Bolehkah Berwasiat Donor Organ Setelah Meninggal?

Bolehkah Berwasiat Donor Organ Setelah Meninggal?
Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan pembahasan tentang bolehkah berwasiat donor organ setelah meninggal? Selamat membaca.
Pertanyaan:
Apakah boleh mendonorkan kornea mata?
Jadi misalnya saya sekarang daftar menjadi calon pendonor, nanti jika saya meninggal kornea saya akan diambil untuk didonorkan, apakah seperti ini boleh dalam Islam?
(Ditanyakan oleh Sahabat BIAS via Instagram Bimbingan Islam)
Jawaban:
Wa’alaikumusalam warahmatullah wabarakatuh
Pertanyaan serupa atau yang mirip dengannya pernah ditanyakan kepada Imam Abdul Aziz bin Abdilla bin Baz rahimahullahu ta’ala beliau menjawab :
النسبة لبعض الناس حينما ييأس من شفاءه من مرض ما ويكون إلى الموت أقرب فقد يتبرع بشيء من أعضاءه كالعينين مثلاً، أو ربما يبيعها بيعاً فما الحكم في هذا؟ أنا وحتى الآن لم يتضح لي الجواز، وبعض الإخوة …….. قد أجاز ذلك، يتبرع به الإنسان إذا كان لا يضره أو بعد موته إذا لم يترتب عليه نزاع بين الورثة ولا فتنة. أما أنا فالذي يظهر لي عدم الجواز؛ لأن هذه أمور أعطاها الله العبد، وليس له التصرف فيها، بل يجب عليه أن يقف عند حده، ولا يتصرف في أعضاءه، ولأن المثلة محرمة في الحياة
“Berkaitan dengan kondisi sebagian manusia yang telah berputus asa dari kesembuhan penyakit tertentu, dan kadang ia merasa dekat dengan kematian. Kadang ia melakukan donor anggota tubuhnya seperti mata misalnya, atau kadang ia menjual matanya. Apa hukum dalam permasalahan ini?
Aku hingga hari ini tidak berpendapat bolehnya hal tersebut. Dan sebagian saudara (para ulama lain) membolehkan hal tersebut. Manusia mendonorkan bagian tubuhnya jika itu tidak menyebabkan madharat pada dirinya, atau donor dilakukan setelah ia wafat, jika donor tersebut tidak menimbulkan perselisihan dan fitnah di antara sesama ahli waris.
Adapun aku, pendapat yang tampak benar adalah tidak boleh. Karena ini merupakan perkara yang Allah ta’ala berikan kepada hamba, dan hamba tidak memiliki wewenang mendonorkannya sekehendak hati. Bahkan ia harus berhenti pada batasannya, dan tidak boleh mendonorkan anggota badannya. Dan karena mutslah/merusak jasad itu haram hukumnya dilakukan di kala hidup.”
(Fatawa Syaikh Bin Baz no. 8565).
Belum lagi rata-rata yang terjadi di Indonesia setahu kami adalah jual-beli anggota badan. Jika kasusnya jual beli maka seluruh ulama menyatakan hal tersebut haram dengan tanpa ada perselisihan.
Wallahu a’lam
Dijawab dengan ringkas oleh:
Ustadz Abul Aswad Al-Bayati, BA. حفظه الله
Kamis, 21 Sya’ban 1443 H/24 Maret 2022 M
Ustadz Abul Aswad Al-Bayati, BA.
Dewan konsultasi Bimbingan Islam (BIAS), alumni MEDIU, dai asal klaten
Untuk melihat artikel lengkap dari Ustadz Abul Aswad Al-Bayati حفظه الله klik di sini