Keutamaan Sholat Sunnah Rowatib 10 Rakaat Dan 12 Rakaat, Apakah Sama?

Keutamaan Sholat Sunnah Rowatib 10 Rakaat Dan 12 Rakaat, Apakah Sama?
Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan tanya jawab, serta pembahasan tentang Keutamaan Sholat Sunnah Rowatib 10 Rakaat Dan 12 Rakaat, Apakah Sama? selamat membaca.
Pertanyaan:
Bismillah, Saya mau bertanya Ustadz, apakah keutamaan yang didapat sholat sunnah rawatib 10 rakaat sehari sama dengan yang 12 rakaat sehari? Sebelumnya terimakasih atas jawabanya
Ditanyakan oleh Santri Mahad Bimbingan Islam
Jawaban:
Bismillah
Hadist yang terkait dengan shalat sunnah rowatib yang mengiringi shalat fardhu, yang termasuk pada hukum sunnah muakkadah antara lain apa yang disebutkan berikut ini :
Dari Ummu Habibah –istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam-, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
« مَنْ صَلَّى اثْنَتَىْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِى يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ بُنِىَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِى الْجَنَّةِ
“Barangsiapa mengerjakan shalat sunnah dalam sehari-semalam sebanyak 12 raka’at, maka karena sebab amalan tersebut, ia akan dibangun sebuah rumah di surga.”
dalam riwayat At Tirmidzi, dari ‘Aisyah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ ثَابَرَ عَلَى ثِنْتَىْ عَشْرَةَ رَكْعَةً مِنَ السُّنَّةِ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِى الْجَنَّةِ أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْعِشَاءِ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْفَجْرِ
“Barangsiapa merutinkan shalat sunnah dua belas raka’at dalam sehari, maka Allah akan membangunkan bagi dia sebuah rumah di surga. Dua belas raka’at tersebut adalah empat raka’at sebelum zhuhur, dua raka’at sesudah zhuhur, dua raka’at sesudah maghrib, dua raka’at sesudah ‘Isya, dan dua raka’at sebelum shubuh.” [HR. Tirmidz no. 414, dari ‘Aisyah. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih.]
Hadits di atas menunjukkan dianjurkannya merutinkan shalat sunnah rawatib sebanyak 12 raka’at setiap harinya.
Kemudiaan disebutkan dalam riwayat Ibnu ‘Umar ang menyebutkan bahwa shalat rawatib adalah 10 rokaat, sebagaimana yang beliau katakan,”
حفِظْتُ مِنَ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – عَشْرَ رَكَعَاتٍ رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الظُّهْرِ ، وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا ، وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ فِى بَيْتِهِ ، وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْعِشَاءِ فِى بَيْتِهِ ، وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ صَلاَةِ الصُّبْحِ
“Aku menghafal dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sepuluh raka’at (sunnah rawatib), yaitu dua raka’at sebelum Zhuhur, dua raka’at sesudah Zhuhur, dua raka’at sesudah Maghrib, dua raka’at sesudah ‘Isya, dan dua raka’at sebelum Shubuh.” (HR. Bukhari no. 1180).
Dalil diatas menunjukkan kesamaan amalan dan pahala yang didapatkan, sebagaimana yang dijelaskan di dalam banyak kitab fiqih.
Hanya saja para ulama berbeda pendapat dalam masalah jumlah rokaat yang dilakukan. antara yang merajihkan 12 rakaat atau membolehkan 10 rakaat dengan mendapatkan keutamaan yang sama.
Yang terbaik adalah dengan melakukannya 12 rokaat, hal ini sebagaimana yang dikuatkan dengan beberapa riwayat, antara lain dari riwayat Ummu Habibah dengan sanad yang hasan dimana beliau mengatakan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”
مَنْ حَافَظَ عَلَى أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ قَبْلَ الظُّهْرِ وَأَرْبَعٍ بَعْدَهَا حَرَّمَهُ اللَّهُ عَلَى النَّارِ
Namun, bila seseorang menjalankannya dengan 10 rokaat maka tidak mengapa dan berharap juga akan mendapatkan pahala yang semisal. diantaranya apa yang dijelaskan oleh syekh abdul Muhsin al abbad hafidzahullah ta`ala,”
“وحديث أم حبيبة وحديث عائشة متفقان من ناحية العدد، وأن الراتبة تكون أربعاً قبل الظهر، بخلاف حديث ابن عمر، فإن فيه اثنتين قبل الظهر، ولا شك في أن الإتيان بالأكمل والأفضل الذي هو أربع هو الأولى، ومن أتى بالاثنتين فحسن ولا بأس بذلك..” انتهى من شرح سنن أبي داود”.
“Dan hadist Ummu Hazibah dan hadist Aisyah kesduanya sama dalam menyebutkan jumlah rakaat, bahwa shalat rowatib menjadi 4 rakaat sebelum dhuhur . Berbeda dengan hadist Ibnu Umar, dimana disebutkan di dalamnya bahwa rokaat sebelum dhuhur. adalah dua rokaat. Tentunya tidak di ragukan bahwa menjalankannya dengan jumlah yang terlengkap dan lebih utama yaitu dengan 4 rakaat ( sebelum dhuhur) maka itu yang lebih utama. Namun bila seseorang yang menjalankan hanya dengan dua rokaat maka itu juga baik dan tidak mengapa. (syarh Sunan Bi Dawud)
Wallahu a`lam.
Dijawab dengan ringkas oleh:
Ustadz Mu’tashim, Lc. MA. حفظه الله
Selasa, 14 Sya’ban 1444H / 7 Maret 2023 M
Ustadz Mu’tashim Lc., M.A.
Dewan konsultasi BimbinganIslam (BIAS), alumus Universitas Islam Madinah kuliah Syariah dan MEDIU
Untuk melihat artikel lengkap dari Ustadz Mu’tashim Lc., M.A. حفظه الله klik di