Kisah Singkat dan Hadits Tentang Dzulqarnain

Kisah Singkat dan Hadits Tentang Dzulqarnain
Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan tanya jawab, serta pembahasan tentang kisah singkat dan hadits tentang dzulqarnain
selamat membaca.
Pertanyaan :
بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْم
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
Semoga ustadz selalu dalam lindungan Alloh Subhanahu Wa Ta’ala.
Apakah Zulkarnain atau Dzulqarnain itu nabi yg pada masanya bisa mengurung yajud wa majud?
Terima kasih
(Disampaikan oleh Fulan, anggota grup BiAS)
Jawaban :
وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْـمِ اللّهِ
Alhamdulillah, wa laa haula wa laa quwwata illaa billaah, wash shalaatu was salaamu ‘alaa rasulillaah, Amma ba’du.
Benar, kisah tentang Dzulqarnain (atau Dzulqornain dan Zulkarnain) dalam Surat Al-Kahfi memang disebutkan mengurung Ya’juj dan Ma’juj dengan dinding besi diantara 2 bukit. Hal itu karena memang Dzulqornain diberi kekuasaan serta kemampuan oleh Alloh.
Jika kita runtutkan kisahnya, Dzulqornain juga seorang penguasa atau raja yang sholih, Alloh Jalla wa ‘Alaa berfirman dalam hal ini
وَيَسَۡٔلُونَكَ عَن ذِي ٱلۡقَرۡنَيۡنِۖ قُلۡ سَأَتۡلُواْ عَلَيۡكُم مِّنۡهُ ذِكۡرًا إِنَّا مَكَّنَّا لَهُۥ فِي ٱلۡأَرۡضِ وَءَاتَيۡنَٰهُ مِن كُلِّ شَيۡءٖ سَبَبٗا
“Mereka akan bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Dzulqornain. Katakanlah: “Aku akan bacakan kepadamu cerita tantangnya, sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepadanya di (muka) bumi, dan Kami telah memberikan kepadanya jalan (untuk mencapai) segala sesuatu”
(QS Al-Kahfi 83-84)
Dzulqornain melakukan perjalanan ke barat
فَأَتْبَعَ سَبَبًا حَتَّىٰ إِذَا بَلَغَ مَغْرِبَ الشَّمْسِ وَجَدَهَا تَغْرُبُ فِي عَيْنٍ حَمِئَةٍ وَوَجَدَ عِنْدَهَا قَوْمًا
“Maka diapun menempuh suatu jalan. Hingga apabila dia telah sampai ke tempat terbenam matahari (sebelah barat), dia melihat matahari terbenam di dalam laut yang berlumpur hitam, dan dia mendapati di situ segolongan umat”
(QS Al-Kahfi 85-86)
Juga melakukan perjalanan ke timur
ثُمَّ أَتْبَعَ سَبَبًا حَتَّىٰ إِذَا بَلَغَ مَطْلِعَ الشَّمْسِ وَجَدَهَا تَطْلُعُ عَلَىٰ قَوْمٍ لَمْ نَجْعَلْ لَهُمْ مِنْ دُونِهَا سِتْرًا
“Kemudian dia menempuh jalan (yang lain). Hingga apabila dia telah sampai ke tempat terbit matahari (sebelah timur) dia mendapati matahari itu menyinari segolongan umat yang kami tidak menjadikan bagi mereka sesuatu yang melindunginya dari (cahaya) matahari itu”
(QS Al-Kahfi 89-91)
Kemudian tatkala Dzulqornain menempuh jalan lain berikutnya, disitulah kisah yang berhubungan dengan Ya’juj dan Ma’juj dimulai
ثُمَّ أَتۡبَعَ سَبَبًا حَتَّىٰٓ إِذَا بَلَغَ بَيۡنَ ٱلسَّدَّيۡنِ وَجَدَ مِن دُونِهِمَا قَوۡمٗا لَّا يَكَادُونَ يَفۡقَهُونَ قَوۡلٗا قَالُواْ يَٰذَا ٱلۡقَرۡنَيۡنِ إِنَّ يَأۡجُوجَ وَمَأۡجُوجَ مُفۡسِدُونَ فِي ٱلۡأَرۡضِ فَهَلۡ نَجۡعَلُ لَكَ خَرۡجًا عَلَىٰٓ أَن تَجۡعَلَ بَيۡنَنَا وَبَيۡنَهُمۡ سَدّٗا قَالَ مَا مَكَّنِّي فِيهِ رَبِّي خَيۡرٞ فَأَعِينُونِي بِقُوَّةٍ أَجۡعَلۡ بَيۡنَكُمۡ وَبَيۡنَهُمۡ رَدۡمًا ءَاتُونِي زُبَرَ ٱلۡحَدِيدِۖ حَتَّىٰٓ إِذَا سَاوَىٰ بَيۡنَ ٱلصَّدَفَيۡنِ قَالَ ٱنفُخُواْۖ حَتَّىٰٓ إِذَا جَعَلَهُۥ نَارٗا قَالَ ءَاتُونِيٓ أُفۡرِغۡ عَلَيۡهِ قِطۡرٗا فَمَا ٱسۡطَٰعُوٓاْ أَن يَظۡهَرُوهُ وَمَا ٱسۡتَطَٰعُواْ لَهُۥ نَقۡبٗا قَالَ هَٰذَا رَحۡمَةٞ مِّن رَّبِّيۖ فَإِذَا جَآءَ وَعۡدُ رَبِّي جَعَلَهُۥ دَكَّآءَۖ وَكَانَ وَعۡدُ رَبِّي حَقّٗا
“Kemudian dia menempuh suatu jalan (yang lain lagi). Hingga apabila dia telah sampai di antara dua buah gunung, dia mendapati di hadapan kedua bukit itu suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan.
Mereka berkata: “Hai Dzulqornain, sesungguhnya Ya’juj dan Ma’juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka?”
Dzulqornain berkata: “Apa yang telah dikuasakan oleh Tuhanku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik, maka tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan dinding antara kamu dan mereka, berilah aku potongan-potongan besi”.
Hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, berkatalah Dzulqornain: “Tiuplah (api itu)”. Hingga apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, diapun berkata: “Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar aku kutuangkan ke atas besi panas itu”.
Maka mereka tidak bisa mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melobanginya.
Dzulqornain berkata: “Ini (dinding) adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah datang janji Tuhanku, Dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Tuhanku itu adalah benar”
(QS Al-Kahfi 92-98)
Ayat terakhir yang kita nukilkan diatas juga menunjukkan tentang ketawadu’an Beliau, menunjukkan kelemahan seorang hamba yang tidak akan mampu melakukan sesuatu kecuali atas pertolongan Alloh.
Sekaligus menjelaskan bahwa kelak terbuka atau hancurnya dinding pembatas yang dibuat oleh Dzulqarnain adalah sebuah kepastian, keluarnya Ya’juj dan Ma’juj sendiri merupakan salah satu diantara tanda kiamat besar, disebutkan dalam Hadits dari sahabat Abu Huroiroh rodhiallohu ‘anhu
مِنْ حَدِيثِ أَبِي هُرَيْرَةَ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي السَّدِّ قَالَ يَحْفِرُونَهُ كُلَّ يَوْمٍ حَتَّى إِذَا كَادُوا يَخْرِقُونَهُ قَالَ الَّذِي عَلَيْهِمْ ارْجِعُوا فَسَتَخْرِقُونَهُ غَدًا فَيُعِيدُهُ اللَّهُ كَأَشَدِّ مَا كَانَ حَتَّى إِذَا بَلَغَ مُدَّتَهُمْ وَأَرَادَ اللَّهُ أَنْ يَبْعَثَهُمْ عَلَى النَّاسِ قَالَ الَّذِي عَلَيْهِمْ ارْجِعُوا فَسَتَخْرِقُونَهُ غَدًا إِنْ شَاءَ اللَّهُ وَاسْتَثْنَى قَالَ فَيَرْجِعُونَ فَيَجِدُونَهُ كَهَيْئَتِهِ حِينَ تَرَكُوهُ فَيَخْرِقُونَهُ فَيَخْرُجُونَ عَلَى النَّاسِ فَيَسْتَقُونَ الْمِيَاهَ وَيَفِرُّ النَّاسُ مِنْهُمْ فَيَرْمُونَ بِسِهَامِهِمْ فِي السَّمَاءِ فَتَرْجِعُ مُخَضَّبَةً بِالدِّمَاءِ فَيَقُولُونَ قَهَرْنَا مَنْ فِي الْأَرْضِ وَعَلَوْنَا مَنْ فِي السَّمَاءِ قَسْوَةً وَعُلُوًّا فَيَبْعَثُ اللَّهُ عَلَيْهِمْ نَغَفًا فِي أَقْفَائِهِمْ فَيَهْلِكُونَ فَوَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ إِنَّ دَوَابَّ الْأَرْضِ تَسْمَنُ وَتَبْطَرُ وَتَشْكَرُ شَكَرًا مِنْ لُحُومِهِمْ
قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ إِنَّمَا نَعْرِفُهُ مِنْ هَذَا الْوَجْهِ مِثْلَ هَذَا
Hadits Abu Huroiroh dari Nabi sholallohu ‘alaihi wasalam tentang dinding (yang dibangun Dzulqornain) beliau bersabda: “Setiap hari mereka (Ya`juj dan Ma`juj) menggalinya, sehingga ketika dinding itu hampir mereka menembusnya.
Pemimpinnya mengatakan: Sekarang pulanglah kalian, karena esok hari kalian pasti bisa menembusnya!
tetapi Alloh mengembalikannya seperti semula.
Kemudian keesokan harinya, ketika Alloh hendak mengutus mereka kepada manusia, pemimpin mereka berkata: Sekarang pulanglah kalian, karena esok hari kalian akan merobohkannya jika Alloh menghendaki” ia mengucapkan insya Alloh.”
Beliau (Rasulullah) bersabda: “Pulanglah mereka dan mendapatinya seperti keadaanya semula saat mereka tinggalkan lalu mereka merobohkannya dan menyerang orang-orang, lalu mereka meminum air dan berlarilah orang-orang menghindari mereka, mereka pun melepaskan anak panah ke langit dan seketika itu juga panah tersebut berlumuran darah.
Lantas mereka berkata: “Kita telah menaklukan penduduk bumi dan menguasai yang berada di langit secara paksa.”
Lalu Alloh mengirim ulat pada tengkuk mereka, demi Dzat yang jiwaku ada dalam tangannya, sesungguhnya hewan-hewan bumi menjadi gemuk, gesit dan sangat berterima kasih karena daging-daging mereka”
Abu Isa Tirmidzi berkata: Hadits ini hasan gharib, kami hanya mengetahuinya dari sanad ini seperti ini [HR Tirmidzi 3078]
Demikian kisah dzulqarnain yang dapat kami sampaikan, semoga Alloh mudahkan kita semua untuk bisa banyak mengambil pelajaran dari Kalamulloh, Al-Quran Al-Karim
Wallahu A’lam,
Wabillahittaufiq.
Dijawab dengan ringkas oleh:
Ustadz Rosyid Abu Rosyidah حفظه الله
Senin, 05 Sya’ban 1441 H/ 30 Maret 2020 M
Ustadz Rosyid Abu Rosyidah حفظه الله
Beliau adalah Alumni STDI IMAM SYAFI’I Kulliyyatul Hadits, dan Dewan konsultasi Bimbingan Islam,
Untuk melihat artikel lengkap dari Ustadz Rosyid Abu Rosyidah حفظه الله klik disini