Faedah Hadist

Fawaid Hadist #134 | Kedudukan Ilmu Syar’i

Pendaftaran Grup WA Madeenah

Fawaid Hadist #134 | Kedudukan Ilmu Syar’i

Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan serial fawaid hadist, Fawaid Hadist #134 | Kedudukan Ilmu Syar’i. Selamat membaca.


[div class=fawaid-hadis]

عَنْ أَبِي مُوْسَى رَضِيَ اللهُ عَنْهْ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ صَلَّى اللهِ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ مَثَلُ مَا بَعَثَنِيَ اللهُ بِهِ مِنَ الْهُدَى والْعِلْمِ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَصَابَ أَرْضًا فَكَانَتْ طَائِفَةٌ طَيِّبَةٌ، قَبِلَتِ الْمَاءَ فَأَنْبَتَتِ الْكَلأَ وَالْعُشْبَ الْكَثِيْرَ، وَكَانَ مِنْهَا أَجَادِبُ أَمسكَتِ الْمَاءَ، فَنَفَعَ اللهُ بِهَا النَّاسَ فَشَرِبُوا مِنْهَا وسَقَوْا وَزَرَعُوا. وأَصَابَ طَائِفَةً أُخْرَى، إِنَّمَا هِيَ قِيْعَانٌ لا تُمْسِكُ مَاءً وَلا تُنْبِتُ كَلأً، فَذَلِكَ مَثَلُ مَنْ فَقُهَ فِي دِيْنِ اللهِ، وَنَفَعَهُ مَا بَعَثَنِيَ اللهُ بِهِ، فَعَلِمَ وَعَلَّمَ، وَمَثَلُ مَنْ لَمْ يَرْفَعْ بِذَلِكَ رَأْسًا وَلَمْ يَقْبَلْ هُدَى اللهِ الَّذِيْ أُرْسِلْتُ بِهِ » مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

Dari Abu Musa radhiyallahu ‘anhu ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

 

“Sesungguhnya perumpamaan petunjuk dan ilmu yang Allah mengutusku untuk menyampaikannya bagaikan hujan yang jatuh ke bumi. Sebagian tanah di bumi ada yang baik sehingga dapat menyimpan air kemudian menumbuhkan rumput dan tumbuhan yang lain. Sebagian ada yang tandus tapi dapat menyimpan air, lalu Allah memberikan manfaat kepada manusia, manusia minum, menyiram tanaman dan bercocok tanam. Sebagian lagi tanah yang berbatu yang tidak bisa menyimpan air dan tidak dapat pula menumbuhkan rerumputan. Demikianlah perumpamaan orang yang diberi anugerah pemahaman agama Allah, ia mengambil manfaat dari apa yang aku diutus dengannya, ia paham agama dan mengajarkannya, dan permisalan orang yang tidak ingin mengangkat kepalanya karena tidak menerima petunjuk Allah yang aku diutus dengannya.”(HR. Al-Bukhari, no. 79 dan Muslim, no. 2282).

[/div]

FAEDAH HADIST

Hadist ini memberikan faedah – faedah berharga, di antaranya;

  1. Kondisi manusia dengan ilmu dan petunjuk yang dibawa oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam terdiri dari tiga tipe:

Pertama: Ada yang dipahamkan agama Allah, kemudian mengajarkannya kepada orang lain, bermanfaat untuk dirinya dan orang lain. Mereka ini seperti bumi yang menumbuhkan rerumputan dengan tanaman yang dapat dimanfaatkan oleh manusia dan hewan.

Kedua: Orang-orang yang membawa petunjuk tetapi tidak memahami petunjuk ini, seperti orang yang meriwayatkan hadits dan berbagai ilmu tetapi tidak begitu memahami. Permisalan mereka ini seperti bumi yang tandus tetapi dapat menyimpan air dan manusia dapat mengambil air darinya, tetapi ia sendiri tidak dapat menumbuhkan suatu tumbuhan, kerana mereka meriwayatkan hadits dan menyampaikannya tetapi tidak begitu memahaminya.

Ketiga: Orang-orang yang tidak mau mengangkat kepalanya memperhatikan petunjuk dan ilmu yang dibawa oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, berpaling darinya. Tipe orang ini tidak akan mengambil manfaat petunjuk dan ilmu yang dibawa oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, permisalannya seperti bumi yang dapat meresap air tetapi tidak dapat menumbuhkan sesuatu. (Termasuk tipe kedua dan ketiga para ahli bid’ah dengan berbagai macam bentuknya).

  1. Hadits ini sebagai dalil bahwa barangsiapa yang diberi anugerah memahami agama Allah Ta’ala dan sunnah-sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah sebaik-baik tipe manusia di muka bumi ini, karena ia paham syariat agama Allah Ta’ala dan bermanfaat bagi orang lain.
  1. Faedah berharga bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menggunakan metode perumpamaan dan permisalan dalam mengajarkan dan memahamkan para sahabatnya, perumpamaan yang konkrit akan lebih mendekatkan makna yang abstrak. Metode ini banyak digunakan dalam Al-Qur’an karena banyak orang tidak begitu paham kecuali dengan metode ini.

Allah Ta’ala berfirman,

“Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia; dan tidak ada yang akan memahaminya kecuali mereka yang berilmu.”_

(QS. Al-‘Ankabût: 43).

  1. Ilmu syar’i yang benar dapat menghidupkan hati sebagaimana hujan menumbuhkan tanaman di tanah.
  1. Kedudukan ilmu di hadapan manusia, bahwa ilmu itu sangat penting. Kehidupan umat manusia tidak akan berjalan baik kecuali harus memperhatikan aspek ini.

Wallahu Ta’ala A’lam.

Referensi Utama: Syarah Riyadhus Shalihin karya Syaikh Shalih al Utsaimin, & Kitab Bahjatun Naazhiriin Syarh Riyaadhish Shaalihiin karya Syaikh Salim bin ‘Ied Al Hilaliy.


[div class=fawaid-hadis]

Yuk dukung operasional & pengembangan dakwah Bimbingan Islam, bagikan juga faedah hadist ini kepada kerabat dan teman-teman.

Demi Allah, jika Allah memberi hidayah kepada satu orang dengan sebab perantara dirimu, hal itu lebih baik bagimu daripada unta-unta merah.” (HR. Bukhari dan Muslim).

*unta merah adalah harta yang paling istimewa di kalangan orang Arab kala itu (di masa Nabiﷺ).

[/div]

Ustadz Fadly Gugul, S.Ag

Beliau adalah Alumni S1 STDI Imam Syafi’I Jember Ilmu Hadits 2012 – 2016 | Bidang khusus Keilmuan yang pernah diikuti beliau adalah Takhosus Ilmi di PP Al-Furqon Gresik Jawa Timur | Beliau juga pernah mengikuti Pengabdian santri selama satu tahun di kantor utama ICBB Yogyakarta (sebagai guru praktek tingkat SMP & SMA) | Selain itu beliau juga aktif dalam Kegiatan Dakwah & Sosial Dakwah masyarakat (kajian kitab), Kajian tematik offline & Khotib Jum’at

Related Articles

Back to top button