Ibadah

Bertawasul Dengan Amal Bisa Menghilangkan Pahala Amal?

Pendaftaran Grup WA Madeenah

Pertanyaan

بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُه

Seseorang yang bertawasul dengan amal sholehnya, apakah bisa menghilangkan pahala dari amal sholeh yang di sebutkan dalam doanya?

Jazakallahu khairan atas jawaban Ustadz

(Wanda, Sahabat BiAS T07 G-39)

Jawaban 

Wa’alaikumussalam warahmatullah wabarakatuh

Tawasul dengan amal shalih tidak menjadi sebab berkurangnya pahala kelak di akhirat, yang demikian karena tawasul dengan amal shalih adalah merupakan kebaikan yang tidak melahirkan kecuali kebaikan. Dengan syarat seseorang tidak hanya murni meminta dunia dengan tawassulnya tersebut melainkan ia menjadikan akhirat sebagai tujuan utamanya ketika beramal. Syaikh Abdurrahman bin Nashir Al-Barak menyatakan :

الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله، وبعد:
التوسل بالأعمال الصالحة، أي التوسل بها في الدعاء، لا ينقص من ثوابها في الآخرة، فإن الله جعل الأعمال الصالحة سبباً لسعادة الدنيا والآخرة، قال تعالى “ومن يتق الله يجعل له من أمره يسرا” [الطلاق:4]. وقال تعالى: “ومن يتق الله يكفر عنه سيئاته ويُعظم له أجراً” [الطلاق:5]. وقال تعالى “ومن يتق الله يجعل له مخرجاً ويرزقه من حيث لا يحتسب” [الطلاق:2-3]. ومن جوامع الدعاء “ربنا آتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار”، وقال سبحانه وتعالى في خليله إبراهيم “وآتيناه أجره في الدنيا وإنه في الآخرة لمن الصالحين” [العنكبوت:27]. ولكن على المسلم ، أن يعمل الصالحات طلباً لثواب الآخرة فإنه المطلب الأعظم، مع رجاء ما وعد الله به العاملين للصالحات، من تيسير الأمور، وسعة الرزق، ولا يجوز أن يكون هم الإنسان ومقصده من الأعمال الصالحة منافع الدنيا فقط دون التفات لثواب الآخرة، فإن الله ذم الذين يقولون “ربنا آتنا في الدنيا” فقال تعالى “فمن الناس من يقول ربنا آتنا في الدنيا وما له في الآخرة من خلاق” [البقرة:200].
وقال تعالى “من كان يريد العاجلة عجلنا له فيها ما نشاء لمن نريد ثم جعلنا له جهنم يصلاها مذموماً مدحوراً ومن أراد الآخرة وسعى لها سعيها وهو مؤمن فأولئك كان سعيهم مشكوراً” [الإسراء:18-19]. وبيّن تعالى أنه يريد منهم أن يريدوا الآخرة، قال تعالى “تريدون عرض الدنيا والله يريد الآخرة” [الأنفال:67]. وقال تعالى: “من كان يريد ثواب الدنيا فعند الله ثواب الدنيا والآخرة وكان الله سميعاً بصيراً” [النساء:134]. والله أعلم.

Segala puji bagi Allah, shalawat dan sallam semoga tercurah kapada Rasulullah wa ba’du,

Tawasul dengan amal shalih ketika sedang berdoa tidak menjadi sebab berkurangnya pahala di akhirat karena Allah menjadikan amal shalih sebagai kebahagiaan dunia akhirat. Allah ta’ala berfirman :

“Dan barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.” (QS Ath-Thalaq : 4).

Dan Allah ta’ala juga berfirman :

“Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan menghapus kesalahan – kesalahannya dan akan melipat gandakan pahala baginya.” (QS Ath-Thalaq : 5).

“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka – sangkanya.” (QS Ath-Thalaq : 2-3).

Dan diantara isi doa Nabi ; Wahai Tuhan kami berikanlah kami kebaikan dunia dan akhirat serta lindungilah kami dari siksa neraka.

Allah ta’ala juga berfirman : “Dan Kami berikan kepadanya balasannya di dunia; dan sesungguhnya dia di akhirat, benar – benar termasuk orang-orang yang saleh.” (QS Al-Ankabut : 27).

Akan tetapi hendaknya seorang muslim melakukan amal shalih dalam rangka untuk meraih pahala di akhirat itulah tujuan yang agung. Disertai mengharap apa yang Allah janjikan untuk orang-orang yang beramal shalih berupa kebaikan, kemudahan urusan, serta keluasan rizki.

Dan tidak boleh seorang muslim ketika beramal shalih tujuannya hanya untuk meraih manfaat dunia saja dengan tanpa memperhatikan akhiratnya. Karena sesungguhnya Allah mencela orang-orang yang berbicara ; Ya Allah berikan aku kebaikan dunia.

Lantas Allah berfirman : “Maka di antara manusia ada orang yang bendoa: “Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia”, dan tiadalah baginya bahagian (yang menyenangkan) di akhirat.” (QS Al-Baqarah : 200).

Allah taala berfirman : “Barangsiapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya di dunia itu apa yang kami kehendaki bagi orang yang kami kehendaki dan Kami tentukan baginya neraka jahannam; ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir.

Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh – sungguh sedang ia adalah mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalasi dengan baik.” (QS Al-Isra’ : 18-19).

Allah ta’ala dalam ayat ini menghendaki agar manusia menginginkan balasan akhirat. Allah berfirman : “Kamu menghendaki harta benda duniawiyah sedangkan Allah menghendaki (pahala) akhirat (untukmu).” (QS Al-Anfal : 67).

Allah ta’aalaa juga berfirman : “Barangsiapa yang menghendaki pahala di dunia saja (maka ia merugi), karena di sisi Allah ada pahala dunia dan akhirat. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS An-Nisa’ : 134).

Sumber Fatwa Syaikh Abdurrahman bin Nashir Al-Barak no.91280).

Wallohu a’lam
Wabillahit taufiq

Dijawab dengan ringkas oleh:
👤 Ustadz Abul Aswad Al Bayati حفظه الله
📆 Senin, 28 Muharram 1440 H / 8 Oktober 2018 M

Ustadz Abul Aswad Al Bayati, BA.

Beliau adalah Alumni S1 MEDIU Aqidah 2008 – 2012 | Bidang khusus Keilmuan yang pernah diikuti beliau adalah Dauroh Malang tahunan dari 2013 – sekarang, Dauroh Solo tahunan dari 2014 – sekarang | Selain itu beliau juga aktif dalam Kegiatan Dakwah & Sosial Koordinator Relawan Brigas, Pengisi Kajian Islam Bahasa Berbahasa Jawa di Al Iman TV

Related Articles

Back to top button