Keluarga

Cara Menasehati Orang Tua Yang Melakukan Perbuatan Bid’ah

Pendaftaran Grup WA Madeenah

Cara Menasehati Orang Tua Yang Melakukan Perbuatan Bid’ah

Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan cara menasehati orang tua yang melakukan perbuatan bid’ah. Selamat membaca.


Pertanyaan:

Bismillah, Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Afwan, izin bertanya ustadz, bagaimana cara memberi tahu apabila orang tua (ibu) melakukan kebid’ahan (belum kenal sunnah)? Ana takut orang tua tersinggung dengan ucapan ana. Syukron jazakallahu khairan.

(Ditanyakan oleh Sahabat BIAS melalui Grup WA)


Jawaban:

Waalaikumussalaam warahmatullah wabarakatuhu.

Kesalahan jika memang kita dapati, wajib bagi kita untuk meluruskan dan memberikan peringatan, Nabi sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِّهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيْمَانِ

Barangsiapa di antara kalian melihat kemungkaran, maka hendaknya ia menghilangkannya dengan tangannya. Jika ia tidak mampu, maka dengan lisannya. Orang yang tidak mampu dengan lisannya, maka dengan hatinya. Dan dengan hati ini adalah lemah-lemahnya iman.” (HR. Muslim)

Namun tentunya pengingkaran terhadap kemungkaran tersebut bertahap sesuai batas kemampuan Anda, dan hendaknya dilakukan dengan cara yang arif dan bijaksana.

Jika Anda mengingkari dengan aksi, maka dengan sebaik dan sebijak mungkin, dan jika mengingkari dengan lisan, maka sampaikan dengan bahasa yang halus dan elegan, yang terpenting tujuan dari pengingkaran tercapai.

Jangan dengan bahasa kasar dan memvonis, karena yang keliru adalah masih keluarga dan orang tua Anda, apalagi mereka masih sangat dangkal pemahaman agamanya, maka sangat dibutuhkan tutur kata yang baik, dengan nasihat yang sifatnya membimbing, bukan memvonis.

Jika Anda belum bisa beraksi, juga belum memiliki kemampuan untuk menasihati, minimal mengingkari dengan hati, dan tidak lupa mendoakan agar Allah memperbaiki.

Wallahu a’lam.

Dijawab dengan ringkas oleh:
Ustadz Setiawan Tugiyono, M.H.I حفظه الله
Rabu, 23 Rabiul Awal 1444 H/ 19 Oktober 2022 M


Ustadz Setiawan Tugiyono, M.H.I حفظه الله
Beliau adalah Alumnus S1 Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA) Jakarta dan S2 Hukum Islam di Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk melihat artikel lengkap dari Ustadz Setiawan Tugiyono, M.H.I حفظه الله klik di sini

Ustadz Setiawan Tugiyono, B.A., M.HI

Beliau adalah Alumni D2 Mahad Aly bin Abi Thalib Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Bahasa Arab 2010 - 2012 , S1 LIPIA Jakarta Syariah 2012 - 2017, S2 Universitas Muhammadiyah Surakarta Hukum Islam 2018 - 2020 | Bidang khusus Keilmuan yang pernah diikuti beliau adalah, Dauroh Masyayikh Ummul Quro Mekkah di PP Riyadush-shalihin Banten, Daurah Syaikh Ali Hasan Al-Halaby, Syaikh Musa Alu Nasr, Syaikh Ziyad, Dauroh-dauroh lain dengan beberapa masyayikh yaman dll | Selain itu beliau juga aktif dalam Kegiatan Dakwah & Sosial Belajar bersama dengan kawan-kawan di kampuz jalanan Bantul

Related Articles

Back to top button