Nikah

Dijodohkan Pria Pilihan Orang Tua? Ini Dia Kriteria Calon Suami Sholeh!

Pendaftaran Mahad Bimbingan Islam

Dijodohkan Pria Pilihan Orang Tua? Ini Dia Kriteria Calon Suami Sholeh!

Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan pembahasan apabila dijodohkan dengan pria pilihan orang tua, bagaimana sikap anak? dan tentang kriteria calon suami. Selamat membaca.


Pertanyaan:

Assalamu’alaykum warohmatullahi wabarokatuh ustadz. Afwan ingin bertanya, apabila ada lelaki yang ingin melamar dan sudah mengatakan niatnya kepada orang tua tetapi kita tidak menyukai lelaki tersebut, apakah yang harus kita lakukan? Sementara kedua orang tua setuju dan terus memaksa untuk menikah, sudah mencoba istikharah namun masih belum menemukan jawaban ustadz.

(Ditanyakan oleh Santri Akademi Shalihah)


Jawaban:

Wa’alaikumussalam Warahmatullah Wabarakatuh

Memilih seorang suami memang hal yang sakral dan butuh perjuangan, bukan cuma pendamping hidup, tetapi juga imam dalam mengarungi kehidupan, bahkan bisa sampai bersanding di surga dengan izin Allah Ta’ala.

Idealnya setiap pasangan pasti memilih yang terbaik, tetapi secara realita itu tidak mudah, antara jumlah lelaki dan wanita yang tidak setara, syarat-syarat masing-masing calon mertua yang bervariasi, juga kesiapan lelaki yang tidak semua ada. Hanya saja perlu diingat, secara umum standar pengamalan agama adalah paling utama untuk didahulukan.

Kriteria Calon Suami Menurut Islam

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda

إِذَا خَطَبَ إِلَيْكُمْ مَنْ تَرْضَوْنَ دِينَهُ وَخُلُقَهُ فَزَوِّجُوهُ، إِلَّا تَفْعَلُوا تَكُنْ فِتْنَةٌ فِي الأَرْضِ، وَفَسَادٌ عَرِيضٌ

Jika ada orang yang kalian ridhai agama dan akhlaknya, yang meminang putri kalian nikahkanlah. Jika tidak maka akan terjadi fitnah di muka bumi dan kerusakan yang besar” (HR. Tirmidzi, no. 1084, Ibnu Majah, no. 1967)

Maka kalau ada ikhwan sepemahaman, sama-sama mengenal sunnah, sama-sama menginginkan kebaikan dalam rumah tangga, maka bersyukurlah karena itu rezeki dari Allah Yang Mahapemurah. Tapi kalau tidak, maka ada beberapa batasan yang harus diperhatikan, minimal lelaki itu harus;

1. Baik akhlaknya, sopan dan santun.

Akhlak itu buah dari agama yang baik. Semakin baik agama seseorang, semakin santun dan lemah lembutlah dia, tidak suka teriak, tidak suka mengumpat, apalagi keluar kata-kata binatang. Sehingga rumah tangga pun nyaman dan jauh dari KDRT, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda:

Baca Juga:  Apakah Talak Saat Mabuk Tetap Teranggap Cerai?

إِنَّ الرِّفْقَ لَا يَكُونُ فِي شَيْءٍ إِلَّا زَانَهُ، وَلَا يُنْزَعُ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا شَانَهُ

Sesungguhnya kelembutan menyertai sesuatu maka dia akan menghiasinya, dan tidaklah kelembutan itu dicabut dari sesuatu, melainkan akan semakin memperburuknya” (HR. Muslim, no. 2594, dan lainnya).

2. Tanggung jawab, nafkah lahir dan batin.

Ini merupakan pengamalan dari perintah Allah untuk semua suami

وَعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ

Pergaulilah istri-istrimu dengan cara yang baik” (QS. An-Nisa’ 19)

Sebagian suami terkadang lebih memprioritaskan kebutuhan pribadinya dan tidak perhatian dengan keluarganya. Mayoritas penghasilannya untuk hobi, sementara kebutuhan keluarga ditanggung oleh istrinya.

Mayoritas waktunya untuk teman-temannya, sementara family time menjadi momen langka yang sering disepelekan. Suami mau bekerja adalah modal utama, dan syarat penghasilan harus jauh dari syubhat dan pendapatan yang tidak halal.

3. Suami melaksanakan shalat wajib 5 waktu dan memperhatikannya dengan baik.

Shalat wajib merupakan tolok ukur agama seseorang, jika calon suami mudah meninggalkan sholat, maka pasti akan mudah meninggalkan aturan agama yang lain. Terlebih shalat menjadi pembeda kesyirikan dan kekufuran, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda

إِنَّ بَيْنَ الرَّجُلِ وَبَيْنَ الشِّرْكِ وَالْكُفْرِ تَرْكَ الصَّلَاةِ

Sesungguhnya pembatas antara seseorang dengan kesyirikan atau kekufuran adalah meninggalkan sholat.” (HR Muslim, no. 82).

Jika 3 hal ini ada pada calon pelamar, dan ia telah mendapat persetujuan dari orang tua Anda, maka bismillah, mudah-mudahan Allah Ta’ala memberikan kemudahan dan kesabaran untuk melangkah ke jenjang selanjutnya.

Wallahu Ta’ala A’lam.

Dijawab dengan ringkas oleh:
Ustadz Fadly Gugul S.Ag.
حفظه الله
Jumat, 11  Rabiul Awal 1444 H/ Oktober 2022 M 


Ustadz Fadly Gugul S.Ag. حفظه الله
Beliau adalah Alumni STDI Imam Syafi’i Jember (ilmu hadits), Dewan konsultasi Bimbingan Islam

Untuk melihat artikel lengkap dari Ustadz Fadly Gugul حفظه الله تعالى klik disini

Ustadz Fadly Gugul, S.Ag

Beliau adalah Alumni S1 STDI Imam Syafi’I Jember Ilmu Hadits 2012 – 2016 | Bidang khusus Keilmuan yang pernah diikuti beliau adalah Takhosus Ilmi di PP Al-Furqon Gresik Jawa Timur | Beliau juga pernah mengikuti Pengabdian santri selama satu tahun di kantor utama ICBB Yogyakarta (sebagai guru praktek tingkat SMP & SMA) | Selain itu beliau juga aktif dalam Kegiatan Dakwah & Sosial Dakwah masyarakat (kajian kitab), Kajian tematik offline & Khotib Jum’at

Related Articles

Back to top button