Fiqih

Bolehkah Mengusap Lengan Baju Dan Kerudung Saat Wudhu, Untuk Menjaga Aurat?

Pendaftaran Grup WA Madeenah

Bolehkah Mengusap Lengan Baju Dan Kerudung Saat Wudhu, Untuk Menjaga Aurat?

Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan tanya jawab, serta pembahasan tentang Bolehkah Mengusap Lengan Baju Dan Kerudung Saat Wudhu, Untuk Menjaga Aurat? selamat membaca.

Pertanyaan:

Assalamu’alaikum Ustadz. Dalam safar, ketika berwudhu di tempat umum bolehkah seorang muslimah mengusap lengan bajunya, kerudung dan kaos kakinya ,(tidak membuka lengan baju, kerudung dan kaos kakinya)? Jazzakumullahu Khoiron katsiiroo.

Ditanyakan oleh Santri Mahad Bimbingan Islam


Jawaban:

Wa’alaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh
Bismillah..

Sebagaimana yang kita ketahui, bahwa dalam berwudhu ada ketentuan ketentuan yang telah Allah dan rasulNya ajarkan. Sebagaimana tatacara berwudhu telah diajarkan di dalam islam, sebagaimana yang telah disebutkankan di dalam Aمlah ta`ala:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ ۚ وَإِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوا ۚ وَإِنْ كُنْتُمْ مَرْضَىٰ أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ أَوْ لَامَسْتُمُ النِّسَاءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ مِنْهُ ۚ مَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِنْ حَرَجٍ وَلَٰكِنْ يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُون

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.” (QS.Al Maidah: 6)

Dan juga dalam hadist Rasulullah shallallahu alaihi wasallam

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَيْدٍ قَالَ أَتَى رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – فَأَخْرَجْنَا لَهُ مَاءً فِى تَوْرٍ مِنْ صُفْرٍ فَتَوَضَّأَ ، فَغَسَلَ وَجْهَهُ ثَلاَثًا وَيَدَيْهِ مَرَّتَيْنِ مَرَّتَيْنِ ، وَمَسَحَ بِرَأْسِهِ فَأَقْبَلَ بِهِ وَأَدْبَرَ ، وَغَسَلَ رِجْلَيْهِ

“Dari ‘Abdullah bin Zaid, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam datang, lalu kami mengeluarkan untuknya air dalam bejana dari kuningan, kemudian akhirnya beliau berwudhu. Beliau mengusap wajahnya tiga kali, mengusap tangannya dua kali dan membasuh kepalanya, dia menarik ke depan kemudian ditarik ke belakang, kemudian terakhir beliau mengusap kedua kakinya”. (HR. Bukhari no. 197).

Ada tempat dan bagian anggota badan yang dicuci/dibasuh yaitu wajah, tangan dan kaki dan juga ada yang diusap yaitu kepala, yang hendaknya seseorang tidak membolak balikkan keadaan yang ada.

Kecuali ada keadaan yang mendesak untuk mengusap yang seharusnya dicuci semisal ada luka atau perban yang menutupi luka, sehingga tidak memungkinkan untuk dicuci.

Apakah diperbolehkan mengusap air diatas lengan baju pada seorang wanita untuk menjaga auratnya? Bila yang dimaksudkan adalah mengusap diatas baju tanpa membasuh atau membasahi tangannya maka ini tidak diperbolehkan.

Namun bila yang dimaksudkan ia mengguyur/mencuci lengannya diatas bajunya sehingga bajunya menjadi basah maka selama air menyentuh tangannya dan merata maka hal itu diperbolehkan.

Atau bisa dengan cara mencuci lengannya dengan cara membasuh/mencucikan air di balik jilbab panjangnya misalnya maka ini juga diperbolehkan. Intinya ia harus membasuh tangannya dengan air dan tidak boleh mengusapnya.

Kemudian terkait dengan kudung dan kaos kakinya, maka ia boleh membasuh keduanya karena ada dalil yang mengkhususkannya.

Sebagaimana riwayat yang membolehkan membasukh khuf/sepatu di saat berwudhu, diriwayatkan oleh Bukhori, (363) dan Muslim, (274) dari Mugiroh bin Syu’bah berkata, dahulu saya Bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam suatu bepergian seraya beliau bersabda:

(يَا مُغِيرَةُ خُذِ الإِدَاوَةَ)، فَأَخَذْتُهَا، فَانْطَلَقَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى تَوَارَى عَنِّي، فَقَضَى حَاجَتَهُ، وَعَلَيْهِ جُبَّةٌ شَأْمِيَّةٌ، فَذَهَبَ لِيُخْرِجَ يَدَهُ مِنْ كُمِّهَا فَضَاقَتْ، فَأَخْرَجَ يَدَهُ مِنْ أَسْفَلِهَا، فَصَبَبْتُ عَلَيْهِ، فَتَوَضَّأَ وُضُوءَهُ لِلصَّلاَةِ ، وَمَسَحَ عَلَى خُفَّيْهِ، ثُمَّ صَلَّى

“Wahai Mugiroh ambillah timba, maka saya mengambilnya. Sementara Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam berjalan sampai tidak terlihat dariku. Dan beliau menyelesaikan kebutuhannya. Dan beliau memakai jubah dari syam. dan mencoba mengeluarkan tangannya dari bajunya tapi kesempitan. Maka beliau keluarkan dari bawahnya. Dan saya siramkan air di atasnya. Dan beliau berwudhu untuk shalat. Dan mengusap di kedua khufnya (kaos kaki dari kulit) kemudian beliau menunaikan shalat.” Sementara redaksi Muslim, “Beliau memakai jubah Syam dan sempit kedua tangannya.

Dan terkait dengan bolehnya mengusap kerudungnya antara lain perbuatan Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha dulu pernah berwudhu dengan tetap memakai kerudungnya dan beliau mengusap kerudungnya.

Ummu Salamah adalah istri dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka apakah Ummu Salamah akan melakukannya (mengusap kerudung) tanpa izin dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam? (Majmu’ Fatawa Ibni Taimiyyah, 21/186, Asy Syamilah).

Apabila mengusap kerudung ketika berwudhu tidak diperbolehkan, tentunya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam akan melarang Ummu Salamah melakukannya.

Ibnu Mundzir rahimahullah dalam Al-Mughni (1/132) mengatakan, “Adapun kain penutup kepala wanita (kerudung) maka boleh mengusapnya karena Ummu Salamah sering mengusap kerudungnya.”

Sehingga, boleh mengusap kerudung dan kaos kaki atau sepatunya, dan tidak boleh membasuh lengan bajunya saja tanpa membasuh tangannya kecuali ada alasan syar`I yang menuntut ia tidak boleh membasahi tangannya, baik karena luka dan sebagainya.

Wallahu a`lam.

Dijawab dengan ringkas oleh:
Ustadz Mu’tashim, Lc. MA. حفظه الله

Jum’at, 21 Jumadil Akhir 1444H / 13 Januari 2023 M 


Ustadz Mu’tashim Lc., M.A.
Dewan konsultasi BimbinganIslam (BIAS), alumus Universitas Islam Madinah kuliah Syariah dan MEDIU
Untuk melihat artikel lengkap dari Ustadz Mu’tashim Lc., M.A. حفظه الله klik di sini

Ustadz Mu’tasim, Lc. MA.

Beliau adalah Alumni S1 Universitas Islam Madinah Syariah 2000 – 2005, S2 MEDIU Syariah 2010 – 2012 | Bidang khusus Keilmuan yang pernah diikuti beliau adalah Syu’bah Takmili (LIPIA), Syu’bah Lughoh (Universitas Islam Madinah) | Selain itu beliau juga aktif dalam Kegiatan Dakwah & Sosial Taklim di beberapa Lembaga dan Masjid

Related Articles

Back to top button