AqidahArtikel

Merasa Aman dari Kesyirikan

Pendaftaran Grup WA Madeenah

Merasa Aman dari Kesyirikan

Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan Merasa Aman dari Kesyirikan, selamat membaca.

[lwptoc numeration=”decimalnested”]

Urgensi Tauhid dalam Kehidupan Manusia

Manusia sebagai makhluk Allah memiliki kewajiban untuk mengabdi hanya kepadaNya . Allah berfirman:

﴿وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ ﴾

Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariyat: 56).

Inilah alasan utama kita bisa ada dan hidup di muka bumi, untuk beribadah hanya kepada Allah . Sehingga ketika terjadi penyimpangan dari hakikat penciptaan ini, Allah mengutus para rasul untuk memberi peringatan agar manusia kembali kepada jalan tauhid. Allah berfirman:

﴿كَانَ النَّاسُ أُمَّةً وَاحِدَةً فَبَعَثَ اللَّهُ النَّبِيِّينَ مُبَشِّرِينَ وَمُنذِرِينَ وَأَنزَلَ مَعَهُمُ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيمَا اخْتَلَفُوا فِيهِۚ ….

Manusia itu adalah umat yang satu. (setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus para nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab yang benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan…..” (QS. Al-Baqarah: 213).

Ibnu Katsir berkata:

لِأنَّ النّاسَ كانُوا عَلى مِلَّةِ آدَمَ، عَلَيْهِ السَّلامُ، حَتّى عَبَدُوا الأصْنامَ، فَبَعَثَ اللَّهُ إلَيْهِمْ نُوحًا، عَلَيْهِ السَّلامُ، فَكانَ أوَّلَ رَسُولٍ بَعَثَهُ اللَّهُ إلى أهْلِ الأرْضِ.

“Manusia dahulunya berada di atas ajaran Adam ‘alaihissalam, sampai zaman mereka menyembah berhala. Sehingga Allah mengutus Nuh ‘alaihissalam kepada mereka, dan beliau adalah rasul pertama yang Allah utus di muka bumi.” (Tafsir ibnu Katsir:1/569).

Tauhid juga merupakan esensi dakwah para rasul, sebagaimana Allah jelaskan dalam firmanNya:

﴿وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَۖ …..

Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut (sesembahan selain Allah….” (QS. An-Nahl: 36).

Allah juga berfirman:

﴿إِذْ جَاءَتْهُمُ الرُّسُلُ مِن بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا اللَّهَۖ …..

Ketika para rasul datang kepada mereka dari depan dan belakang mereka (dengan menyerukan): “Janganlah kamu menyembah selain Allah”….”(QS. Fusshilat: 14).

Tauhid inilah yang akan menjadi kunci untuk memasuki surga, sebagaimana sabda Rasulullah :

مَن ماتَ وهُوَ يَعْلَمُ أنَّهُ لا إلَهَ إلّا اللهُ، دَخَلَ الجَنَّةَ

Siapa yang meninggal dan dia mengilmui bahwa tiada yang berhak disembah melainkan Allah, dia masuk surga.” (HR. Muslim no. 43).

Syirik Adalah Kezhaliman Terbesar di Muka Bumi

Jika tauhid adalah tujuan manusia diciptakan dan siapa yang merealisasikan hal tersebut akan masuk surga, maka sebaliknya dengan kesyirikan yang notabenenya adalah lawan dari tauhid.

Allah menyebut kesyirikan sebagai kezhaliman yang sangat besar saat Allah mengisahkan nasihat Lukman kepada anaknya:

﴿وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَابُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِۖ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ ﴾

Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”.” (QS. Luqman: 13).

Bahkan Allah menegaskan bahwa dosa syirik merupakan dosa yang akan menggugurkan amal kebaikan dan tidak akan diampuni jika seseorang mati di atas kesyirikan, Allah berfirman:

﴿وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ ﴾

Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. “Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan terhapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Az-Zumar: 65).

Allah juga berfirman:

﴿إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن يَشَاءُۚ وَمَن يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَىٰ إِثْمًا عَظِيمًا ﴾

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (QS. An-Nisa’: 48).

Jangan Merasa Sudah Aman dari Perbuatan Syirik

Sebuah pelajaran yang pantas untuk direnungi, saat Allah mengisahkan doa yang terucap dari lisan Nabi Ibrahim ‘alaihissalam di dalam Al-Qur’an:

﴿وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَٰذَا الْبَلَدَ آمِنًا وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَن نَّعْبُدَ الْأَصْنَامَ ﴾

Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala.” (QS. Ibrahim: 35).

Lihatlah bagaimana seorang nabi, yang Allah angkat menjadi khalil (kekasih)Nya, pembawa dan pembela ajaran tauhid, berkorban jiwa dan raga untuk menyebarkan dakwah tauhid, agar manusia hanya menyembah Allah dan meninggalkan sesembahan selain Allah , sampai kaum beliau tega mencampakkan beliau ke dalam api.

Sudah tidak diragukan lagi prinsip beliau dalam mentauhidkan Allah , namun beliau tetap tidak merasa aman dari perbuatan syirik, takut kalau beliau dan keturunan beliau terjatuh dalam kesyirikan, beliau meminta perlindungan kepada Allah :

وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَن نَّعْبُدَ الْأَصْنَامَ

“jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala.”

Ketika kita mendengar ataupun membaca ayat tersebut, mungkinkah kita masih berani untuk menjamin diri dan keturuan kita untuk tidak terjatuh ke dalam kesyirikan?

Ibrahim At-Taimy berkata:

من يأمن البلاء بعد إبراهيم خليل الرحمن؟

Siapa yang merasa aman dari musibah kesyirikan ini setelah nabi Ibrahim kekasih Arrahman?.” (Tafsir Alwasith Lilwahidi: 3/33).

Rasulullah sebagai manusia yang paling mulia di muka bumi ini, teladan bagi kita sebagai umat beliau, juga berdoa kepada Allah :

اللَّهُمَّ لا تَجْعَلْ قَبْرِي وثَنًا

Ya Allah janganlah Engkau jadikan kuburanku sebagai berhala.” (HR. Ahmad no. 7358).

Doa Agar Mendapat Perlindungan dari Kesyirikan

Syirik itu sangat halus yang sangat memungkinkan menimpa seorang hamba tanpa ia sadari, oleh karenanya Rasulullah mengajarkan sebuah doa kepada Abu Bakr agar selalu dilindungi dari kesyirikan, beliau bersabda:

والذي نفسي بيده، للشرك أخفى من دبيب النمل على الصفا، ألا أدلك على شيء إذا قلته ذهب عنك قليله وكثيره، قل:

“Demi Dzat yang jiwaku berada ditanganNya, sungguh kesyirikan lebih tidak tampak dibanding seekor semut di atas sebuah batu yang licin. Ketahuilah, aku akan mengajarkanmu sebuah doa, jika kamu membacanya, segala bentuk kesyirikan baik sedikit maupun banyak akan hilang darimu. Ucapkanlah:

اللهم إني أعوذ بك أن أشرك بك وأنا أعلم، وأستغفرك لما لا أعلم

Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari perbuatan syirik yang aku ketahui, dan aku meminta ampun kepadaMu dari perbuatan syirik yang tidak aku ketahui.” (HR. Bukhari dalam kitab Adabul Mufrad no. 716).

Di samping juga memperbanyak doa yang pernah diucapkan oleh nabi Ibrahim ‘alaihissalam:

وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَن نَّعْبُدَ الْأَصْنَامَ

“jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala.”

Semoga Allah melindungi kita, keluarga serta keturunan dari perbuatan syirik, dan kita memohon kepada Allah untuk menutup hidup kita di atas tauhid.

Disusun oleh:
Ustadz Muhammad Ihsan حفظه الله
Senin, 23 Rabiul Akhir1443 H/ 29 November 2021 M


Ustadz Muhammad Ihsan حفظه الله تعالى
Beliau adalah Alumni STDI Imam Syafi’i Jember (ilmu hadits), Dewan konsultasi Bimbingan Islam
Untuk melihat artikel lengkap dari Ustadz Muhammad Ihsan حفظه الله تعالى klik disini

Ustadz Muhammad Ihsan, S.Ag., M.HI.

Beliau adalah Alumni S1 STDI Imam Syafi’I Jember Ilmu Hadits 2011 – 2015, S2 Universitas Muhammadiyah Surakarta Hukum Islam 2016 – 2021 | Bidang khusus Keilmuan yang pernah diikuti beliau adalah Dauroh Syaikh Sulaiman & Syaikh Sholih As-Sindy di Malang 2018, Beberapa dars pada dauroh Syaikh Sholih Al-’Ushoimy di Masjid Nabawi, Dauroh Masyayikh Yaman tahun 2019, Belajar dengan Syaikh Labib tahun 2019 – sekarang | Selain itu beliau juga aktif dalam Kegiatan Dakwah & Sosial Kegiatan bimbingan islam

Related Articles

Back to top button