Mu'aamalatul Hukkam

Muamalatul Hukkam (10)

Pendaftaran Grup WA Madeenah

“Tentang Penjelasan Kedudukan Tinggi Penguasa Di Dalam Syariat Yang Suci”
Kedudukan penguasa itu sangat besar dan terhormat, kedudukan ini diberikan oleh Allah ta’ala kepadanya agar setara antara kedudukan tinggi ini dengan tugas berat yang diemban.

Dan ketika Allah ta’ala memberikan kedudukan terhormat ini semua mengandung hikmah serta maslahat yang sangat besar.

Imam Badruddin bin Jama’ah berkata di dalam kitab beliau ketika menyebutkan hak-hak penguasa :

الْحق الرَّابِع: أَن يعرف لَهُ عَظِيم حَقه، وَمَا يجب من تَعْظِيم قدره، فيعامل بِمَا يجب لَهُ من الاحترام وَالْإِكْرَام، وَمَا جعل الله تَعَالَى لَهُ من الإعظام، وَلذَلِك كَانَ الْعلمَاء الْأَعْلَام من أَئِمَّة الْإِسْلَام يعظمون حرمتهم، ويلبون دعوتهم مَعَ زهدهم وورعهم وَعدم الطمع فِيمَا لديهم، وَمَا يَفْعَله بعض المنتسبين إِلَى الزّهْد من قلَّة الْأَدَب مَعَهم، فَلَيْسَ من السّنة.

Hak keempat ; Agar kita mengetahui besarnya hak penguasa serta wajibnya menghormati penguasa. Penguasa dipergauli dengan pergaulan yang pantas dengan penuh hormat dan pemuliaan karena Allah memuliakan mereka.

Oleh karena itu para ulama para imam Islam senantiasa mengagungkan kehormatan penguasa dan senantiasa memenuhi undangan mereka disertai dengan sikap zuhud mereka terhadap harta penguasa.

Adapun yg dilakukan sebagian orang-orang yang ngaku zuhud berupa adab yg buruk kepada para imam Islam (menuduh menjilat pada penguasa-pent) ini bukan merupakan bagian dari Sunnah sedikitpun.” (Tahrirul Ahkam Fi Tadbiri Ahlil Islam : 63)

Banyak manusia yang meremehkan kebesaran hak penguasa ini dikarenakan lemahnya agama serta rusaknya fitrah, maka dari itu Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu berkata :

ما يزع الإمام أكثر مما يزع القرآن

“Orang yang meninggalkan maksiat karena penguasa itu lebih banyaj dari yang meninggalkannya karena Al-Qur’an”. (At-Tamhid : 1/117).

Imam Ibnul Manzdur berkata menjelaskan makna ucapan Utsman ini :

معناه أن من يكف عن ارتكاب العظائم مخافة السلطان أكثر ممن تكفه مخافة القرآن والله تعالى فمن يكفه السلطان عن المعاصي أكثر ممن يكفه القرآن بالأمر والنهي والإنذار

“Maknanya orang yang menahan diri dari berbuat dosa besar karena takut terhadap penguasa, jumlahnya lebih banyak dari pada orang yang menahan diri dari berbuat dosa besar karena takut kepada Allah demi Allah.

Jadi orang yang menahan diri dari maksiat karena takut pada penguasa lebih banyak dari pada yang menahan diri karena takut pada Al-Qur’an baik dengan perintah, larangan maupun peringatan.” (Al-Lisan : 8/390).

Dan kali ini kita akan menyebutkan beberapa point yang menjelaskan keagungan penguasa menurut syariat Islam secara ringkas. Yang demikian kita sampaikan agar setiap orang muslim yang menghormati penguasa meniatkannya sebagai bentuk peribadahan kepada Allah ta’ala, sebagai bentuk nasehat kepada mereka.

Dan agar kita tidak meninggalkan hak-hak penguasa sebagaimana kita tidak meninggalkan hak-hak orang tua kita untuk kemudian kita berikhlas diri dalam semua hal ini karena mengharapkan ridha Allah ta’ala. Diantara point-point tersebut adalah :

1). Allah ta’ala memerintahkan kita untuk mentaati penguasa dan menggandengkan ketaatan kepada penguasa tersebut dengan ketaatan kita kepada Nabi untuk menjelaskan betapa besar kedudukan penguasa di dalam Islam.

Allah ta’ala berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ

“Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah rasul, dan ulil amri diantara kalian.” (QS. An-Nisa’: 59).

2). Syariat mengabarkan kepada kita bahwa barangsiapa memuliakan penguasa maka ia telah memuliakan Allah, dan barang siapa menghinakan penguasa maka ia telah menghinakan Allah. Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

من أجل سلطان الله أجله الله يوم القيامة

“Barangsiapa memuliakan penguasa Allah maka Allah akan memuliakan ia kelak di hari kiamat.”

(HR Ibnu Abi ‘Ashim dalam As-Sunnah : 2/492 dishahihkan oleh Imam Al-Albani dalam Silsilah Ahadits Ash-Shahihah : 5/375).

3). Bahwa penguasa adalah merupakan nauangan Allah di atas muka bumi.

Dan ungkapan ini adalah ungkapan khas ahlis sunnah wal jamaah sebagaimana dinukil oleh Imam Ibnu Abi Zamanin berdasarkan banyak sekali riwayat yang shahih diantaranya Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

السُّلطانُ ظلُ اللهِ في الأرضِ فمَن أكرمَه أكرمَ اللهَ و مَن أهانَه أهانَهُ اللهُ

“Penguasa adalah merupakan naungan Allah di atas muka bumi barang siapa memuliakannya maka ia telah memuliakan Allah dan barangsiapa menghianakannya maka ia telah menghinakan Allah.” (HR Ibnu Abi ‘Ashim dihasankan oleh Imam Al-Albani dalam Takhrij Kitabus Sunnah : 1024).

Bersambung insya’Allah, wallahu a’lam

Related Articles

Back to top button