Adab & Akhlak

Bolehkah Mendoakan Keburukan Untuk Orang Yang Menzalimi?

Pendaftaran Grup WA Madeenah

Bolehkah Mendoakan Keburukan Untuk Orang Yang Menzalimi?

Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan: Bolehkah Mendoakan Keburukan Untuk Orang Yang Menzalimi? Selamat membaca.


Pertanyaan:

Bismillah. Assalamu’alaikum Ustadz. Semoga Allah selalu merahmati Ustadz dan tim BiAS. ‘Afwan Ustadz, bagaimana hukumnya mendoakan keburukan bagi seseorang yang menzalimi? Jazaakallahu khair.

(Ditanyakan oleh Santri Mahad BIAS)


Jawaban:

Mustajabnya Doa Seorang Yang Terzalimi

Waalaikumsalam warahmatullah wabarokatuh

Semoga juga Allah selalu memberikan rahmat, hidayah dan kebahagiaan kepada anda dan kita semua.

Saudara, memang semua kita harus berhati-hati dengan semua bentuk kezaliman yang berpotensi untuk dilakukan, karena ancaman balasan yang sangat menyakitkan kepada pelakunya. Terlebih tiada sekat antara Allah dan doa orang yang dizalimi bila ia mendoakan dengan doa yang buruk kepada pelaku kezaliman.

Allah Ta’ala berfirman:

أَلاَ لَعْنَةُ اللّهِ عَلَى الظَّالِمِينَ

Ingatlah, laknat Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang zalim” (QS. Hud: 18).

وَكَذَلِكَ أَخْذُ رَبِّكَ إِذَا أَخَذَ الْقُرَى وَهِيَ ظَالِمَةٌ إِنَّ أَخْذَهُ أَلِيمٌ شَدِيدٌ

Dan begitulah azab Tuhanmu, apabila Dia mengazab penduduk negeri-negeri yang berbuat zalim. Sesungguhnya azab-Nya itu adalah sangat pedih lagi keras” (QS. Hud: 102).

نَقُولُ لِلَّذِينَ ظَلَمُوا ذُوقُوا عَذَابَ النَّارِ الَّتِي كُنتُم بِهَا تُكَذِّبُونَ

Dan Kami katakan kepada orang-orang yang zalim: “Rasakanlah olehmu azab neraka yang dahulunya kamu dustakan itu”” (QS. Saba: 40).

مَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ حَمِيمٍ وَلا شَفِيعٍ يُطَاعُ

Orang-orang yang zalim tidak mempunyai teman setia seorangpun dan tidak (pula) mempunyai seorang pemberi syafa’at yang diterima syafa’atnya” (QS. Ghafir: 18).

إِنَّهُ لاَ يُفْلِحُ الظَّالِمُونَ

Sesungguhnya orang-orang yang aniaya itu tidak mendapat keberuntungan” (QS. Al An’am: 21).

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

اِتَّقِ دَعْوةَ الْمَظْلُوْمِ فَإِنَّهُ لَيْسَ بَيْنَ اللَّهِ حِجَابٌ

“Takutlah kepada doa orang yang teraniyaya, sebab tidak ada hijab/ penghalang antara dia dengan Allah (untuk dikabulkannya doa itu)”. [Shahih Muslim, kitab Iman 1/37-38, dari Mu’adz bin Jabal Radhiyallahu ‘anhu]

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

دَعْوَةُ الْمَظْلُوْمِ مُسْتَجَابَةُ وَإِنْ كَانَ فَاجِرًا فَفُجُوْرُهُ عَلَى نَفْسِهِ

“Doanya orang yang teraniaya terkabulkan, apabila dia seorang pendurhaka, maka kedurhakaannya itu (urusan) atas dirinya sendiri”. [Musnad Ahmad 2/367. Dihasankan sanadnya oleh Mundziri dalam Targhib 3/87 dan Haitsami dalam Majma’ Zawaid 10/151, dan Imam ‘Ajluni No. 1302, dari Abu Hurairah]/ almanhaj.or.id

Bolehkah Mendoakan Keburukan Untuk Orang Yang Menzalimi?

Mendoakan keburukan kepada orang yang menzalimi pada dasarnya adalah boleh walau tidak dianjurkan, selama balasan doa/sikap yang dibalaskan tidak melebihi dari apa yang ia terima. Sebagaimana dasar dasar berikut:

Firman Allah ta`ala :

فَمَنِ اعْتَدَى عَلَيْكُمْ فَاعْتَدُوا عَلَيْهِ بِمِثْلِ مَا اعْتَدَى عَلَيْكُمْ

Oleh sebab itu barang siapa yang menyerang kamu, maka seranglah ia, seimbang dengan serangannya terhadapmu.” (QS. Al-Baqarah: 194)

وَإِنْ عَاقَبْتُمْ فَعَاقِبُوا بِمِثْلِ مَا عُوقِبْتُمْ بِهِ وَلَئِنْ صَبَرْتُمْ لَهُوَ خَيْرٌ لِلصَّابِرِينَ

Dan jika kamu memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Akan tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Nahl: 126)

وَجَزَاءُ سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِثْلُهَا فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ

Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka Barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Syura: 40)

Namun dari ayat dan hadist di atas, selain mengandung makna bolehnya membalas sesuai dengan kezaliman yang dilakukan, Islam menganjurkan orang yang dizalimi supaya menunjukkan akhlak yang lebih mulia dari orang yang menzaliminya. Islam memintanya untuk bersabar, menolong pelaku kezaliman dengan mencegah kemungkaran yang dilakukan bahkan memaafkannya dengan harapan Allah membalasnya dengan balasan yang jauh lebih tinggi atas kesabaran dan ketinggian akhlaknya, di dunia dan di akhirat.

Selain ayat-ayat di atas untuk bahan perenungan, silakan untuk menghayati apa yang telah Rasulullah () lakukan atas segala kesabaran beliau dengan segala cobaan dalam berdakwah dan juga dengan apa yang beliau sabdakan,”,’

وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا

Tiada tambahan yang Allah akan berikan kepada seorang hamba yang memaafkan kecuali tambahan kemuliaan ( kepadanya) .” [Shahih Muslim: no : 6757]

Firman Allah ta’ala,”

ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيمٌ (34) وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا الَّذِينَ صَبَرُوا وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا ذُو حَظٍّ عَظِيمٍ (35)

Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar.” (QS. Fushshilaat: 34-35).

Sehingga apa yang Islam ajarkan kepada umatnya ketika dizalimi hendaknya:

1. Ia bersabar, memberikan nasihat kepada pelakunya untuk tidak melakukannya, dan doakan kebaikan untuknya, supaya Allah berikan orang yang zalim hidayah, juga berdoa agar Allah berikan kekuatan serta kesabaran untuk bisa menjadi hamba yang penyabar, dengan harapan pahala besar dari Allah ta`ala.

2. Yang terakhir, bila sudah tidak mampu untuk menahannya, ia cukup mendoakan dengan doa yang setimpal dengan kezalimannya. Supaya kita tidak menjadi hamba yang berbuat zalim karena telah membalas kezaliman dengan yang lebih besar.

Semoga Allah memberikan kekuatan dan petunjukNya kepada kita semua.

Wallahu a`lam.

Dijawab dengan ringkas oleh:
USTADZ MU’TASIM, Lc. MA. حفظه الله
Senin, 19 Shafar 1443 H/ 27 September 2021 M


Ustadz Mu’tashim Lc., M.A.
Dewan konsultasi Bimbingan Islam (BIAS), alumus Universitas Islam Madinah kuliah Syariah dan MEDIU
Untuk melihat artikel lengkap dari Ustadz Mu’tashim Lc., M.A. حفظه الله 
klik disini

Ustadz Mu’tasim, Lc. MA.

Beliau adalah Alumni S1 Universitas Islam Madinah Syariah 2000 – 2005, S2 MEDIU Syariah 2010 – 2012 | Bidang khusus Keilmuan yang pernah diikuti beliau adalah Syu’bah Takmili (LIPIA), Syu’bah Lughoh (Universitas Islam Madinah) | Selain itu beliau juga aktif dalam Kegiatan Dakwah & Sosial Taklim di beberapa Lembaga dan Masjid

Related Articles

Back to top button