Faedah Hadist

Fawaid Hadist #157 | Mengingkari Kemungkaran Di Setiap Lapisan Masyarakat

Pendaftaran Grup WA Madeenah

Fawaid Hadist #157 | Mengingkari Kemungkaran Di Setiap Lapisan Masyarakat

Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan serial fawaid hadist, Fawaid Hadist #157 | Mengingkari Kemungkaran Di Setiap Lapisan Masyarakat. Selamat membaca.

[div class=fawaid-hadis]

عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشيْرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: « مَثَلُ الْقَائِمِ فِي حُدُوْدِ اللهِ، وَالْوَاقِعِ فِيْهَا كَمَثَلِ قَوْمٍ اِسْتَهَمُوا عَلَى سَفِيْنةٍ فَصَارَ بَعْضُهُمْ أَعْلَاهَا وَبَعْضُهُمْ أَسْفَلَهَا وَكَانَ الَّذِيْنَ فِي أَسْفلِهَا إِذَا اسْتَقَوْا مِنَ الْمَاءِ مَرُّوْا عَلَى مَنْ فَوْقَهُمْ فَقَالُوا: لَوْ أَنَّا خَرَقْنَا فِي نَصَيْبِنَا خَرْقًا وَلَمْ نُؤْذِ مَنْ فَوْقَنَا، فَإِنْ تَرَكُوهُمْ وَمَا أَرَادُوا هَلَكُوْا جَمِيْعًا، وَإِنْ أَخَذُوْا عَلَى أَيْدِيهِمْ نَجَوْا وَنَجَوْا جَمِيعًا »

Dari Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa salam, baginda bersabda:

“Perumpamaan orang yang menegakkan batasan-batasan (hukum-hukum) Allah dan orang-orang yang melanggarnya, seperti kaum yang memenuhi kapal dengan mengundi sehingga terbagilah sebagian mereka. Ada yang di bagian atas dan sebagian lainnya ada di bawah. Jika orang yang berada di bawah ingin minum, maka mereka akan naik ke atas melewati orang yang di atas mereka, kemudian mereka berkata, “Jika kita lubangi bagian kita dengan lubang yang kecil, maka kita tidak akan menggangu orang yang di atas.” Jika mereka (yang di atas) membiarkannya dan tidak mencegahnya apa yang dikehendaki orang-orang yang ada di bawah, maka mereka semua akan binasa, tetapi jika mereka mencegahnya, maka mereka semua akan selamat.”
(HR. Al-Bukhari, no. 2493).

[/div]

Faedah Hadist

Hadist ini memberikan faedah – faedah berharga, di antaranya;

  1. Perumpamaan yang dibuat oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam merupakan perumpaan yang sangat bagus dan sarat makna yang tinggi. Manusia di dalam syariat agama Allah ini, seperti orang yang berada di atas kapal, di lautan yang sangat dalam yang dihempas oleh gelombang, dan sudah barang tentu para penumpang yang ada dalam kapal itu terbagi kelasnya, ada yang di bagian atas ada juga di bagian bawah, sehingga stabillah posisi kapal dan penumpang pun tidak berdesak-desakan. Dalam kapal yang berpenumpang banyak ini, jika ada salah seorang dari mereka yang ingin membuat kerusakan, maka harus ada orang yang mencegahnya, agar mereka semua selamat jika tidak dicegah, maka akan binasa semuanya. Demikianlah agama Allah, jika orang-orang yang berakal, orang-orang yang berilmu dan para ulama dapat mencegah orang yang bodoh, maka semuanya akan selamat, dan jika mereka membiarkannya dan tidak mahu mencegahnya, maka semua akan binasa.
  2. Suatu negeri bisa saja ditimpa kehancuran atau kebinasaan gara-gara kemaksiatan yang dibiarkan begitu saja di tengah-tengah masyarakat tanpa ada yang mengingkari. Kemaksiatan ini bisa jadi syirik, bid’ah atau maksiat.
  3. Bolehnya melakukan undian (tanpa adanya taruhan) dalam masalah memilih tempat, ada yang di atas dan di bawah.
  4. Meninggalkan kemungkaran tidak cukup pada individu saja, namun masyarakat secara umum.
  5. Kebebasan manusia bukanlah mutlak, namun masih terikat dengan memperhatikan keadaan orang sekitarnya.

Wallahu Ta’ala A’lam.

Referensi Utama: Syarah Riyadhus Shalihin karya Syaikh Shalih al Utsaimin, & Kitab Bahjatun Naazhiriin Syarh Riyaadhish Shaalihiin karya Syaikh Salim bin ‘Ied Al Hilaliy.


[div class=fawaid-hadis]

Yuk dukung operasional & pengembangan dakwah Bimbingan Islam, bagikan juga faedah hadist ini kepada kerabat dan teman-teman.

Demi Allah, jika Allah memberi hidayah kepada satu orang dengan sebab perantara dirimu, hal itu lebih baik bagimu daripada unta-unta merah.” (HR. Bukhari dan Muslim).

*unta merah adalah harta yang paling istimewa di kalangan orang Arab kala itu (di masa Nabiﷺ).

[/div]

Ustadz Fadly Gugul, S.Ag

Beliau adalah Alumni S1 STDI Imam Syafi’I Jember Ilmu Hadits 2012 – 2016 | Bidang khusus Keilmuan yang pernah diikuti beliau adalah Takhosus Ilmi di PP Al-Furqon Gresik Jawa Timur | Beliau juga pernah mengikuti Pengabdian santri selama satu tahun di kantor utama ICBB Yogyakarta (sebagai guru praktek tingkat SMP & SMA) | Selain itu beliau juga aktif dalam Kegiatan Dakwah & Sosial Dakwah masyarakat (kajian kitab), Kajian tematik offline & Khotib Jum’at

Related Articles

Back to top button