Adab & Akhlak

Kebaikan Dibalas Kebaikan Atau Do’akanlah Dia

Pendaftaran Mahad Bimbingan Islam

Kebaikan Dibalas Kebaikan Atau Do’akanlah Dia

Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan tanya jawab, serta pembahasan tentang Kebaikan Dibalas Kebaikan Atau Do’akanlah Dia. selamat membaca.

Pertanyaan:

Bismillaah Assalamu’alaikum warohmatullah wabarokatuh Ustadz. ‘Afwan, izin bertanya. Bagaimana hukumnya jika terbesit di hati kita mengharapkan uang dari kerabat kita karena kebiasaan kerabat tersebut memberi uang jika mampir ke rumah. Apakah sebaiknya diterima atau tidak. Dan bagaimana bila memaksa. Mohon arahan dan bimbingannya Jazaakumullaahu khairaa

Ditanyakan oleh Santri Mahad Bimbingan Islam


Jawaban:

Waalaikumsalam warahmatullah wabarokatuh

Keinginan dan berharap terhadap dunia selama barang atau sesuatu tersebut baik, boleh dan tidak menimbulkan efek negatif insyaallah tidak mengapa bila menghampiri diri kita.

Terlebih dengan pemberian dari kerabat atau dari saudara atau dari sahabat yang memang mereka ingin menebar kebaikan dan kasih sayang di antara keduanya, sebagaimana yang di anjurkan dimana Aisyah radhiyallahu ‘anha menyatakan,

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – يَقْبَلُ الْهَدِيَّةَ وَيُثِيبُ عَلَيْهَا

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa menerima hadiah dan biasa pula membalasnya.” (HR. Bukhari, no. 2585)

Juga ada hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

تَصَافَحُوْا يَذْهَبُ الغِلُّ ، وتَهَادَوْا تَحَابُّوا ، وَتَذْهَبُ الشَحْنَاءُ

“Saling bersalamanlah (berjabat tanganlah) kalian, maka akan hilanglah kedengkian (dendam). Saling memberi hadiahlah kalian, maka kalian akan saling mencintai dan akan hilang kebencian.”

(HR. Malik dalam Al-Muwatha’, 2/ 908/ 16. Syaikh Al-Albani menukilkan pernyataan dari Ibnu ‘Abdil Barr bahwa hadits ini bersambung dari beberapa jalur yang berbeda, semuanya hasan)

Dalam hadits ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

أَجِيبُوا الدَّاعِىَ وَلاَ تَرُدُّوا الْهَدِيَّةَ وَلاَ تَضْرِبُوا الْمُسْلِمِينَ

“Terimalah hadiah, janganlah menolaknya. Janganlah memukul kaum muslimin.”

(HR. Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrod, no. 157; Ahmad, 1: 404; Abu Ya’la, 9: 284, Ibnu Abi Syaibah dalam Mushannafnya, 6: 555. Syaikh Musthofa Al-‘Adawi mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih dalam Fiqh Al-Akhlaq, hlm. 69. Hadits ini juga dinyatakan shahih oleh Syaikh Al-Albani dalam Al-Irwa’, no. 1616)

Namun begitu, sebaiknya tidak membiarkan hati terus menerus terkekang dengan keingan yang menyebabkan kita bergantung dan berharap besar dari kedatangan dan pemberiaan seseorang. Karena hati, bila dilepas dan tidak dikendalikan, suatu saat bila ia tidak memberikan sesuatu atau lupa bisa jadi hati kita akan marah kepada dia.

Jika hati bisa kita kendalikan untuk tidak berharap banyak dengannya, maka jika ia memberi tidak ada salahnya menerimanya untuk menyenangkan hatinya dan membalas hadiahnya dengan sesuatu yang bisa kita lakukan, sebagaimana dalam hadits disebutkan,

Baca Juga:  Jangan Engkau Bakar Dirimu Sendiri Dengan Api Ke-Aku-an

مَن صَنَعَ إِليكُم مَعرُوفًا فَكَافِئُوه ، فَإِن لَم تَجِدُوا مَا تُكَافِئُوا بِهِ فَادعُوا لَهُ حَتَّى تَرَوا أَنَّكُم قَد كَافَأتُمُوهُ

“Siapa yang memberikan kebaikan untuk kalian, maka balaslah. Jika engkau tidak mampu membalasnya, doakanlah ia sampai-sampai engkau yakin telah benar-benar membalasnya.” (HR. Abu Daud no. 1672 dan An-Nasa’i no. 2568.).

Dan juga dari Usamah bin Zaid, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ صُنِعَ إِلَيْهِ مَعْرُوفٌ ، فَقَالَ لِفَاعِلِهِ : جَزَاكَ اللَّهُ خَيْرًا , فَقَدْ أبْلَغَ فِي الثَّنَاءِ

“Siapa yang diberikan kebaikan, lalu ia katakan kepada orang yang memberikan kebaikan tersebut, “Jazakallah khoiron (semoga Allah membalas dengan kebaikan)”, seperti itu sudah sangat baik dalam memuji.”

(HR. Tirmidzi, no. 2035 dan An-Nasa’i dalam Al-Kubro, no. 10008, juga dalam ‘Amal Al-Yaum wa Al-Lailah, no. 180. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).

Dengan saling memberi, tidak banyak berharap untuk diberi, mencoba untuk membalaskan kebaikannya, atau menolaknya bila kita melihat saudara kita terlalu memaksakan diri untuk memberi padahal ia tidak mampu maka insyaallah akan bisa menjaga hati dan diri kita dari sifat dan mental meminta minta serta tergantung dari manusia.

Semoga Allah memberikan kepada kita semua dan keluarga kita sifat untuk saling berbagi dan memberi serta berusaha menyenangkan orang sekitar kita dengan apa yang bisa kita beri atau kita laku.

Wallahu a`lam.

Dijawab dengan ringkas oleh:
Ustadz Mu’tashim, Lc. MA. حفظه الله
Sabtu, 9 Syawwal 1444H / 29 April 2023 M 


Ustadz Mu’tashim Lc., M.A.
Dewan konsultasi BimbinganIslam (BIAS), alumus Universitas Islam Madinah kuliah Syariah dan MEDIU
Untuk melihat artikel lengkap dari Ustadz Mu’tashim Lc., M.A. حفظه الله klik di

Ustadz Mu’tasim, Lc. MA.

Beliau adalah Alumni S1 Universitas Islam Madinah Syariah 2000 – 2005, S2 MEDIU Syariah 2010 – 2012 | Bidang khusus Keilmuan yang pernah diikuti beliau adalah Syu’bah Takmili (LIPIA), Syu’bah Lughoh (Universitas Islam Madinah) | Selain itu beliau juga aktif dalam Kegiatan Dakwah & Sosial Taklim di beberapa Lembaga dan Masjid

Related Articles

Back to top button