Qunut Nazilah atau Qunut Saat Musibah Melanda

Qunut Nazilah atau Qunut Saat Musibah Melanda
Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan tanya jawab, serta pembahasan tentang qunut nazilah atau qunut saat musibah melanda
selamat membaca.
Pertanyaan :
بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْم
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
Semoga ustadz selalu dalam lindungan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Ustadz, barusan magrib ini imam di masjid kami sholat magrib membaca doa qunut pada rakaat terakhir apa boleh atau ada contoh dari Rasul?
Jazakallahu khoyr
(Disampaikan oleh Fulan, anggota grup BiAS)
Jawaban :
وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْـمِ اللّهِ
Alhamdulillah, wa laa haula wa laa quwwata illaa billaah, wash shalaatu was salaamu ‘alaa rasulillaah, Amma ba’du.
Membaca Qunut saat musibah (qunut nazilah saat musibah) adalah sesuatu yang disyariatkan, bahkan hal ini sesuatu yang disepakati oleh para ‘Ulama. Adapun perkara yang masih diperselisihkan adalah membaca Qunut saat wabah.
Jumhur ‘ulama berpendapat doa Qunut dapat dibaca saat wabah sesuai dengan keumuman musibah. Imam Nawawi rohimahulloh mengatakan dalam Al-Minhaj
والصحيح المشهور أنه إذا نزلت نازلة كعدو وقحط ووباء وعطش وضرر ظاهر بالمسلمين ونحو ذلك، قنتوا في جميع الصلوات المكتوبات
“(Pendapat) yang tepat dan merupakan pendapat yang terkenal di kalangan para ulama, apabila ada musibah seperti diserang musuh, kemarau panjang, wabah penyakit, kekeringan, serta bahaya yang tampak (nyata) membahayakan kaum muslimin, dsb, hendaknya melakukan (membaca doa) Qunut di semua sholat fardu”
(Al-Minhaj Syarah Shahih Muslim 5/176)
Sementara ulama hanabilah (dari madzhab Hambali) berpendapat bahwa wabah tidak termasuk perkara yang di-Qunut-kan, berdalil dengan perbuatan Umar bin Khottob, Abu Ubaidah bin Jarroh, Mu’adz bin Jabal, dan Amr bin ‘Ash rodhiallohu ‘anhum ketika menghadapi Tho’un Amwas di abad 18 H yang menewaskan puluhan ribu orang dan tidak melakukan Qunut, padahal Wabah Tho’un tersebut sampai menewaskan sahabat-sahabat mulia seperti Abu Ubaidah dan Mu’adz bin Jabal rodhiallohu ‘anhuma yang menjabat sebagai Gubernur Syam secara berurutan, bahkan Umar bin Khottob yang kala itu sebagai Amirul Mukminin juga tidak memerintahkan Qunut.
Dari 2 pendapat yang ada jumhur dan Hanabilah, Insya Alloh pendapat yang paling kuat adalah pendapat Jumhur (yaitu tetap disunnahkan qunut disaat wabah melanda).
Namun dalam aplikasinya pun juga ada silang pendapat, yakni apakah Qunut tersebut dibaca dalam semua sholat wajib plus sholat jumat? Atau sholat wajib yang 5 saja? Atau cukup sholat yang Jahriyah saja?
Insya Alloh pendapat yang terkuat Qunut dibaca saat sholat wajib yang 5 saja.
Adapun dalil bahwa Nabi sholallohu ‘alaihi wasallam mengerjakan Qunut saat maghrib diantaranya adalah hadits Anas,
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ كَانَ الْقُنُوتُ فِي الْمَغْرِبِ وَالْفَجْرِ
Dari Anas bin Malik rodhiallohu ‘anhu berkata, “Doa qunut itu ada dalam shalat Maghrib dan Shubuh”
[HR Bukhori 756]
Begitupula dari hadits Al Barra,
قَالَ حَدَّثَنَا الْبَرَاءُ بْنُ عَازِبٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقْنُتُ فِي الصُّبْحِ وَالْمَغْرِبِ
“Telah menceritakan kepada kami Al Barra` bin ‘Azib, bahwa Rosululloh sholallohu ‘alaihi wasallam pernah melakukan qunut ketika subuh dan maghrib”
[HR Muslim 1093]
Semoga Alloh beri kesabaran dan keteguhan Iman bagi kita semua.
Wallahu A’lam,
Wabillahittaufiq.
Dijawab dengan ringkas oleh:
Ustadz Rosyid Abu Rosyidah حفظه الله
Jum’at, 08 Ramadhan 1441 H/ 01 Mei 2020 M
Ustadz Rosyid Abu Rosyidah حفظه الله
Beliau adalah Alumni STDI IMAM SYAFI’I Kulliyyatul Hadits, dan Dewan konsultasi Bimbingan Islam,
Untuk melihat artikel lengkap dari Ustadz Rosyid Abu Rosyidah حفظه الله klik disini