Menasihati Suami Untuk Giat Beribadah

Menasihati Suami Untuk Giat Beribadah
Para pembaca Bimbinganislam.com yang baik hati berikut kami sajikan tanya jawab, serta pembahasan tentang menasihati suami untuk giat beribadah.
Silahkan membaca.
Pertanyaan :
بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْم
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
Bagaimana menyikapi Suami yang enggan untuk mengaji (membaca quran) sejak awal menikah hingga tahun ini (tahun ke-4 pernikahan), sejak pandemi beliau jadi memiliki alasan untuk tidak berjamaah ke masjid (karena pandemi), terkadang shalat Jum’at diganti dengan shalat dzuhur. Saya khawatir hal ini terus berlanjut. Di sisi lain, Alhamdulillah suami masih mau terkadang mendengar murottal, kajian dari ustadz sunnah, namun praktiknya yg masih belum kuat dilaksanakan.
(Disampaikan oleh Fulanah, sahabat BiAS).
Jawaban :
وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْـمِ اللّهِ
Alhamdulillāh
Alhamdulillah, wa laa haula wa laa quwwata illaa billaah, wash shalaatu was salaamu ‘alaa rasulillaah, Amma ba’du.
Ayyuhal Ikhwan wal Akhwat baarakallah fiikum Ajma’in.
Jika ditempat anda tinggal dan lingkungan sekitar termasuk yang terpapar virus Covid-19 berdasarkan keterangan pemerintah setempat, maka hal ini termasuk uzur syar’i.
Teruslah Do’akan
Adapun persoalan suami enggan membaca Al-Qur’an, maka do’akanlah ia agar bersemangat membaca Al-Qur’an, bahkan meningkat ke derajat ingin menghafal beberapa surat Al-Qur’an, ajak diskusi dengan cara yang santun, anda juga ikut membaca Al-Qur’an, menjadi contoh yang baik dan ikut memotivasinya.
Dahulu sahabat Utsman Bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu pernah berkata,
“Seandainya hati kita bersih, tentu kita tidak akan pernah puas bersama Al-Qur’an (kalamullah). Sungguh aneh, bagaimana seseorang bisa puas mendengar kalimat indah dari yang ia cintai.” (Al-Jawab Al-Kafi, 170).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga pernah bersabda,
وَالقُرْاَنُ حُجَّةٌ لَكَ أَوْ عَلَيْكَ
“Al-Qur’an itu bisa menjadi pembelamu atau musuh bagimu.” (HR. Muslim, no. 223).
Maka dari sini kita belajar pelajaran penting, bahwa cinta pada Al-Qur’an itu (Kalamullah) adalah tanda cinta pada Allah Yang Maha Pengasih.
Jika engkau ingin tahu bagaimanakah tanda dirimu dan sekitarmu cinta pada Allah Yang Maha Penyayang, maka lihatlah bagaimana kecintaan Al-Qur’an pada dirimu.
Tentu saja tanda seseorang yang mencinta adalah ia sangat menyukai kalam yang dicintai. Sehingga diibaratkan dalam sebuah sya’ir,
Jika engkau mengaku mencintai-Ku, janganlah engkau tinggalkan kitab-Ku (Al-Qur’an)
Saat engkau merenungkan kitab-Ku, engkau akan rasakan bagaimanakah lezatnya kalimat-Ku di dalamnya.
Semoga berfaedah memberikan inspirasi, Barakallahu fiikum.
Wallahu Ta’ala A’lam.
Dijawab dengan ringkas oleh:
Ustadz Fadly Gugul S.Ag. حفظه الله
Senin, 15 Sya’ban 1442 H / 29 Maret 2021 M
Ustadz Fadly Gugul S.Ag. حفظه الله
Beliau adalah Alumni STDI Imam Syafi’i Jember (ilmu hadits), Dewan konsultasi Bimbingan Islam
Untuk melihat artikel lengkap dari Ustadz Fadly Gugul حفظه الله تعالى klik disini