KeluargaKonsultasi

Mertua Berbuat Namimah (Adu Domba), Bagaimana Sikap Menantu?

Pendaftaran Grup WA Madeenah

Mertua Berbuat Namimah (Adu Domba), Bagaimana Sikap Menantu?

Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan Mertua Berbuat Namimah (Adu Domba), Bagaimana Sikap Menantu? Selamat membaca.

Pertanyaan:

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Bagaimana caranya agar saya ikhlas memaafkan mertua yang selau membuat sakit hati?.

Beliau sering membandingkan saya dengan mantan pacar suami dulu, sudah pernah dinasihati suami untuk tidak dibahas lagi tentang mantan suami ini, tapi malah marah kepada saya dan suami.

Mohon bimbingannya Ustadz. Syukran wa jazaakumullahu khayran.

Ditanyakan Sahabat BIAS melalui Grup WhatsApp


Jawaban:

Wa’alaikumussalam Warahmatullah Wabarakatuh

Setiap kita hendaknya mengoreksi diri masing-masing. Sungguh banyak masalah yang muncul di antara suami-istri dan mertua di masa ini, karena masing-masing pihak tidak berpegang dengan perintah Allah ‘Azza Wa Jalla, yaitu bergaul dengan baik.

Satu pihak berbuat jelek kepada pasangannya, atau anak dan menantu kurang menaruh perhatian pada orang tua dan berikutnya terjadilah problem dan musibah.

Terkadang, pemicu masalah datang dari pihak selain suami-istri. Semua ini disebabkan kelemahan iman kepada Allah Ta’ala dan tidak adanya rasa takut kepada-Nya.

Apabila setiap insan berhenti di atas batasannya, berpegang dengan hukum-hukum Allah Yang Maha Adil, menunaikan kewajibannya, serta tidak melampaui batas terhadap orang lain, niscaya problem itu tidak akan terjadi.

Berkaitan dengan masalah yang ditanyakan, nasihat yang pertama kali kami tujukan kepada ibu si suami. Kami nasihatkan agar ia bertakwa kepada Allah Ta’ala dan takut kepada-Nya, serta takut akan adanya hari penghisaban.

Perbuatannya yang melampaui batas terhadap menantunya dengan menjelek-jelekkannya di hadapan suaminya atau orang lain, bila memang benar yang diadukan oleh si penanya merupakan hal yang diharamkan.

Perbuatan ini termasuk namimah (mengadu domba) yang dicela oleh Allah Ta’ala dalam firman-Nya:

وَلَا تُطِعْ كُلَّ حَلَّافٍ مَّهِيْنٍۙ* هَمَّازٍ مَّشَّاۤءٍۢ بِنَمِيْمٍۙ *

“Janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina, yang banyak mencela, yang kian kemari menghambur fitnah.” (QS. al-Qalam: 10-11).

Dalam hadist Nabi;

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ – رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا – قَالَ «مَرَّ النَّبِيُّ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – بِقَبْرَيْنِ، فَقَالَ: إنَّهُمَا لَيُعَذَّبَانِ، وَمَا يُعَذَّبَانِ فِي كَبِيرٍ أَمَّا أَحَدُهُمَا: فَكَانَ لَا يَسْتَتِرُ مِنْ الْبَوْلِ، وَأَمَّا الْآخَرُ: فَكَانَ يَمْشِي بِالنَّمِيمَةِ

“Dari Abdullah bin ‘Abbas_radhiyallahu anhuma, ia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam melewati dua kuburan, lalu beliau bersabda: “Sesungguhnya keduanya sedang disiksa, dan keduanya disiksa bukan karena sesuatu yang besar. Yang satu disiksa karena tidak berlindung disaat kencing, sementara yang satunya suka mengadu domba (namimah).” (HR. Al Bukhari & Muslim)

Ini menunjukkan bahwa namimah merupakan sebab azab kubur dan dosa yang besar. Terlebih lagi dalam keadaan seperti ini, yang mengakibatkan rusaknya keharmonisan suami dengan istrinya. Hendaklah si ibu bertakwa kepada Allah Ta’ala dalam urusan putranya dan istri putranya.

Sebab perkara dominan yang mendorong wanita (dalam hal ini ibu) berbuat demikian adalah rasa cemburu. Bila ia melihat putranya mencintai istrinya, ia pun cemburu dengan istri putranya. Seakan-akan menantunya tersebut adalah madunya yang menjadi tandingannya dalam menarik hati putranya.

Tentu hal ini merupakan kesalahan dan kebodohan, atau menantu yang kurang peka pada orang tua yang sudah udzur bahwa mereka butuh perhatian lebih, ingin hadiah istimewa sedangkan istri sifatnya pelit, kurang peduli dan perhitungan pada mertua, dst.

Untuk menghadapi mertua seperti yang anda sampaikan, pendekatannya adalah pendekatan nasehat, musyawarah dan diberikan sentuhan dari hati ke hati.

Sebagai menantu, maafkanlah segala salah mertua, sebagaimana kita berharap pada Allah Yang Maha Pemurah bahwa dosa dan salah kita pada mertua yang diketahui maupun tidak, semuanya diampuni oleh Allah Yang Maha Pengampun.

Untuk suami sebagai anak, ingat jasa orang tua tidak akan pernah terbalas, maka menjadi anak yang berbakti adalah sebuah harapan dan doa orang tua buat anaknya.

Ini adalah pintu surga di dunia, maka jangan disia-siakan. Hendaknya istri membantu suami untuk berbakti pada ibunya, sebagaimana dia berharap suatu saat nanti untuk anak-anaknya juga.

Wallahu Ta’ala A’lam.

Disusun oleh:
Ustadz Fadly Gugul حفظه الله
(Dewan Konsultasi Bimbinganislam.com)

Kamis, 29 Rabiul Akhir 1444H / 24 November 2022 M 



Ustadz Fadly Gugul حفظه الله
Beliau adalah Alumni STDI Imam Syafi’i Jember (ilmu hadits), Dewan konsultasi Bimbingan Islam

Untuk melihat artikel lengkap dari Ustadz Fadly Gugul حفظه الله تعالى klik disini

Ustadz Fadly Gugul, S.Ag

Beliau adalah Alumni S1 STDI Imam Syafi’I Jember Ilmu Hadits 2012 – 2016 | Bidang khusus Keilmuan yang pernah diikuti beliau adalah Takhosus Ilmi di PP Al-Furqon Gresik Jawa Timur | Beliau juga pernah mengikuti Pengabdian santri selama satu tahun di kantor utama ICBB Yogyakarta (sebagai guru praktek tingkat SMP & SMA) | Selain itu beliau juga aktif dalam Kegiatan Dakwah & Sosial Dakwah masyarakat (kajian kitab), Kajian tematik offline & Khotib Jum’at

Related Articles

Back to top button