Adab & AkhlakKonsultasi

Menangis Karena Musibah

Pendaftaran Grup WA Madeenah

Menangis Karena Musibah

Para pembaca Bimbinganislam.com yang mencintai Allah ta’ala berikut kami sajikan tanya jawab, serta pembahasan tentang menangis karena musibah.
selamat membaca.


Pertanyaan :

بسم اللّه الرحمن الر حيم

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Semoga ustadz dan admin serta kita semua dijaga Allah.

Afwan ijin bertanya, bolehkah kita menangis kepada Allah karena musibah yang kita alami?
Apakah ini termasuk tanda kekhusyukan?

(Disampaikan oleh Fulan, Member grup WA BiAS)


Jawaban :

وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ

بِسْـمِ اللّهِ

Alhamdulillah, wa laa haula wa laa quwwata illaa billaah, wash shalaatu was salaamu ‘alaa rasulillaah, Amma ba’du

Berkenaan dengan tangisan tatkala musibah melandan Imam Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz menyatakan :

تحتسب عند الله إذا وقعت المصيبة تحتسب عند الله والبكاء لا يضر، كونها تبكي بدمع العين، لكن الذي يمنع النياحة رفع الصوت، فإذا دمعت العين لا يضر، لأن الموت له فجأة وله أثره في النفوس، فإذا بكى الإنسان بدمع العين فلا حرج في ذلك، وإنما المؤاخذة باللسان بالنياحة.
يقول النبي ﷺ لما مات ابنه إبراهيم : العين تدمع، والقلب يحزن، ولا نقول إلا ما يرضي الرب، وإنا بفراقك يا إبراهيم لمحزونون، ويقول ﷺ: إن الله لا يعذب بدمع العين ولا بحزن القلب، ولكن يعذب بهذا أو يرحم، وأشار إلى لسانه. يعني: النياحة

“Engkau hendaknya berharap pahala ketika terjadi musibah, engkau berharap pahala. Sedangkan tangisan itu tidak memberikan madharat apapun, yaitu tatkala ia menitikkan air mata. Akan tetapi yang dilarang adalah Niyahah (meratap) dengan mengangkat suara (teriak). Apabila air mata menetes maka itu tidak mengapa.

Karena kematian itu memberikan efek kaget dan mempengaruhi jiwa seseorang. Jika seseorang menangis hingga mengeluarkan air mata maka itu tidak mengapa. Akan tetapi yang dianggap adalah Niyahah dengan lisan. Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda tatkala putra beliau yang bernama Ibrahim wafat : Mata menitikan air mata, hati bersedih, akan tetapi tidak selayaknya kami mengucapkan kecuali apa yang membuat Allah ridha, dan kami sangat bersedih dengan perpisahan denganmu wahai Ibrahim.

Beliau juga bersabda : Sesungguhnya Allah tidak mengazab air mata yang mengalir tidak pula hati yang bersedih akan tetapi Allah mengazab ini (Sembari menunjuk ke lisan) atau mengampuninya. Beliau memberi isyarat ke lisannya maknanya adalah Niyahah.”
(Fatawa Syaikh Bin Baz no, 14913).

Semoga bermanfaat,
Wallahu ta’ala a’lam.

 

Dijawab dengan ringkas oleh :
Ustadz Abul Aswad Al Bayati حفظه الله
Sabtu, 28 Syawwal 1441 H/ 20 Juni 2020 M



Ustadz Abul Aswad Al-Bayati, BA.
Dewan konsultasi Bimbingan Islam (BIAS), alumni MEDIU, dai asal klaten
Untuk melihat artikel lengkap dari Ustadz Abul Aswad Al-Bayati حفظه الله  
klik disini

Ustadz Abul Aswad Al Bayati, BA.

Beliau adalah Alumni S1 MEDIU Aqidah 2008 – 2012 | Bidang khusus Keilmuan yang pernah diikuti beliau adalah Dauroh Malang tahunan dari 2013 – sekarang, Dauroh Solo tahunan dari 2014 – sekarang | Selain itu beliau juga aktif dalam Kegiatan Dakwah & Sosial Koordinator Relawan Brigas, Pengisi Kajian Islam Bahasa Berbahasa Jawa di Al Iman TV

Related Articles

Back to top button