّنْهَا ۚ كَذَٰلِكَ زُيِّنَ لِلْكَٰفِرِينَ مَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ

“Dan Apakah orang yang sudah mati kemudian Dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu Dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar dari padanya?
Demikianlah Kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang telah mereka kerjakan.
(QS al-An’am/6:122).

Bagaimana tidak demikian, seorang mukmin memandang kehidupannya tanpa Al-Qur’an seperti kehidupan tanpa air dan udara.

Al-Qur’an obat bagi tubuh dan jiwa seorang mukmin

Seorang muslim yang membaca Al-Qur’an dengan benar akan mendapatkan ketenangan dan ketentraman memenuhi hati dan seluruh anggota tubuhnya. Kemudian jiwanya siap menghadapi semua peristiwa dan kejadian yang menimpanya sambil mengucapkan firman Allah:

قُل لَّن يُصِيبَنَآ إِلَّا مَا كَتَبَ ٱللَّهُ لَنَا هُوَ مَوْلَىٰنَا ۚ وَعَلَى ٱللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ ٱلْمُؤْمِنُونَ

Katakanlah: “Sekali-kali tidak akan menimpa Kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah pelindung Kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal.”
(QS at-taubah/9:51).

Dengan itu jiwa dapat menghadapi dan menghilangkan was-was dan semua perasaan yang menghantuinya. Memang tidak dapat dipungkiri manusia lebih banyak dihantui was-was dan perasaannya yang belum pasti terjadi. Mereka takut bila berbuat kebaikan akan menimpanya musibah ini dan itu, padahal itu hanyalah perasaan dan was-was yang ditembakkan syaitan ke hati manusia. Dalam hal ini Al-Qur’an menjadi obat penawar dari hal-hal ini.
Lihatlah firman Allah:

(yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: “Sesungguhnya manusia  telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka”, Maka Perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab:
“Cukuplah Allah menjadi penolong Kami dan Allah adalah Sebaik-baik Pelindung”.

Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia (yang besar) dari Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa, mereka mengikuti keridhaan Allah. dan Allah mempunyai karunia yang besar[251].

Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah syaitan yang menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya (orang-orang musyrik Quraisy), karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepadaKu, jika kamu benar-benar orang yang beriman.
(QS alimran/3:173-175)

Kita dan Al-Qur’an

Sudah demikian jelasnya kedudukan Al-Qur’an namun masih banyak dari kita yang meninggalkannya. Tidak pernah membacanya apa lagi merenungkan dan mentadabburinya.

Fenomena ini muncul didalam kehidupan kaum muslimin umumnya, kecuali di bulan Ramadhan. Kita lihat banyak kaum muslimin yang mengkhatamkan Al-Qur’an di bulan ini. Ini satu hal yang membanggakan namun sayang hanya sekedar mengkhatamkannya saja tanpa ada perubahan dalam dirinya. Tidak ada bedanya sebelum dan sesudah menkhatamkannya dan tidak faham sedikitpun apa yang dibacanya.

Tadabbur Al-Qur’an

Sebenarnya tidak ada yang lebih bermanfaat dalam kehidupan dunia dan akhirat seorang hamba dan lebih mendekatkannya kepada kebahagian dan keselamatan dari tadabbur Al-Qur’an dan merenungkan isi kandungannya.

Seorang yang membaca Al-Qur’an dengan tadabbur akan melihat kebaikan dan keburukan serta nasib para pelakunya.
Ia melihat tenggelamnya kaum nabi Nuh.
Ia mengetahui sambaran halilintar terhadap kaum ‘Ad dan Tsamud.
Ia mengerti tenggelamnya Fir’aun dan terpendamnya Qarun dan hartanya.

Dengan tadabbur Al-Qur’an inilah seorang muslim hidup bersama akhirat seakan-akan ia berada disana dan hilang darinya dunia hingga seakan akan ia telah keluar meninggalkannya. Hingga akhirnya mendapatkan hati seperti dijelaskan dalam firman Allah:

إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ ٱلَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ ٱللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ ءَايَٰتُهُۥ زَادَتْهُمْ إِيمَٰنًا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.
(QS al-Anfaal/8:2).

Marilah kita dekatkan diri kita kepada Al-Qur’an dengan membacanya dan mentadabburinya, semoga di bulan Romadhon bulan Al-Qur’an ini kita dapat menggapainya.

Wabillahi taufiq.

 

Disusun oleh:
Ustadz Kholid Syamhudi حفظه الله
Rabu, 06 Ramadhan 1441 H/ 29 April 2020 M



Ustadz Kholid Syamhudi, Lc. حفظه الله
Beliau adalah Mudir Pondok Pesantren Ibnu Abbas As Salafi, Sragen
Untuk melihat artikel lengkap dari Ustadz Muslim Al-Atsari حفظه الله 
klik disini

Ustadz Kholid Syamhudi, Lc.

Beliau adalah Mudir Pondok Pesantren Ibnu Abbas As Salafi, Sragen

Related Articles

Back to top button