Hukum Menyimpan Foto dan Barang Orang yang Sudah Meninggal

Hukum Menyimpan Foto dan Barang Orang yang Sudah Meninggal
Para pembaca Bimbinganislam.com yang baik hati berikut kami sajikan tanya jawab, serta pembahasan tentang hukum menyimpan foto dan barang orang yang sudah meninggal.
Silahkan membaca.
Pertanyaan :
بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْم
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
Semoga Allah Azza wa Jalla selalu menjaga Ustadz & keluarga.
Apakah benar bahwa tidak diperbolehkan menyimpan barang atau foto orang yang telah wafat karena sama dengan perbuatan meratapi kematian?
Bagaimana Jika hanya menyimpannya tanpa kita ada perasaan meratapi atau sedih berlebihan?
(Disampaikan oleh Fulanah, Sahabat BiAS T08-G23)
Jawaban :
وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْـمِ اللّهِ
Alhamdulillāh
Alhamdulillah, wa laa haula wa laa quwwata illaa billaah, wash shalaatu was salaamu ‘alaa rasulillaah, Amma ba’du
Ayyuhal Ikhwan wal Akhwat baarakallah fiikum Ajma’in.
Kami nukilkan jawaban dari Syaikh Muhammad bin Sholeh Al-Utsaimin, ulama besar negeri arab saudi di masa silam.
حكم الاحتفاظ بصور الميت أو بحوائجه – لفضيلة الشيخ العلامة محمد بن صالح العثيمين رحمه الله
السؤال: فضيلة الشيخ, ما حكم الاحتفاظ بصور الميت أو شيء من حوائج الميت كثوبه أو ساعته؟
الجواب: الاحتفاظ بصورة الميت لا يجوز، ومن عنده شيء منه فليحرقه الآن؛ لأن تذكر الميت يجدد الأحزان، وكذلك ما يبقى من ثيابه إما أن يستعمل ويلبس حتى يبلى أو يتصدق به
أما أن تبقى ذكرى للميت فهذا أيضاً مما يجدد الحزن، وهو نعي فعلي, نعي الميت يكون إما بالقول وإما بالفعل, وهذا نعي له بالفعل .فلا يجوز إبقاء صورة الميت، ولا يجوز أيضاً إبقاء ثيابه لتذكره
المصدر: سلسلة لقاءات الباب المفتوح > لقاء الباب المفتوح 202
Pertanyaan:
Wahai Syaikh yang mulia, apa hukum menyimpan foto mayit atau sesuatu dari barang-barang miliknya seperti pakaian atau jam tangannya?
Jawabannya:
Menyimpan foto mayit itu tidak boleh, barang siapa yang masih menyimpan sesuatu dari (foto) nya, hendaknya ia membakarnya sekarang!
Karena mengingat-ingat mayit itu akan memperbarui kesedihan.
Demikian juga apa yang masih disimpan berupa pakaiannya, sebaiknya dipergunakan, dipakai hingga usang atau disedekahkan.
Adapun kalau dibiarkan sebagai kenang-kenangan mayit, maka ini juga perkara yang akan mengulang kesedihan dan ini termasuk perbuatan meratap. Meratapi mayit itu bisa dalam bentuk ucapan, bisa pula perbuatan. Dan (menyimpan barang mayit) termasuk meratap dengan perbuatan.
Maka tidak boleh menyimpan foto mayit, tidak boleh juga menyimpan pakaiannya untuk mengenangnya.
(Silsilah Liqa’aat al-baab al-maftuh liqaa al-bab al-maftuh no. 202)
Pendapat Syaikh Al ‘Utsaimin di atas adalah pendapat terkuat dalam masalah ini.
Wallahu Ta’ala A’lam.
Dijawab dengan ringkas oleh:
Ustadz Fadly Gugul S.Ag. حفظه الله
Kamis, 26 Jumadal Akhiroh 1441 H / 20 Februari 2020 M
Ustadz Fadly Gugul S.Ag. حفظه الله
Beliau adalah Alumni STDI Imam Syafi’i Jember (ilmu hadits), Dewan konsultasi Bimbingan Islam
Untuk melihat artikel lengkap dari Ustadz Fadly Gugul حفظه الله تعالى klik disini