Tausiyah

Menanamkan Ilmu di Masa Kecil Bagaikan Mengukir di atas Batu

Pendaftaran Grup WA Madeenah

Menanamkan Ilmu di Masa Kecil Bagaikan Mengukir di atas Batu

Peran orangtua sangat penting sekali dalam menentukan pendidikan seorang anak terutama dalam pembentukan karakter seorang anak. Karena anak merupakan amanah dan titipan dari Sang Pencipta.

Mengingat pentingnya karakter dalam membangun sumber daya manusia yang kuat, maka perlunya pendidikan karakter yang dilakukan dengan tepat. Dapat dikatakan bahwa pembentukan karakter merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Maka dari itu terdapat dua nilai utama yang menjadi pilar pendidik dalam membangun karakter kuat untuk anak didiknya yaitu amanah dan keteladanan.

Tanamkan Aqidah

Salah satu peran penting orangtua pada era modern ini adalah pemenuhan pendidikan karakter berbasis fitrah bagi anak. Pemenuhan pendidikan berlandaskan fitrah seorang manusia merupakan hal terpenting, sebab ia adalah pola penanaman aqidah paling penting bagi anak. Sebagaimana hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ

“Tiada seorangpun yang dilahirkan kecuali dilahirkan pada fithrah (Islam)nya. Kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi.” (Muttafaqun ‘alaihi)

Hadits ini menunjukkan bahwa orang tua sangat menentukan shalih atau tidaknya seorang anak. Sebab pada asalnya setiap anak berada pada fitrah Islam dan imannya; sampai kemudian datanglah pengaruh-pengaruh luar, termasuk benar atau tidaknya orang tua mengelola dan mendidik mereka.

Dalam kitab Al Mausu’ah Al Fiqhiyyah Al Kuwaitiyah (13: 11) disebuntukan, “Seorang Ayah dan Ibu serta seorang wali dari anak hendaknya sudah mengajarkan sejak dini hal-hal yang diperlukan anak ketika ia baligh nanti. Hendaklah anak sudah diajarkan akidah yang benar mengenai keimanan kepada Allah, malaikat, Al Qur’an, Rasul dan hari akhir. Begitu juga hendaknya anak diajarkan ibadah yang benar. Anak semestinya diarahkan untuk mengerti shalat, puasa, thoharoh (bersuci) dan semacamnya.”

Fitrah Tauhid ketika Lahir

Allah Subhaanahu wata’ala menjelaskan bahwasanya Dia telah mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari tulang rusuk mereka seraya mereka bersaksi atas jiwa mereka bahwasanya Allah adalah Rabb dan Pemilik mereka, dan bahwasanya tiada tuhan yang berhak disembah selain-Nya, karena Allah telah menciptakan mereka berdasarkan fitrah tersebut. Allah Ta’ala berfirman,

فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا ۚ فِطْرَتَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا ۚ لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ۝

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (Tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”(Q.S. Ar-Rum 30:30).

Para ulama dalam hal ini bersepakat bahwa yang dimaksud dengan fitrah dalam ayat ini adalah Islam.

Para orangtua yang semoga dimuliakan Allah, Anda adalah para pendidik anak-anak anda. Diantara cara mendidik anak adalah anda bisa membekali diri dengan ajaran agama atau parenting modern selama tidak bertentangan dengan syariat. Anda dapat mempelajari kemudian membimbing anak-anak dengan cara yang sesuai. Banyak sekali metode pendidikan untuk anak yang sedang berkembang di era sekarang diantaranya adalah model karakter berbasis fitrah, berbasis masyarakat, home schooling Qur’an, parenting modern, dan sebagainya.

Hendaknya sebelum orang tua mendidik anak-anaknya kiranya penting untuk memahami tiga hal:

  • Materi yang akan disampaikan adalah materi yang telah dikuasai orang tua. Telah mereka pelajari dan pahami sebelumnya.
  • Pertimbangkan kesesuaian isi materi dengan beberapa hal: usia anak, daya-tangkap anak, dan kondisi anak pada saat itu (meliputi senang, sedih, marah, atau lelah). Ini sangat penting.
  • Pilihlah metode yang sesuai untuk anak untuk menyampaikan ilmu tersebut. Terkadang satu metode boleh digunakan secara umum (contoh: mengajarkan adab melalui sirah nabawiyah, menempel huruf Hijaiyah pada dinding). Terkadang pula sebuah metode tepat untuk anak-anak secara umum namun tidak untuk anak tertentu (contoh: penggunaan flashcard untuk pengenalan huruf Hijaiyah).

Mulailah dengan Bertanya

Mendidik keimanan anak bisa kita lakukan dengan pemahaman ayat-ayat kauniyah dan ayat-ayat syar’iyah. Ayat-ayat kauniyah sangatlah banyak dan mudah kita beri pemahaman kepada anak. Dan pendidikan yang penting adalah saat anak di rumah dan menjadikan rumah sebagai madrasah belajar pertama seorang anak lewat kedua ortunya. Ada langit dan bumi; bulan dan matahari; daratan dan lautan; musim panas dan hujan; ada tumbuhan dan hewan. Semua merupakan ciptaan Allah ﷻ. Kita berikan pemahaman kepada anak kita dengan bertanya.

Siapa yang menciptakan alam semesta ini anakku? Siapa yang meninggikan langit? Siapa yang menjadikan bumi terhampar seperti ini? Siapa yang menumbuhkan tanaman? Siapa yang menciptakan beragam jenis makhluk? Siapa yang mengatur sekarang musim panas dan esok hari musim hujan? Siapa yang menghidupkan hewan di laut dan di darat? Siapa yang menciptakan ada hewan yang terbang dan ada yang berjalan di bumi? Siapa yang menciptakan bunga dengan berbagai warna?

Siapa yang menurunkan hujan? Orang tua memberi pertanyaan dengan siapa yang menurunkan hujan dari langit? Apa dampaknya bagi bumi yang terkena hujan?

Apabila melihat matahari, kita bertanya, siapa yang mencipta matahari?

Kemudian kita jawab, Allah lah yang menjadikan semua itu untuk kebaikan semua makhluk.

Ilmu sebelum Amal, Tauhid sebelum Ibadah, dan Usaha Perlu Doa

Ingat pula sebelum mengajarkan ayat-ayat Al-Quran yang berbicara tentang amalan, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mempersiapkan para sahabatnya dengan untuk mempelajari tauhid, karena ini adalah perkara yang sangat penting. Mengajarkan kalimat laa ilaha illallah pertama kali pada anak.

Di antara pendidikan yang sangat beliau berikan porsi perhatian besar juga adalah tentang mencintai Allah dan Rasul-Nya. Mendahulukan kecintaan pada keduanya melebihi siapapun juga. Berserah diri pada ketetapan Allah dan Rasul-Nya. Karena hal ini sangatlah penting.

Tentunya setiap orang menginginkan anak-anaknya menjadi dambaan bagi kedua ortunya, menjadi anak-anak yang shalih dan shalihah. Namun kita sebagai manusia selain perlu berusaha namun juga perlu diiringi dengan mendoakan anak-anak kita. Sebab sebaik-baik usaha yang telah dilakukan adalah diiringi dengan doa’a. Karena hati manusia ini berada di antara dua jari Allah ﷻ. Dan hidayah adalah keutamaan darinya. Tentu, selain doa juga harus ditempuh usaha. Dan inilah yang dilakukan oleh para nabi dan orang-orang shalih. Sebagaimana Nabi Ibrahim ‘alaihissalam, ia berdoa dan berusaha dalam mendidik anak.

رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلَاةِ وَمِن ذُرِّيَّتِي ۚ رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ

“Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.” (Q.S. Ibrahim 14: 40).

Marilah kita semua berusaha untuk memberikan pendidikan yang terbaik bagi anak-anak kita sebelum ajal menjemput. Dan satu kata bahwa “menanamkan ilmu di masa kecil bagaikan mengukir diatas batu” maka sudah tentu membutuhkan banyak kesabaran dalam mendidik anak. Allahua’lam bish showab.

Ditulis Oleh:
Ustadz Saryanto Abu Ruwaifi’
(Kontributor Bimbinganislam.com)

Alumni STAI Ali Bin Abi Thalib Surabaya, Mahasiswa Pascasarjana Prodi Magister Hukum Islam Kelas Internasional Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Ustadz Saryanto Abu Ruwaifi’

Beliau adalah Alumni STAI Ali Bin Abi Thalib Surabaya, Mahasiswa S2 Magister Hukum Islam – Kelas Internasional Universitas Muhammadiyah Surakarta, | Selain itu beliau juga aktif dalam Kegiatan Dakwah & Sosial di Yayasan Tebar Da’i Mukim di Bandungan, Kab. Semarang, Jawa Tengah)

Related Articles

Back to top button