Ibadah

Makna Tadabbur Al-Qur’an Secara Kauniyah dan Qur’aniyah

Pendaftaran Mahad Bimbingan Islam

Makna Tadabbur Al-Qur’an Secara Kauniyah dan Qur’aniyah

Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan makna tadabbur al-qur’an secara kauniyah dan qur’aniyah. Selamat membaca.


Pertanyaan:

Bismillah. Semoga Allah azza wa jalla memberkahi ustadz dan tim Ma’had BIAS.

Ustadz,apa yang dimaksud mentadabburi ayat Al-Qur’an secara kauniyah maupun secara qur’aniyah?

(Ditanyakan oleh Santri Kuliah Islam Online Mahad BIAS)


Jawaban:

Aamiin, terima kasih dengan doa yang dipanjatkan, dan semoga Allah selalu membimbing kita dalam setiap kebaikan dan kebahagiaan yang diridhoiNya.

Mentadabburi Al-Quran secara kauniyah (alam/ciptaan Allah) maksudnya kita diperintahkan untuk mengambil faidah, dari makhluk ciptaan Allah/alam yang ada di sekitar kita, supaya kita semakin mengagungkan dan tunduk kepada Allah, sehingga kita diharapkan bisa semakin mendekatkan diri dan beriman kepada Allah ta`ala.

Dan tadabbur secara qur’aniyah/nash (ayat) Alquran maksudnya kita disuruh untuk mengambil faidah dari bacaan ayat-ayat alquran dan mengambil hukum-hukum yang terkandung dari ayat-ayat yang ada di dalam Al-Quran.

Sebagaimana perintah tadabbur dari ayat ayat yang telah Allah sebutkan di banyak ayatnya, antara lain sebagaimana firman Allah berikut:

أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ ۚ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللَّهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلَافًا كَثِيرًا

“Maka apakah mereka tidak merenungkan Al-Quran? Kalau kiranya Al-Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya” (QS. An-Nisa’: 82).

Berkata Ibnu Katsir di dalam menjelaskan ayat diatas,” Allah berfirman dengan memerintahkan para hambaNya untuk mentabburi alquran dan melarang mereka untuk berpaling dari alquran, dari memahami makna maknanya yang muhkam ( mengandung hukum dan kejelasan ) dan dari lafadz lafadznya yang bernilai tinggi.” ( Tafsir Ibnu katsir : 3/364 cetakan Taybah).

Baca Juga:  Bacaan I'tidal (Bangkit Dari Ruku') Yang Shahih

Dan Firman Allah ta`ala yang lain,”

أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ أَمْ عَلَىٰ قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا

“Maka apakah mereka tidak merenungkan Al-Quran ataukah hati mereka terkunci?” (QS. Muhammad: 24).

كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ

“Ini adalah sebuah Kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka merenungkan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran (yang baik)” (QS. Shad: 29)

Dan juga yang harus diperhatikan, bahwa tadabbur Al-Quran tidak hanya sekadar mengetahui, memahami dan mengambil faidah dari ayat ayat tersebut, tetapi di dalamnya ada tuntutan untuk mengamalkan hukum-hukum di dalam kehidupannya. Sebagaimana firman Allah,”

قال تعالى: الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَتْلُونَهُ حَقَّ تِلَاوَتِهِ أُولَـٰئِكَ يُؤْمِنُونَ بِهِ

Ibnu Katsir menjelaskan dari perkataan Ibnu Mas`ud,” dan demi jiwaku ada di tanganNya, sungguh bagian dari hak terhadap bacaan Al-Quran adalah dengan menghalalkan apa yang dihalalkan dan mengharamkan apa yang diharamkan, serta dengan membacanya seperti yang Allah turunkan.” (Tafsir ibnu Katsir : 1/403) dan Imam Syaukani berkata,” yatluunahu (membacanya) artinya menjalankan dengan makna (hukum) yang terkandung di dalamnya.” ( Fathul qadir : 1/135)

Sehingga dapat dipahami, tidaklah seseorang dapat beramal itu kecuali setelah mengetahui dan mentadabburinya dengan mengambil faidah dari hukum hukum yang terkandung di dalamnya. Itulah makna tadabbur Al-Quran baik secara kauniyah dan quraniyah. Wallahu a`lam.

Dijawab dengan ringkas oleh:
Ustadz Mu’tashim, Lc. MA. حفظه الله
Selasa, 16 Syawal 1443 H/ 17 Mei 2022 M


Ustadz Mu’tashim Lc., M.A.
Dewan konsultasi BimbinganIslam (BIAS), alumus Universitas Islam Madinah kuliah Syariah dan MEDIU
Untuk melihat artikel lengkap dari Ustadz Mu’tashim Lc., M.A. حفظه الله klik di sini

Akademi Shalihah Menjadi Sebaik-baik Perhiasan Dunia Ads

Ustadz Mu’tasim, Lc. MA.

Beliau adalah Alumni S1 Universitas Islam Madinah Syariah 2000 – 2005, S2 MEDIU Syariah 2010 – 2012 | Bidang khusus Keilmuan yang pernah diikuti beliau adalah Syu’bah Takmili (LIPIA), Syu’bah Lughoh (Universitas Islam Madinah) | Selain itu beliau juga aktif dalam Kegiatan Dakwah & Sosial Taklim di beberapa Lembaga dan Masjid

Related Articles

Back to top button