Fawaid Hadist #155 | Sahabat Sejati & Penolong Setia Para Nabi

Fawaid Hadist #155 | Sahabat Sejati & Penolong Setia Para Nabi
Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan serial fawaid hadist, Fawaid Hadist #155 | Sahabat Sejati & Penolong Setia Para Nabi. Selamat membaca.
عَنْ ابْنِ مَسْعُودٍ رَضِيَ اللهُ عَنْه أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: « مَا مِنَ نَبِيٍّ بَعَثَهُ اللهُ فِي أُمَّةٍ قَبْلِي إِلَّاكَانَ لَهُ مِنْ أُمَّتِهِ حَوَارِيُّونَ وَأَصْحَابٌ يَأْخُذُونَ بِسُنَّتِهِ وَيَقْتَدُوْنَ بِأَمْرِه، ثُمَّ إِنَّها تَخْلُفُ مِنْ بَعْدِهِمْ خُلُوفٌ يَقُولُونَ مَالَا يَفْعَلُونَ، وَيَفْعَلُونَ مَالاَ يُؤْمَرُونَ، فَمَنْ جَاهَدَهُم بِيَدِهِ فَهُو مُؤْمِنٌ، وَمَنْ جَاهَدَهُمْ بِقَلْبِهِ فَهُوَ مُؤْمِنٌ، وَمَنْ جَاهَدَهُمْ بِلِسَانِهِ فَهُو مُؤْمِنٌ، وَلَيْسَ وَرَاءَ ذَلِكَ مِنَ اْلإِيْمَانِ حَبَّةُ خَرْدَلٍ »
Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu bahwa sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Tidak ada seorang nabi pun yang diutus oleh Allah kepada umat sebelumku kecuali ia memiliki dari umatnya Al-Hawariyun (para pengikit setia) dan para sahabat yang mengambil sunnahnya dan mengikuti perintahnya. Kemudian setelah mereka akan muncul orang-orang yang mengatakan sesuatu yang mereka tidak perbuat dan mereka berbuat sesuatu yang tidak diperintahkan. Barangsiapa yang berjihad kepada mereka dengan tangannya, maka ia adalah seorang mukmin. Dan barangsiapa yang berjihad dengan lisannya, maka ia adalah seorang mukmin. Dan tidak ada setelah itu dari keimanan walaupun hanya sebesar biji sawi.” (HR. Muslim, no. 50).
Faedah Hadist
Hadist ini memberikan faedah – faedah berharga, di antaranya;
- Allah ‘Azza wa Jalla memudahkan tugas dakwah Para Nabi dan Rasul dengan adanya orang-orang yang akan meneruskan perjuangan dakwah mereka setelah mereka meninggalkan dunia ini. Mereka adalah sahabat sejati dan penolong setia.
- Siapa saja yang menginginkan kesuksesan bagi umat Islam, maka wajib untuknya mengikuti manhaj dakwahnya para Nabi dalam berdakwah kepada agama Allah Ta’ala. Karena setiap jalan selain jalan mereka, yang ada hanyalah kerugian dan kesesatan.
- Dorongan dan motivasi bagi kaum muslimin untuk menyelisihi orang-orang yang menyimpang dalam agama kita, baik dalam hal ucapan maupun perbuatan.
- Sebaik-baik umat setelah para Nabi dan Rasul adalah sahabat-sahabat sejati yang hidup bersama mereka, siap berjuang dan berkorban untuk kepentingan menegakkan agama Allah Ta’ala.
- Setiap masa yang semakin jauh dari masa kenabian dan para sahabat sejatinya, maka akan semakin banyak penyimpangan dan kesesatan.
- Secara asal, manusia itu dilarang berucap memerintahkan sesuatu (kewajiban) yang dia sendiri tidak mengerjakannya atau melakukan suatu ibadah yang belum diperintahkan.
- Tidak mengingkari sebuah kemungkaran yang nyata walau hanya dengan hatinya saja, menunjukkan bahwa imannya sedang sangat sakit parah atau iman itu telah hilang dari dalam hati.
- Pelajaran penting bahwa dakwah yang ideal itu dimulai dengan menunjukkan kepada kebaikan, kemudian memerintahkan untuk melakukan kebaikan dan melarang dari kemungkaran. Yang demikian itu karena menunjukkan kebaikan harus dan perlu didahulukan sebelum memerintahkan kebaikan dan melarang kemungkaran.
Wallahu Ta’ala A’lam.
Referensi Utama: Syarah Riyadhus Shalihin karya Syaikh Shalih al Utsaimin, & Kitab Bahjatun Naazhiriin Syarh Riyaadhish Shaalihiin karya Syaikh Salim bin ‘Ied Al Hilaliy.
Yuk dukung operasional & pengembangan dakwah Bimbingan Islam, bagikan juga faedah hadist ini kepada kerabat dan teman-teman.
“Demi Allah, jika Allah memberi hidayah kepada satu orang dengan sebab perantara dirimu, hal itu lebih baik bagimu daripada unta-unta merah.” (HR. Bukhari dan Muslim).
*unta merah adalah harta yang paling istimewa di kalangan orang Arab kala itu (di masa Nabiﷺ).