Fiqih

Bolehkah Membersihkan Air Kencing Dengan Tisu Saja?

Pendaftaran Mahad Bimbingan Islam

Bolehkah Membersihkan Air Kencing Dengan Tisu Saja?

Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan: Bolehkah Membersihkan Air Kencing Dengan Tisu Saja? Selamat membaca.


Pertanyaan:

Assalamu’alaikum. Bolehkah bila sehabis buang air kencing dibersihkan dengan tisu. Karena di toilet tersebut hanya disediakan tisu, airnya ada tetapi jauh dan harus keluar toilet dahulu?

(Ditanyakan oleh Santri Mahad BIAS)


Jawaban:

Bismillah, boleh menggunakan tisu atau tissue basah untuk menghilangkan najis karena posisinya dikiaskan dengan batu dalam istijmar, sebagai pengganti atau bersanding dengan air. Selama tissue tersebut bisa menghilangkan benda najisnya, maka ia bisa dipakai.

Al-Lajnah Ad-Da’imah Lil Ifta’ ketika ditanya,

“Di Inggris, kami menggunakan kertas atau tisu ketika istinja di WC. Apakah diwajibkan menggunakan air setelah memakai tisu tersebut atau tidak?”

Mereka menjawab, “Segala puji hanya bagi Allah, shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, keluarga dan para shahabatnya. Dibolehkan menggunakan tisu atau kertas dan semacamnya dalam membersihkan najis dan dianggap sah serta cukup jika dapat membersihkan bagian yang terkena najis, baik qubul maupun dubur. Yang utama dalam hal ini adalah menggunakannya dengan ganjil, dan seharusnya tidak kurang dari tiga usapan. Tidak diwajibkan menggunakan air sesudahnya, akan tetapi sunnah. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi kami Muhammad, beserta keluarga dan para shahabatnya.”(Fatawa Lajnah Da’imah, 5/125)

Baca Juga:  Junub Ketika Sakit, Bolehkah Ganti Tayamum?

Syekh Muhammad bin Shaleh Al-Utsaimin ditanya rahimahullah, “Apakah sah bersuci dengan tisu?”

Beliau menjawab, “Ya, bersuci dengan tisu dianggap sah, tidak mengapa, karena tujuan bersuci adalah menghilangkan najis, apakah dengan tisu, kertas, debu, batu, kecuali tidak dibolehkan bersuci dengan sesuatu yang dilarang syariat, seperti tulang atau kotoran hewan. .” (Majmu Fatawa Ibnu Utsaimin, 4/112.)

Wallahu a`lam.

Dijawab dengan ringkas oleh:
Ustadz Mu’tashim, Lc. MA. حفظه الله
Jumat, 1 Rabiul Awal 1443 H/ 8 Oktober 2021 M


Ustadz Mu’tashim Lc., M.A.
Dewan konsultasi Bimbingan Islam (BIAS), alumus Universitas Islam Madinah kuliah Syariah dan MEDIU
Untuk melihat artikel lengkap dari Ustadz Mu’tashim Lc., M.A. حفظه الله 
klik disini

 

Akademi Shalihah Menjadi Sebaik-baik Perhiasan Dunia Ads

Ustadz Mu’tasim, Lc. MA.

Beliau adalah Alumni S1 Universitas Islam Madinah Syariah 2000 – 2005, S2 MEDIU Syariah 2010 – 2012 | Bidang khusus Keilmuan yang pernah diikuti beliau adalah Syu’bah Takmili (LIPIA), Syu’bah Lughoh (Universitas Islam Madinah) | Selain itu beliau juga aktif dalam Kegiatan Dakwah & Sosial Taklim di beberapa Lembaga dan Masjid

Related Articles

Back to top button