Nasehat Bagi yang Dirundung Ujian

Nasehat Bagi yang Dirundung Ujian
Pertanyaan :
بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْم
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
Semoga Allah senantiasa memberikan nikmat dan rahmat Nya kepada Ustadz dan keluarga. Aamiin
Saat ini saya merasa dimusuhi semua keluarga, adik tidak mau menyapa, anak tiri pun sering mulai menyudutkan saya di depan orang ramai.
Apakah ini cobaan untuk saya Ustadz, atau saya terlalu memaksakan kehendak ? Saya selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk keluarga.
Apa yang harus saya lakukan dalam posisi down begini Ustadz ?
Jazaakallahu khairan.
(Disampaikan oleh Fulanah, Sahabat BiAS T07 G-15)
Jawaban :
وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْـمِ اللّهِ
Alhamdulillah, wa laa haula wa laa quwwata illaa billaah, wash shalaatu was salaamu ‘alaa rasulillaah, Amma ba’du.
Semoga Allah memberikan kelapangan hati kepada kita semua dan memberikan jalan keluar di setiap permasalahan kita.
Cari Ridho Allah
Pertama, ingatlah bahwa kita adalah hamba Allah, dan kita diciptakan hanya untuk menyembahNya, maka yang menjadi perhatian terbesar kita adalah bagaimana diri kita diridhoi Allah, bukan ridho manusia.
Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
مَنْ الْتَمَسَ رِضَا اللَّهِ بِسَخَطِ النَّاسِ كَفَاهُ اللَّهُ مُؤْنَةَ النَّاسِ وَمَنْ الْتَمَسَ رِضَا النَّاسِ بِسَخَطِ اللَّهِ وَكَلَهُ اللَّهُ إِلَى النَّاسِ
“Barangsiapa yang mencari keridhaan Allah sekalipun memperoleh kebencian manusia, Allah akan mencukupkan dia dari ketergantungan kepada manusia dan barangsiapa yang mencari keridhaan manusia dengan mendatangkan kemurkaan dari Allah, maka Allah akan membiarkannya bergantung kepada manusia (Allah tidak membantunya)”.
(HR Tirmidzi: 2414)
Maka yang hendak kita perhatikan, apakah yang kita lakukan sesuai dengan perintah Allah atau tidak.
Allah Menguji Keimanan Hamba
Kedua, dunia ini adalah tempat Allah menguji keimanan seorang hamba, Allah berfirman :
أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ (2) وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِين
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan : ‘Kami telah beriman’, tanpa ada ujian? Sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang berdusta.”
(QS. Al-‘Ankabuut: 2-3).
Semakin tinggi keimanan seorang maka akan semakin besar badai ujian yang menerpanya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah ditanya tentang orang yang paling besar ujiannya, beliaupun menjawab :
قَالَ : الْأَنْبِيَاءُ ثُمَّ الْأَمْثَلُ فَالْأَمْثَلُ فَيُبْتَلَى الرَّجُلُ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ فَإِنْ كَانَ دِينُهُ صُلْبًا اشْتَدَّ بَلَاؤُهُ وَإِنْ كَانَ فِي دِينِهِ رِقَّةٌ ابْتُلِيَ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ فَمَا يَبْرَحُ الْبَلَاءُ بِالْعَبْدِ حَتَّى يَتْرُكَهُ يَمْشِي عَلَى الْأَرْضِ مَا عَلَيْهِ خَطِيئَةٌ
“Para nabi, kemudian yang sepertinya, kemudian yang sepertinya, sungguh seseorang itu diuji berdasarkan agamanya, bila agamanya kuat, ujiannya pun berat, sebaliknya bila agamanya lemah, ia diuji berdasarkan agamanya, ujian tidak akan berhenti menimpa seorang hamba hingga ia berjalan dimuka bumi dengan tidak mempunyai kesalahan.”
(HR Tirmidzi:2322)
Allah Berikan Pahala Dibalik Ujian
Ketiga, bersabar ketika mendapatkan gangguan manusia merupakan perkara yang Allah cintai, dan Allah akan sediakan pahala yang besar di baliknya.
Allah berfirman :
وَلَا تَسْتَوِي الْحَسَنَةُ وَلَا السَّيِّئَةُ ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيمٌ (34) وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا الَّذِينَ صَبَرُوا وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا ذُو حَظٍّ عَظِيمٍ (35)
“Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar.”
(QS. Fushilat: 34-35).
Kesabaran terhadap ujian yang menimpa dan keyakinan akan pahala yang Allah siapkan merupakan kunci kokohnya hati dalam menghadapi kehidupan dunia dan meraih keuntungan di kehidupan akhirat.
Wallahu a’lam,
Wabillahit taufiq.
Dijawab dengan ringkas oleh :
Ustadz Muhammad Ihsan حفظه الله
Senin, 4 Dzulhijjah 1440 H / 5 Agustus 2019 M
Ustadz Muhammad Ihsan حفظه الله تعالى
Beliau adalah Alumni STDI Imam Syafi’i Jember (ilmu hadits), Dewan konsultasi Bimbingan Islam
Untuk melihat artikel lengkap dari Ustadz Muhammad Ihsan حفظه الله تعالى klik disini