KonsultasiWanita

Darah Haid Atau Istihadah, Bagaimana Cara Membedakannya?

Pendaftaran Mahad Bimbingan Islam

Darah Haid Atau Istihadah, Bagaimana Cara Membedakannya?

Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan tanya jawab, serta pembahasan tentang Darah Haid Atau Istihadah, Bagaimana Cara Membedakannya?, selamat membaca.


Pertanyaan:

بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ

Afwan ustadz. Ana izin bertanya seputar haid. Kebiasaan haid ana 6-7 hari tiap bulan nya. Bulan ini..hari ke 6 haid sudah tidak keluar lagi. Hari ke 7 sebelum subuh ana mandi. Ba’da ashar keluar flex.., ana berpikir itu masih lanjutan haid. Ana putuskan tidak shalat magrib dan isya.

Kemudian pagi nya sebelum subuh saya periksa dengan tisu flex nya tidak keluar lagi (hari 8) ana mandi dan shalat subuh. Dan jima. Siang hari ketika mau shalat dzuhur keluar darah merah segar. Saya putuskan untuk tetap shalat dzuhur sampai isya.

Pagi nya saat mau shalat subuh saya periksa lagi dengan tisu tidak ada darah atau flex Siang (hari 9) keluar darah lagi. Warna nya merah agak gelap. Yang mau saya tanya kan di hari 8 dan 9 itu darah haid /istihadah?

Bagaimana shalat saya? Hukum jima yang kami lakukan di hari 8 bagaimana ustadz? Mohon jawaban nya ustadz.

جزاك اللهُ خيراً

Ditanyakan oleh Sahabat AISHAH (Akademi Shalihah)


Jawaban:

وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْـمِ اللّهِ

Alhamdulillāh
Washshalātu wassalāmu ‘alā rasūlillāh, wa ‘alā ālihi wa ash hābihi ajma’in

 

Apabila seorang wanita memiliki kebiasaan haidh selama 6-7 hari di waktu tertentu pada setiap bulannya, maka darah yang keluar setelahnya dianggap darah istihadhah (darah sakit), dan tetap shalat dan puasa. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam kepada Ummu Habibah:

Baca Juga:  Hukum Bekerja Sebagai Pengacara

امْكُثِى قَدْرَ مَا كَانَتْ تَحْبِسُكِ حَيْضَتُكِ ثُمَّ اغْتَسِلِى وَصَلِّى

“Tahanlah dirimu (dari shalat) selama kadar haidhmu, setelah itu mandilah dan shalatlah.” (HR. Muslim no. 504).

Apabila ia tidak memiliki kebiasaan haidh dengan jumlah hari tertentu dan di waktu tertentu, maka ia harus membedakan darah yang keluar tersebut, apakah darah haidh atau darah istihadhah.

Darah haidh biasanya memiliki sifat berwarna merah kehitaman, kental, dan bau busuk, maka ia meninggalkan shalat dan puasa.

Sedangkan darah istihadhah umumnya berwarna merah, encer, dan tidak bau, maka ia tetap shalat dan puasa. Hendaknya ia membersihkan kemaluanya dan menggunakan pembalut kemudian berwudlu’ yaitu berwudhu’ setiap kali akan shalat.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda kepada Fatimah binti Abi Hubaisy:

إِذَا كَانَ دَمُ الْحَيْضِ فَإِنَّهُ دَمٌ أَسْوَدُ يُعْرَفُ فَإِذَا كَانَ ذَلِكَ فَأَمْسِكِى عَنِ الصَّلاَةِ فَإِذَا كَانَ الآخَرُ فَتَوَضَّئِى وَصَلِّى

“Apabila darah haidh, maka darah itu berwarna hitam sebagaimana diketahui (oleh wanita), apabila darah itu ternyata demikian, maka tinggalkan shalat. Apabila darah itu berwarna lain, maka berwudhu’lah dan shalatlah.” (HR. Abu Dawud no. 261).

Sehingga dalam masalah seperti ini kita harus bersikap cerdas sekaligus perlu berhati-hati, jangan melakukan hubungan suami istri sampai flek darah haid benar-benar hilang. Apabila istri memang yakin hari ke-8 tidak ada lagi darah haid, maka hubungan suami istri adalah tidak berdosa.

Referensi:
Kitab Mulakhas Fiqhi, Syeikh Shalih Al Fauzan, hal. 44.

Wallahu Ta’ala A’lam.

Dijawab dengan ringkas oleh: 
Ustadz Fadly Gugul S.Ag. 
حفظه الله

Related Articles

Back to top button