Pendidikan untuk Anak Autis

Pendidikan untuk Anak Autis
Para pembaca Bimbinganislam.com yang mencintai Allah ta’ala berikut kami sajikan tanya jawab, serta pembahasan tentang pendidikan untuk anak autis.
Selamat Membaca.
Pertanyaan :
Assalamu’alaikum.
Ustadz, mohon nasihatnya bagi kami yang mempunyai anak autis (10 tahun). Kami masih harus banyak belajar bersabar. Terkadang merasa terlalu membebaninya diluar kemampuannya krena susah sekali fokus, tapi juga terkadang merasa kurang dalam mengajarkan agama karena alasan keterbatasannya. Mohon nasihatnya Pak Ustadz. Jazakallahu khairan.
(Hamba Allah G6-N012)
Jawaban :
Wa’alaikumussalam Warahmatullah Wabarakatuh.
Nasehat kami adalah untuk bertaqwa kepada Allah Ta’ala, dan mengingat bahwa anak itu adalah amanah yang harus ditunaikan hak-haknya, dan jika dalam perjalanannya anak-anak itu memiliki kekurangan baik dalam hal fisik ataupun psikis, maka bersabarlah, banyak berharap kepada Yang Maha Kuasa serta selalu mohon pertolongan kepada Allah Ta’ala agar membimbingnya menjadi orang tua yang menjaga amanah dan bertanggung jawab dan memberikan hidayah pada anak-anaknya ke jalan yang benar.
Upaya yang bisa ditempuh, antara lain;
Memulai Pendidikan Dari Diri Sendiri
Pendidikan anak adalah perkara yang sangat penting dan diperhatikan di dalam pengajaran Islam. Di dalam Al-Quran kita dapati bagaimana Allah Subhanahu Wa Ta’ala menceritakan wasiat Luqman yang merupakan bentuk pendidikan bagi anak-anaknya. Begitu pula dalam hadits-hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, kita temui banyak juga bentuk-bentuk pendidikan terhadap anak, baik dari perintah maupun perbuatan beliau mendidik anak secara langsung yang sifatnya ajakan dan motivasi.
Allah ‘Azza Wa Jalla berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.” (QS. At-Tahrim: 6).
Untuk anak yang masih bayi, maka pendidikannya adalah dimulai dari orang tua sebagai orang tua, menjadi sekolah pertama dengan segala pernak-perniknya bagi sang anak.
1. Orang Tua Belajar Bertanggungjawab Penuh
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda;
كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ الْإِمَامُ رَاعٍ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالرَّجُلُ رَاعٍ فِي أَهْلِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
“Setiap kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Seorang imam adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggunjawabannya dan demikian juga seorang pria adalah seorang pemimpin bagi keluarganya dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.” (HR. Bukhari, no. 2278).
Tanggungjawab anak itu adalah tanggungjawab orang tua, bukan kakek nenek, bukan babysitter, dan selainnya. Sehingga belajar dari hal ini, sang anak menerima pendidikan secara maksimal.
2. Jadilah contoh dan teladan yang baik bagi anak-anak
Mulai dari diri sendiri sebagai orang tua, ucapan penuh doa kebaikan buat sang anak di setiap aktivitas, santun dalam berucap dan tingkah laku, bersikap baik dan hormat kepada orang lain. karena anak memang selalu jadi cerminan dari kita sebagai orangtuanya, semua perilaku dan sikap yang dia tunjukkan menjadi bukti dari keberhasilan kita dalam mendidiknya. Dahulu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda
كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِ
“Setiap anak dilahirkan di atas fitrah. Kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” (HR. Bukhari, no. 1359 dan Muslim, no. 2658)
Permantap ilmu aqidah orang tua dan pemahaman yang benar dalam masalah keimanan, sehingga ia mendidik di atas jalan yang lurus, dan akan membukakan jalan hidayah untuk masalah lainnya, khususnya untuk pendidikan agama anak-anaknya, karena ia telah berdiri lebih dahulu di atas pondasi yang kokoh.
3. Berusaha mendidik dengan lemah lembut dan penuh kasih sayang
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ اللهَ رَفِيقٌ يُحِبُّ الرِّفْقَ فِي الْأَمْرِ كُلِّهِ
“Sesungguhnya Allah itu Maha Lemah Lembut dan menyukai kelemahlembutan dalam seluruh perkara.” (HR. Al-Bukhari, no. 6927 dan Muslim, no. 2165).
Merawat, membimbing, Mengayomi dan Mendidik anak sejak bayi harus diiringi sikap tenang penuh kelembutan dan curahan kasih sayang, hindari untuk memarahi anak secara langsung karena kemarahan bukanlah cara yang efektif untuk memberinya pengertian.
Tapi perlahan, sedikit demi sedikit, ajari pemahaman aqidah dari hal yang simpel, Doa-doa harian kita baca walaupun anak belum tahu dan tidak paham, mengajarinya untuk minta kepada Allah Ta’ala saja dengan bahasa pengajaran, mendidik untuk bersyukur dengan ucapan Alhamdulillah, perdengarkan ayat-ayat Al Qur’an dan bukan musik. Semoga lambat laun anak akan tumbuh dalam kehidupan pendidikan dan pengajaran yang baik.
Wallahu Ta’ala A’lam.
Dijawab dengan ringkas oleh:
Ustadz Fadly Gugul S.Ag. حفظه الله
Kamis, 10 Muharram 1443 H/ 19 Agustus 2021 M
Ustadz Fadly Gugul S.Ag. حفظه الله
Beliau adalah Alumni STDI Imam Syafi’i Jember (ilmu hadits), Dewan konsultasi Bimbingan Islam
Untuk melihat artikel lengkap dari Ustadz Fadly Gugul حفظه الله تعالى klik disini