KonsultasiMuamalah

Hukum Usaha Mesin Capit Boneka, Bolehkah?

Pendaftaran Grup WA Madeenah

Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan Hukum Usaha Mesin Capit Boneka, Bolehkah?, selamat membaca.


Pertanyaan:

بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْم

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ

Saya melihat sodara pada sukses dan berhasil menjalankan usaha mesin capit boneka, yang jadi  pertanyaan apakah usaha tersebut halal, atau haram .

جزاك الله خيرا

(Dari Fulan Anggota Grup Sahabat BiAS)


Jawaban:

Wa’alaikumussalam Warahmatullah Wabarakatuh

Usaha Mesin Capit Boneka, Bolehkah?

Usaha mesin capit boneka adalah terlarang dan tidak boleh digunakan, dimana di dalamnya terkandung unsur perjudian. Unsur yang dimaksud adalah uang atau koin yang mewakili uang dimasukkan dalam mesin capit boneka, kemudian bertaruh untuk mendapatkan boneka dengan cara mencapitnya, sehingga belum bisa dipastikan; apakah dapat boneka atau tidak.

Imam Ibnu Qudamah rahimahullah berkata (yang artinya):

Qimar (judi) adalah setiap yang bertaruh atau yang berlomba memasang taruhan, nanti ada yang beruntung dan nanti ada yang merasakan rugi.” (Lihat Al Mughni, 13/408).

Sepakat para ulama bahwa judi ini adalah dosa besar yang dilarang keras. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa ta’ala,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْأَنْصَابُ وَالْأَزْلَامُ رِجْسٌ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.”

(QS. Al Maidah: 90).

Bagaimana jika usaha mesin capit boneka tidak memakai unsur perjudian?

Kami tetap menyarankan agar tidak memilih usaha mesin capit boneka, karena boneka yang dibolehkan adalah untuk permainan anak-anak saja dan syarat bonekanya adalah tidak membentuk makhluk hidup sempurna, sedangkan hal ini tidak mungkin dihindari oleh mesin-mesin capit boneka. Bahkan banyak boneka di zaman modern ini, bentuknya menyerupai makhluk hidup secara utuh, dan hal ini dilarang dalam agama kita yang mulia.

Ummul Mukminin ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha meriwayatkan,

قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ غَزْوَةِ تَبُوكَ أَوْ خَيْبَرَ وَفِىى سَهْوَتِهَا سِتْرٌ فَهَبَّتْ رِيحٌ فَكَشَفَتْ نَاحِيَةَ السِّتْرِ عَنْ بَنَاتٍ لِعَائِشَةَ لُعَبٍ فَقَالَ : مَا هَذَا يَا عَائِشَةُ. قَالَتْ بَنَاتِى. وَرَأَى بَيْنَهُنَّ فَرَسًا لَهُ جَنَاحَانِ مِنْ رِقَاعٍ فَقَالَ : مَا هَذَا الَّذِى أَرَى وَسْطَهُنَّ. قَالَتْ ففَرَسٌ. قَالَ : وَمَا هَذَا الَّذِى عَلَيْهِ. قَالَتْ جَنَاحَانِ. قَالَ : فَرَسٌ لَهُ جَنَاحَانِ. قَالَتْ أَمَا سَمِعْتَ أَنَّ لِسُلَيْمَانَ خَيْلاً لَهَا أَجْنِحَةٌ قَالَتْ فَضَحِكَ حَتَّى رَأأَيْتُ نَوَاجِذَهُ.

“Suatu hari, Rasulullah pulang dari perang Tabuk atau perang Khaibar (perawi hadits ragu, pen.) sementara di kamar (‘Aisyah) ada kain penutup. Ketika angin bertiup, tersingkaplah boneka-boneka mainan ‘Aisyah, lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya, ‘Apa ini wahai ‘Aisyah?’ Dia (‘Aisyah) pun menjawab, ‘Boneka-boneka (mainan) milikk.’ Beliau melihat di antara boneka mainan itu ada boneka kuda yang punya dua helai sayap. Lantas beliau pun bertanya kepada ‘Aisyah, ‘Yang aku lihat di tengah-tengah itu apanya?’ ‘Aisyah menjawab, ‘Kuda.’ Beliau bertanya lagi, ‘Apa itu yang ada pada bagian atasnya?’ ‘Aisyah menjawab, ‘Kedua sayapnya.’ Beliau menimpali, ‘Kuda punya dua sayap?’ ‘Aisyah menjawab, “’Tidakkah Engkau pernah mendengar bahwa Nabi Sulaiman mempunyai kuda yang memiliki sayap?’ Beliau pun tertawa hingga aku melihat gigi beliau” (HR. Abu Daud, no. 4934, hadits ini dinilai shahih oleh Al-Albani).

Sebagian ahli ilmu menjelaskan bahwa hadits ini sebagai rukhshah (keringanan) bagi anak-anak kecil perempuan untuk bermain boneka sebagai bentuk pendidikan si anak ketika masih kecil agar kelak ketika balig/dewasa sudah dapat mengurus diri sendiri, rumah, hingga anak-anaknya. Dan bukan bermudah-mudah dengan boneka yang membentuk makhluk bernyawa utuh, atau yang nampak jelas sketsa wajahnya (mata, hidung, mulut).

Adapun boneka yang sekedar dipajang di rumah-rumah, maka hendaklah kita takut dengan ancaman Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa malaikat tidak akan masuk pada rumah yang terdapat gambar makhluk bernyawa di dalamnya.

لاَ تَدْخُلُ المَلاَئِكَةُ بَيْتاً فيهِ كَلْبٌ وَلاَ صُورَةٌ

“Malaikat tidak akan masuk pada rumah yang di dalamnya ada anjing dan gambar (makhluk bernyawa)” (HR. Bukhari, no. 3226 dan Muslim, no. 2106).

Sesuatu yang asal hukumnya tidak boleh, maka tidak halal juga diperjualbelikan secara asalnya, juga alat-alat yang menjadi penunjangnya, misalkan sebagai alat bermain, alat khusus yang dibutuhkan untuk variasi permainan atau game yang berhubungan dengan benda yang asalnya tidak boleh tersebut, maka ini juga dihindari termasuk alat capit boneka (makhluk bernyawa utuh).

Wallahu Ta’ala A’lam.

Dijawab dengan ringkas oleh:
Ustadz Fadly Gugul S.Ag. حفظه الله
Jumat, 9 Shafar 1443 H/ 17 September 2021 M


Ustadz Fadly Gugul S.Ag. حفظه الله
Beliau adalah Alumni STDI Imam Syafi’i Jember (ilmu hadits), Dewan konsultasi Bimbingan Islam

Untuk melihat artikel lengkap dari Ustadz Fadly Gugul حفظه الله تعالى klik disini

 

Ustadz Fadly Gugul, S.Ag

Beliau adalah Alumni S1 STDI Imam Syafi’I Jember Ilmu Hadits 2012 – 2016 | Bidang khusus Keilmuan yang pernah diikuti beliau adalah Takhosus Ilmi di PP Al-Furqon Gresik Jawa Timur | Beliau juga pernah mengikuti Pengabdian santri selama satu tahun di kantor utama ICBB Yogyakarta (sebagai guru praktek tingkat SMP & SMA) | Selain itu beliau juga aktif dalam Kegiatan Dakwah & Sosial Dakwah masyarakat (kajian kitab), Kajian tematik offline & Khotib Jum’at

Related Articles

Back to top button