Adab & AkhlakArtikel

Keutamaan Menolong Musafir

Pendaftaran Mahad Bimbingan Islam

Keutamaan Menolong Musafir

Suatu ketika saya bersafar ke daerah pedalaman, daerah perbukitan, bersama seorang kawan. Poros as motor kami patah. Tak ada ojek, tak ada angkutan, tak ada sinyal.

Terpaksa kami menitipkan motor di rumah warga dan melanjutlan perjalanan dengan jalan kaki, naik dan turun bukit. Meski jalan sudah lumayan baik tapi memang itu daerah perbukitan.

Saat itu hari mulai gelap, tak terasa sudah empat jam kami berjalan, lelah, letih, lapar, bingung. Saya usul agar kawan kita ini menelpon teman ngajinya agar menjemput kita, sekedar mengantar sampai ke kota. Kawan kita ini yakin tak akan ada ikhwan yang berkenan datang ke daerah terpencil seperti ini malam-malam.

“Afwan akhi ana sedang sibuk”, “afwan akhi ana lagi di rumah mertua”, “afwan akhi…”, “afwan akhi…”.

Walhasil tak ada ikhwan yang bisa datang, mereka sibuk, mereka berudzur. Hingga kawan kita ini menelpon salah satu kenalannya yang anggota club motor.

“Siap, berapa orang?, kita segera meluncur ke situ.”

Demikian kata si anak motor. Dari bahasanya ia sangat berantusias.

Kami terhempas lemas di balai bambu pinggir jalan. Setengah jam lebih kami menunggu, menunggu dan menunggu. Hingga ia pun benar benar datang. Kami diantar pulang tidak saja sampai ke kota, tapi sampai ke halaman rumah kawan kita ini.

Tidak cukup sampai di situ, anak motor ini juga mengantar kawan kita ini membeli oleh oleh untuk saya. Padahal mereka tidak mengenal saya.

“Terima kasih ya Mas”, hanya itu yang terucap dari lisan saya.

“Santai saja mas.”, sahut si anak motor.

Pernah pula saya baca di grup fb ada orang malam-malam motornya macet dan butuh bantuan. Ketika saya hendak berangkat menolong, salah satu anggota keluarga kami berujar:

“Sudah istirahat saja, kamu kan baru saja pulang. Lagian banyak ikhwan lain yang rumahnya lebih dekat dari lokasi itu. Kalau kita kan jauh.”

Jika masing-masing kita berharap dan menyangka orang lainlah yang akan menolong. Orang lainlah yang akan berkorban. Orang lainlah yang akan terjun turun tangan, maka,

Baca Juga:  Kaidah Tarjih bag. 3: Kaidah Yang Berkaitan dengan Matan Hadist

Yang bingung akan tetap bingung,
Yang menderita akan tetap menderita,
Yang lelah akan tetap lelah,
Yang letih akan tetap letih,
Yang lapar akan tetap kelaparan.

Keutamaan Menolong Musafir

Seorang musafir itu berada dalam kesulitan yang besar maka nabi shalallahu alaihi wa sallam bersabda:

السفرُ قِطعةٌ من العذابِ

“Safar itu adalah potongan adzab.” (HR. Bukhari 5429).

Dalam sebuah riwayat sahih nabi menjelaskan keutamaan bagi orang yang menunjukkan jalan bagi orang tersesat.

إِرْشادُك الرجلَ في أرضِ الضَّلالِ لكَ صدَقةٌ

“Engkau menunjukkan jalan bagi orang yang tersesat jalan adalah sedekah”. (Shahihul Jami’ 2908).

Ini hanya menunjukkan saja ketika ditanya. Maka pahala yang menggunung Allah sediakan bagi orang-orang yang menolong musafir.

Bahkan Allah pun menolong musafir dengan memberikan enam keringanan:

  1. Tidak wajib salat berjamaah,
  2. Tidak wajib puasa ramadhan,
  3. Tidak wajib Jumatan,
  4. Boleh menjamak shalat,
  5. boleh mengqashar shalat,
  6. Boleh tidak mencuci kaki ketika wudhu, tapi cukup usap alas kaki saja.

Bahkan do’a seorang musafir adalah do’a mustajab yang Allah kabulkan. Ini adalah bentuk pertolongan dan penghormatan Allah pada musafir.

Maka selayaknya kita sebagai sesama muslim meluangkan waktu menolong dan menghormati musafir semampu kita. Dan menyongsong pahala yang besar di sisi Allah. Dengan harapan kelak kita juga akan ditolong orang lain ketika kita berada dalam kesusahan. Nabi bersabda:

واللَّهُ في عونِ العَبدِ ، ما كانَ العَبدُ في عونِ أخيهِ

“Allah senantiasa menolong seorang hamba, selagi ia menolong saudaranya.” (Shahih Tirmidzi : 1930).

Di sisi lain kita jg berharap semoga pertolongan ini menjadi sebab kita masuk ke dalam surga Allah yang luasnya seluas langit dan bumi.

Disusun oleh:
Ustadz Abul Aswad Al-Bayati, BA. حفظه الله
Kamis, 1 Shafar 1443 H/ 9 September 2021 M


 Ustadz Abul Aswad Al-Bayati, BA.
Dewan konsultasi Bimbingan Islam (BIAS), alumni MEDIU, dai asal klaten
Untuk melihat artikel lengkap dari Ustadz Abul Aswad Al-Bayati حفظه الله  
klik disini

Akademi Shalihah Menjadi Sebaik-baik Perhiasan Dunia Ads

Ustadz Abul Aswad Al Bayati, BA.

Beliau adalah Alumni S1 MEDIU Aqidah 2008 – 2012 | Bidang khusus Keilmuan yang pernah diikuti beliau adalah Dauroh Malang tahunan dari 2013 – sekarang, Dauroh Solo tahunan dari 2014 – sekarang | Selain itu beliau juga aktif dalam Kegiatan Dakwah & Sosial Koordinator Relawan Brigas, Pengisi Kajian Islam Bahasa Berbahasa Jawa di Al Iman TV

Related Articles

Back to top button