Bohong Untuk Menutupi Aib, Apakah Boleh?

Bohong Untuk Menutupi Aib, Apakah Boleh?
Pertanyaan :
بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُه
Ustadz saya ingin bertanya. Apakah kita boleh berbohong untuk menutupi aib suami?
Jazaakallahu khairan.
(Disampaikan oleh Fulanah ,Sahabat BIAS T09-G16)
Jawaban :
وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْـمِ اللّهِ
Alhamdulillah, wa laa haula wa laa quwwata illaa billaah, wash shalaatu was salaamu ‘alaa rasulillaah, Amma ba’du.
Kebohongan / bohong yang terpaksa dilakukan untuk menutupi aib dan dosa yang Allah tutup termasuk kebohongan yang dibolehkan dalam syariat.
Imam muhammad as-safariny berkata setelah menjelaskan hal – hal yang dibolehkan berbohong di dalamnya:
فَهَذَا مَا وَرَدَ فِيهِ النَّصُّ، وَيُقَاسُ عَلَيْهِ مَا فِي مَعْنَاهُ كَكَذِبِهِ لِسَتْرِ مَالِ غَيْرِهِ عَنْ ظَالِمٍ، وَإِنْكَارِهِ الْمَعْصِيَةَ لِلسَّتْرِ عَلَيْهِ، أَوْ عَلَى غَيْرِهِ، مَا لَمْ يُجَاهِرْ الْغَيْرُ بِهَا
“Perkara – perkara tersebut dijelaskan dalam nash, dan dianalogikan dengan perkara yang semakna, seperti berbohong (bohong) untuk menyembunyikan harta orang lain dari kezholiman, mengingkari kemaksiatan untuk menutupinya baik pada dirinya maupun orang lain selama dosa tersebut belum dia umbar kepada khalayak, bahkan wajib bagi dirinya untuk tidak memberitahukan aib tersebut agar tidak termasuk orang yang mujahir ( mengumbar dosa).”
(Ghidzaul albab fi syarhi manzhumatil adab)
Wallahu a’lam,
Wabillahit taufiq.
Dijawab dengan ringkas oleh :
Ustadz Muhammad Ihsan حفظه الله
Senin, 02 Muharram 1441 H / 02 September 2019 M
Ustadz Muhammad Ihsan حفظه الله تعالى
Beliau adalah Alumni STDI Imam Syafi’i Jember (ilmu hadits), Dewan konsultasi Bimbingan Islam
Untuk melihat artikel lengkap dari Ustadz Muhammad Ihsan حفظه الله تعالى klik disini