Kwalitas Penguasa Sebanding Dengan Kwalitas Rakyatnya

Pertanyaan
بسم اللّه الرحمن الر حيم
السلام عليكم ورحمةالله وبركاته
Ustadz, afwan
Ini semua kan keadaan yg sudah dibuat pada zaman dulu yg dibuat oleh ulama ahli sunnah, dan mayoritas muslim yg mendominasi saat itu bisa menjalankan syariat islam tanpa ada kendala, dan tanpa ada larangan dari pemerintah. Sementara saat ini banyak yang dilarang contohnya : takbiran dilarang, menyembelih qurban dilarang (oleh a**k)
Trus apa lagi yg tersisa bagi umat islam utk menjalankan syariatnya ?
Tetap harus dari penguasa dulu, khilafah yg harus ditegakkan, baru kita mendengarkan pemimpin yg benar.
Mohon pencerahan nya.
جَزَاك اللّهُ خَيْرًا
(Dari Ratna , Admin BiAS T-05,GXX)
Jawaban
وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته
1.Kekuasaan orang kafir tidak sah secara syari. Sehingga tdk ada kewajiban bagi kita mentaati penguasa kafir.
2. Pertanyaan penanya : Syariat apalagi yg tersisa untuk kita di negri ini?
Jawabnya banyak sekali, saking banyaknya sampai saya tidak bisa menghitungnya.
Shalat jumat, shalat lima waktu, adzan, qomat, nikah, haji, umrah, puasa, idul fitri idul adha dll bnyak sekali syariat dan syiar Islam yang bisa kita lakukan dengan tanpa ada larangan dari penguasa kita yang sah.
3. Kaidah yg dikemukakan oleh penanya itu terbalik. Allah ta’ala meletakkan undang undang zaman dan kaidah masa serta hukum sebab akibat. Bahwa kwalitas penguasa berbanding lurus dengan kwalitas rakyatnya.
Jika kita selaku rakyat memiliki keimanan ketaqwaan, menjauhi syirik menegakkan tauhid maka Allah akan anugrahkan kpd kita penguasa yg shalih dengan cara yang Allah kehendaki yg kadang cara tersebut tidak terbetik sama sekali di benak kita sebelumnya.
Dalil dalil agama berkaitan dengan kaidah ini teramat sangat banyak diantaranya yg sedang kita kaji dalam pembahasan kitab Muaamalatul hukkaam ini.
Wallahu a’lam
Dijawab dengan ringkas oleh :
Ustadz Abul Aswad Al Bayati حفظه الله
Selasa, 28 Rabi’ul Awwal 1438 H / 27 Desember 2016