Cara Mendidik Anak Agar Terbentuk Karakter Islami

Cara Mendidik Anak Agar Terbentuk Karakter Islami
Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki adab dan akhlak yang luhur berikut kami sajikan tanya jawab, serta pembahasan tentang cara mendidik anak agar terbentuk karakter islami.
Silahkan membaca.
Pertanyaan :
بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْم
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
Semoga Allah Azza wa Jalla selalu menjaga Ustadz & keluarga.
Bagaimana mendidik anak sesuai anjuran dari Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam Untuk anak berusia 7 bulan ke atas agar terbentuk karakter yang sesuai syariat Islam? Syukron
(Disampaikan oleh Fulanah, Member grup WA Bimbingan Islam – BiAS)
Jawaban :
وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْـمِ اللّهِ
Alhamdulillāh
Alhamdulillah, wa laa haula wa laa quwwata illaa billaah, wash shalaatu was salaamu ‘alaa rasulillaah, Amma ba’du.
Mendidik Diri Sendiri Sebelum Mendidik anak
Pendidikan anak adalah perkara yang sangat penting dan diperhatikan di dalam pengajaran Islam. Di dalam Al-Quran kita dapati bagaimana Allah Subhanahu Wa Ta’ala menceritakan wasiat Luqman yang merupakan bentuk pendidikan bagi anak-anaknya. Begitu pula dalam hadits-hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, kita temui banyak juga bentuk-bentuk pendidikan terhadap anak, baik dari perintah maupun perbuatan beliau mendidik anak secara langsung yang sifatnya ajakan dan motivasi.
Allah ‘Azza Wa Jalla berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.”
(QS. At-Tahrim: 6).
Untuk anak yang masih bayi, maka pendidikannya adalah dimulai dari orang tua sebagai orang tua, menjadi sekolah pertama dengan segala pernak-perniknya bagi sang anak.
1. Orang Tua Belajar Bertanggungjawab Penuh
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda;
كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ الْإِمَامُ رَاعٍ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالرَّجُلُ رَاعٍ فِي أَهْلِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
“Setiap kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Seorang imam adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggunjawabannya dan demikian juga seorang pria adalah seorang pemimpin bagi keluarganya dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.”
(HR. Bukhari, no. 2278).
Tanggungjawab anak itu adalah tanggungjawab orang tua, bukan kakek nenek, bukan babysitter, dan selainnya. Sehingga belajar dari hal ini, sang anak menerima pendidikan secara maksimal.
2. Jadilah contoh dan teladan yang baik bagi anak-anak
Mulai dari diri sendiri sebagai orang tua, ucapan penuh doa kebaikan buat sang anak di setiap aktivitas, santun dalam berucap dan tingkah laku, bersikap baik dan hormat kepada orang lain. karena anak memang selalu jadi cerminan dari kita sebagai orangtuanya, semua perilaku dan sikap yang dia tunjukkan menjadi bukti dari keberhasilan kita dalam mendidiknya. Dahulu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda
كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِ
“Setiap anak dilahirkan di atas fitrah. Kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.”
(HR. Bukhari, no. 1359 dan Muslim, no. 2658)
Permantap ilmu aqidah orang tua dan pemahaman yang benar dalam masalah keimanan, sehingga ia mendidik di atas jalan yang lurus, dan akan membukakan jalan hidayah untuk masalah lainnya, khususnya untuk pendidikan agama anak-anaknya, karena ia telah berdiri lebih dahulu di atas pondasi yang kokoh.
3. Berusaha mendidik dengan lemah lembut dan penuh kasih sayang
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ اللهَ رَفِيقٌ يُحِبُّ الرِّفْقَ فِي الْأَمْرِ كُلِّهِ
“Sesungguhnya Allah itu Maha Lemah Lembut dan menyukai kelemahlembutan dalam seluruh perkara.”
(HR. Al-Bukhari, no. 6927 dan Muslim, no. 2165).
Merawat, membimbing, Mengayomi dan Mendidik anak sejak bayi harus diiringi sikap tenang penuh kelembutan dan curahan kasih sayang, hindari untuk memarahi anak secara langsung karena kemarahan bukanlah cara yang efektif untuk memberinya pengertian. Tapi perlahan, sedikit demi sedikit, ajari pemahaman aqidah dari hal yang simpel, Doa-doa harian kita baca walaupun anak belum tahu dan tidak paham, mengajarinya untuk minta kepada Allah Ta’ala saja dengan bahasa pengajaran, mendidik untuk bersyukur dengan ucapan Alhamdulillah, perdengarkan ayat-ayat Al Qur’an dan bukan musik. Semoga lambat laun anak akan tumbuh dalam kehidupan pendidikan dan pengajaran yang baik.
Wallahu Ta’ala A’lam.
Dijawab dengan ringkas oleh:
Ustadz Fadly Gugul S.Ag. حفظه الله
Senin, 15 Rabiul Akhir 1442 H / 30 November 2020 M
Ustadz Fadly Gugul S.Ag. حفظه الله
Beliau adalah Alumni STDI Imam Syafi’i Jember (ilmu hadits), Dewan konsultasi Bimbingan Islam
Untuk melihat artikel lengkap dari Ustadz Fadly Gugul حفظه الله تعالى klik disini