Obat Paling Mujarab Untuk Penyakit Was-Was

Obat Paling Mujarab Untuk Penyakit Was-Was
Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan tanya jawab, serta pembahasan tentang . selamat membaca.
Pertanyaan:
Bismillah Assalamualaikum ustadz, Semoga ustadz dan keluarga selalu dalam lindungan allah swt., Ijin bertanya ustadz, apa itu was-was dalam sholat, krn saya merasa sering ragu dalam sholat, apa itu termasuk was-was. Saya membaca artikel dan mendengarkan pembahasannya di youtube, untuk menghilangkannnya itu dengan tidak memperdulikan sama sekali was was tsbt dan melanjutkan sholat dan dianggap sah, apa pendapat ustadz tentang itu..
Ditanyakan oleh Santri Mahad Bimbingan Islam
Jawaban:
Waalaikumsalam warahmatullah wabarokatuh
Aamiin, terimakasih dengan doa yang terpanjat dan semoga Allah mengumpulkan kita semua di dalam suargaNya.
Hadis dari Abbad bin Tamim, dari pamannya, bahwa ada seseorang yang pernah mengadu kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang penyakit was-was yang dia alami. Dia dibayangi seolah-olah mengeluarkan kentut ketika shalat. Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ يَنْصَرِفْ حَتَّى يَسْمَعَ صَوْتًا أَوْ يَجِدَ رِيحًا
“Janganlah dia membatalkan shalatnya, sampai dia mendengar suara kentut atau mencium baunya.” (HR. Bukhari 137 dan Muslim 361).
Juga dari Imam Muslim meriwayatkan dalam Shahiih-nya, dari hadits ‘Utsman bin Abil ‘Ash dia berkata, Aku berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya syaitan telah menghalangi antara aku dan shalatku, dia memberikan keraguan padaku, maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ذَاكَ شَيْطَانٌ يُقَالُ لَهُ خِنْزِبُ، فَإِذَا أَحْسَسْتَهُ فَتَعَّوَذْ بِاللهِ مِنْهُ، وَاتْفِلْ عَنْ يَسَارِكَ ثَلاَثًا!
‘Itulah syaitan yang disebut dengan khinzib, maka bila engkau merasakannya, berlindunglah kepada Allah darinya, dan meludahlah tiga kali ke samping kirimu!’ Maka aku pun melakukannya, dan Allah menghilangkannya dariku.” [HR. Muslim, no. 2203]
Beragam macam dari gangguan yang dilancarkan oleh setan dalam mengacaukan dan menghancurkan amalan seorang hamba, terlebih dalam pelaksanaan ibadah shalat yang kedudukannya sangat agung.
Was-was juga bisa didapatkan di dalam syarat shalat semisal dalam wudhu nya apakah sudah wudhu atau belum, apakah sudah tepat dalam menghadap kiblat atau tidak. Atau bisa jadi dalam niat atau ditengah shalat semisal was wasan dalam keikhlasan shalat atau was-was dalam kekhusyu`an sehingga tidak perhatian dengan apa yang dibaca, atau was-was dalam rakaat shalat sehingga sering lupa jumlah rakaat dan sebagainya.
Dengan was was tersebut yang paling penting adalah kepasrahan seorang hamba kepada Allah untuk meminta perlindungan dan mencoba melakukan berbagai usaha untuk menolak berbagai was-was yang di dapat, diantaranya sebagaimana contoh hadist di atas dengan meludah di samping kiri dan tidak menghiraukannya bila memang keraguan masih ada di dalam dirinya dan kejadian tersebut sering menimpa.
Juga apa yang disebutkan oleh Ahmad al-Haitami ketika ditanya tentang penyakit was-was, adakah obatnya? Beliau mengatakan,
له دواء نافع وهو الإعراض عنها جملة كافية ، وإن كان في النفس من التردد ما كان – فإنه متى لم يلتفت لذلك لم يثبت بل يذهب بعد زمن قليل كما جرب ذلك الموفقون , وأما من أصغى إليها وعمل بقضيتها فإنها لا تزال تزداد به حتى تُخرجه إلى حيز المجانين بل وأقبح منهم , كما شاهدناه في كثيرين ممن ابتلوا بها وأصغوا إليها وإلى شيطانها
Ada obat yang paling mujarab untuk penyakit ini, yaitu tidak peduli secara keseluruhan. Meskipun dalam dirinya muncul keraguan yang hebat. Karena jika dia tidak perhatikan keraguan ini, maka keraguannya tidak akan menetap dan akan pergi dengan sendiri dalam waktu yang tidak lama. Sebagaimana cara ini pernah dilakukan oleh mereka yang mendapat taufiq untuk lepas dari was-was. Sebaliknya, orang yang memperhatikan keraguan yang muncul dan menuruti bisikan keraguannya, maka dorongan was-was itu akan terus bertambah, sampai menyebabkan dirinya sepertiorang gila atau lebih parah dari orang gila. Sebagaimana yang pernah kami lihat pada banyak orang yang mengalami cobaan keraguan ini, sementara dia memperhatikan bisikan was-wasnya dan ajakan setannya (al-Fatawa al-Fiqhiyah al-Kubro, 1:149).
Namun bila keraguan yang muncul disusul dengan keyakinan, misal kita ternyata yakin belum berwudhu, atau belum membaca surat alfatihah maka tidaklah hal tersebut disebut dengan was was, karena ia lupa dan menjadi yakin kembali dengan apa yang dilakukannya.
Semoga Allah menolong kita semua dari rasa was-was dan tipu daya setan dalam seluruh amal ibadah kita.
Wallahu ta’ala a’lam.
Dijawab dengan ringkas oleh:
Ustadz Mu’tashim, Lc. MA. حفظه الله
Selasa, 28 Sya’ban 1444H / 21 Maret 2023 M
Ustadz Mu’tashim Lc., M.A.
Dewan konsultasi BimbinganIslam (BIAS), alumus Universitas Islam Madinah kuliah Syariah dan MEDIU
Untuk melihat artikel lengkap dari Ustadz Mu’tashim Lc., M.A. حفظه الله klik di