Hukum Memperjual Belikan Kaligrafi

Hukum Memperjual Belikan Kaligrafi
Pertanyaan :
بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمةالله وبركاته
Ustadz afwan, apakah menjual kaligrafi termasuk menjual ayat-ayat Allah? Bagaimana hukumnya?
جَزَاك الله خَيْرًا
(Erna, Sahabat BiAS T09-G33)
Jawaban :
وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله و على آله و صحبه أجمعين
Wallahu a’lam, kami belum mengetahui jawabannya. Akan tetapi menulis ayat Al-Qur’an kemudian di gantungkan di dinding adalah perbuatan yang diperingatkan para ulama kita agar tidak dilakukan.
Imam An-Nawawi menyatakan:
لا تجوز كتابة القرآن بشيء نجس وتكره كتابته على الجدران عندنا
“Tidak diperkenankan menulis Al-Qur’an dengan sesuatu yang najis. Dan *dimakruhkan menulisnya di dinding menurut (madzhab) kami.”
(At-Tibyan Fi Adabi Hamalatil Qur’an : 110)
Syaikh Shalih Al-Fauzan salah seorang ulama’ sunnah di zaman ini juga menyatakan:
يجبُ تعظيمُ القرآنِ الكريمِ ، وتلاوته ، وتدبُّره ، والعمل به ، أما تعليقه على الجدران : فهو من العبث ، وقد يؤدي ذلك إلى امتهانه .
وأيضاً : قد يتَّخذُ ذلك من باب تجميل الجدران بالديكورات ، والرسومات ، والكتابات ، فيُجعل القرآن ضمن ذلك ، وقد يُكتب على شكل نقوش يُقصد منها المناظرُ فقط .
وعلى كل حال : فالقرآن يجب أن يُصان عن هذا العبث ، وما كان السَّلف يعملون هذا ، والقرآن لم ينزل ليُكتب على الجدران ، وإنما أنزل ليُكتب في القلوب ، ويظهر أثره على الأعمال والتصرُّفات
“Wajib hukumnya menghormati Al-Qur’an Al-Karim dengan membacanya, mentadaburinya serta dengan mengamalkannya. Adapun kalau digantung/ditempel di dinding merupakan kesia-siaan, dapat berakibat melecehkannya.
Terkadang dinding dihias dengan berbagai dekorasi, gambar dan tulisan, lalu Al-Qur’an dijadikan bagian dari itu. Terkadang ditulis dengan cara diukir, maksudnya hanya sebagai pemandangan semata.
Pada intinya Al-Qur’an harus dijaga dari perkara yang sia-sia ini. Dahulu para Salaf (tiga generasi terbaik Islam, ~ed) tidak pernah melakukan hal ini. Al-Qur’an diturunkan bukan untuk ditulis di dinding. Akan tetapi diturunkan untuk ditulis dalam hati dan terlihat dampaknya pada prilaku dan sikap sehari-hari.”
(Al-Muntaqa Min Fatawa Syaikh Al-Fauzan : 2/77).
Wallahu a’lam, wabillahittaufiq.
Dijawab dengan ringkas oleh:
Ustadz Abul Aswad Al Bayati حفظه الله
Senin, 13 Jumādā Ats-Tsānī 1440 H / 18 Februari 2019 M