Janin Keguguran Menjadi Penghalang Api Neraka?

Janin Keguguran Menjadi Penghalang Api Neraka?
Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan tanya jawab, serta pembahasan tentang janin keguguran apakah menjadi penghalang api neraka?.
selamat membaca.
Pertanyaan :
بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْم
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
Bismillah,
Istri Ana sempat hamil, namun kehamilannya ini ada kendala (hamil di luar kandungan) atau biasa orang menyebut hamil anggur. Pada saat umur 1 bulan, istri ke dokter untuk memeriksa kandungan. Dan ternyata janin harus dibuang karena janin di luar kandungan.
Waktu itu sampai ada rawat inap juga karena sampai dikuret oleh dokter. Dan janin yang ada masih berupa gumpalan darah atau daging kecil yang diberikan kepada Ana untuk dikuburkan. Dari kejadian tersebut, Apakah janin yang keluar dari rahim (luar rahim) istri Ana bisa menjadi penghalang kami dapat siksa neraka?
Ini Ana tanyakan karena janin yang ada dalam pikiran Ana sudah bernyawa atau lebih dari 4 bulan. Apakah jika belum bernyawa masih bisa dikatakan janin atau calon bayi yang dapat menghalangi orang tuanya dari api neraka?
Syukron.
(Disampaikan oleh Fulan, sahabat BiAS).
Jawaban :
وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْـمِ اللّهِ
Alhamdulillah, wa laa haula wa laa quwwata illaa billaah, wash shalaatu was salaamu ‘alaa rasulillaah, Amma ba’du.
Banyak hadits yang menjelaskan keutamaan orang yang ditimpa musibah berupa kematian anak lalu ia pun bersabar, diantaranya sabda Rasulullah ﷺ kepada para shahabiyah,
أيُّما امْرَأةٍ ماتَ لَها ثَلاَثَةٌ مِنَ الوَلَدِ، كانُوا حِجابًا مِنَ النّارِ»، قالَتِ امْرَأةٌ: واثْنانِ؟ قالَ: «واثْنانِ»
“Setiap ibu yang ditimpa musibah kematian 3 orang anak, mereka akan menjadi penghalangnya dari api neraka. Salah seorang shahabiyah pun berkata: bagaimana kalau dua orang ank ya rasulullah? Beliau ﷺ bersabda: begitu pula dua orang anak” (HR. Bukhari no. 1249).
Sebagaimana kita ketahui, kematian adalah proses berpisahnya badan dengan ruh, dan saat itu manusia berpindah dari alam dunia ke alam barzakh. Dan janin mulai hidup dan memiliki nyawa saat berumur 4 bulan dalam kandungan ibunya, hal ini berdasarkan hadits rasulullah ﷺ,
إنَّ أحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ أرْبَعِينَ يَوْمًا، ثُمَّ يَكُونُ فِي ذَلِكَ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُونُ فِي ذَلِكَ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلُ المَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيهِ الرُّوحَ، ويُؤْمَرُ بِأرْبَعِ كَلِماتٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ، وأجَلِهِ، وعَمَلِهِ، وشَقِيٌّ أوْ سَعِيدٌ
“Sesungguhnya salah seorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya di dalam perut ibunya selama 40 hari berwujud nuthfah (mani), kemudian menjadi ‘alaqah (gumpalan darah) selama itu juga, kemudian menjadi mudghah (gumpalan daging) selama itu juga. Kemudian diutus seorang malaikat, lalu dia meniupkan ruh kepadanya, dan dia (malaikat tadi) diperintah untuk menulis 4 perkara: tentang rezekinya, amalannya, ajalnya dan (apakah) dia termasuk orang yang sengsara atau bahagia” (Muttafaqun ‘alaih).
Oleh karena itu, janin yang masih berumur sebulan, belumlah memiliki ruh, sehingga tidak mengalami kematian, dan nantinya tidak pula dibangkitkan. Dan tidak masuk dalam hadits yang kita sebutkan tadi. Syaikh bin Baz rahimahullah berkata,
قبل أربعة أشهر لا يسمى ولداً، إنما يسمى ولداً بعد الأربعة بعد نفخ الروح فيه، يغسل ويصلى عليه ويعتبر طفلاً ترجى شفاعته لوالديه، أما قبل ذلك فليس بإنسان وليس بميت ولا يعتبر طفلاً ولا يغسل ولا يصلى عليه ولو كان لحمة فيها تخطيط
“Janin yang berumur kurang dari 4 bulan tidak disebut sebagai manusia, janin sudah bisa dikatakan sebagai manusia ketika sudah berumur 4 bulan setelah ditiupkan ruh kepadanya, janin inilah apabila meninggal maka ia dimandikan dan disholatkan, dan diharapkan memberi syafaat untuk kedua orang tuanya. Adapun jika ia keguguran sebelum itu, maka janin tersebut bukanlah manusia dan tidak pula dikatakan mati, sehingga tidak dimandikan dan disholatkan, walaupun janin tersebut sudah berbentuk.” (https://binbaz.org.sa/fatwas/السقط-الذي-يعتبر-طفلا).
Namun, kejadian ini tetaplah sebuah ujian dari Allah ﷻ, apabila orang tua bersabar, kita berharap Allah memberikan balasan yang bisa menghalangi dari siksaan api neraka. Karena rahmat Allah ﷻ sangat luas.
Wallahu a’lam
Dijawab dengan ringkas oleh :
Ustadz Muhammad Ihsan حفظه الله
Senin, 15 Sya’ban 1442 H / 29 Maret 2021 M
Ustadz Muhammad Ihsan حفظه الله تعالى
Beliau adalah Alumni STDI Imam Syafi’i Jember (ilmu hadits), Dewan konsultasi Bimbingan Islam
Untuk melihat artikel lengkap dari Ustadz Muhammad Ihsan حفظه الله تعالى klik disini