Meminta Maaf Kepada Orang yang Pernah Mencintai

Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan Meminta Maaf Kepada Orang yang Pernah di Mencintai, selamat membaca.
Pertanyaan:
بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْم
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
Ijin share cerita dan mohon beri nasehat dan masukannya. .
Beberapa tahun silam (thn 2010) pernah ada laki-laki yang menyukai saya (saat itu saya masih remaja 16 tahun) karna kebodohan dan masih belum belajar adab dan ilmu agama, saya balas dia dengan perbuatan tidak sopan/ kasar pada laki-laki tersebut. sejak saat itu dia sakit hati dan tidak pernah menghubungi saya lagi . Namun perasaan merasa bersalahnya saya masih ada sampai sekarang, sampai saya menikah dan punya anak. Apakah perlu sekarang saya meminta maaf pada laki-laki tersebut ya ustadz? Disisi lain kami sudah sama-sama menikah, jika menghubunginya kembali dikhawatirkan timbul hal-hal yang tidak diinginkan. Atau sebaiknya saya harus bagaimana ya ustadz?
Mohon nasehatnya ustadz, jazaakallahu khayran
جزاك الله خيرا
(Dari Fulanah Anggota Grup WA Sahabat BiAS)
Jawaban:
وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْـمِ اللّهِ
Alhamdulillah, wa laa haula wa laa quwwata illaa billaah, wash shalaatu was salaamu ‘alaa rasulillaah, Amma ba’du.
Wa’alaikumussalam Warahmatullah Wabarakatuh
Jika aman dari fitnah, maka meminta maaf adalah amalan kebaikan yang utama. Hal ini karena melihat petunjuk Nabi ‘Alaihissholatu Wassalaam;
مَنْ كَانَتْ لَهُ مَظْلَمَةٌ لِأَخِيهِ مِنْ عِرْضِهِ أَوْ شَيْءٍ فَلْيَتَحَلَّلْهُ مِنْهُ الْيَوْمَ قَبْلَ أَنْ لَا يَكُونَ دِينَارٌ وَلَا دِرْهَمٌ إِنْ كَانَ لَهُ
عَمَلٌ صَالِحٌ أُخِذَ مِنْهُ بِقَدْرِ مَظْلَمَتِهِ وَإِنْ لَمْ تَكُنْ لَهُ حَسَنَاتٌ أُخِذَ مِنْ سَيِّئَاتِ صَاحِبِهِ فَحُمِلَ عَلَيْهِ
“Siapa yang pernah berbuat aniaya (zalim) terhadap kehormatan saudaranya atau sesuatu apapun hendaklah dia meminta kehalalannya (maaf) pada hari ini (di dunia) sebelum datang hari yang ketika itu tidak bermanfaat dinar dan dirham. Jika dia tidak lakukan, maka (nanti pada hari kiamat) bila dia memiliki amal shalih akan diambil darinya sebanyak kezholimannya. Apabila dia tidak memiliki kebaikan lagi maka keburukan saudaranya yang dizholiminya itu akan diambil lalu ditimpakan kepadanya” (HR. Bukhori, no. 2269).
Saudaraku, semoga Allah Ta’ala memberikan Taufiq-Nya kepada kita.
Sering kali lidah kita tersilap dengan mencibir atau meremehkan orang lain..
Atau tidak jarang juga kita berikap tidak adil serta mempersulit orang lain..
Maka hati-hatilah dengan kedzoliman yang tak disadari seperti itu, sungguh tak ada ruginya bagi kita untuk meminta maaf.
Bahkan sebuah kemulian bagi kita yang selalu mendahului atau sering meminta maaf meskipun belum tentu kita yang salah demi tercapainya ukhwah islamiyah.
Wallahu Ta’ala A’lam.
Dijawab dengan ringkas oleh:
Ustadz Fadly Gugul S.Ag. حفظه الله
Senin, 5 Shafar 1443 H/ 13 September 2021 M
Ustadz Fadly Gugul S.Ag. حفظه الله
Beliau adalah Alumni STDI Imam Syafi’i Jember (ilmu hadits), Dewan konsultasi Bimbingan Islam
Untuk melihat artikel lengkap dari Ustadz Fadly Gugul حفظه الله تعالى klik disini