Berbuat dan Berprasangka Baik Kepada Tetangga

Berbuat dan Berprasangka Baik Kepada Tetangga
Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan Berbuat Baik dan Berprasangka Baik Kepada Tetangga. Selamat membaca.
Pertanyaan:
Bismillah. Afwan ustadz.
Saya punya tetangga yang masih ada hubungan keluarga. Saya dan istri biasa memberi makanan berupa sayur, ikan atau snack ke anak mereka jika kami punya sedikit kelebihan, namun si suami membalas dengan komentar yang kurang menyenangkan untuk kami dengar, seperti:
“kalo kasi makanan seperti itu untuk keluarga kami, tidak cukup”.
Entah itu bercanda atau mereka tersinggung karena kami biasa memberi mereka makanan. Selepas kejadian itu saya dan istri tak lagi berbagi ke mereka Ustadz.
Mohon nasihatnya ustadz. Jazakallahu khair.
(Ditanyakan oleh Sahabat BIAS via Twitter Bimbingan Islam)
Jawaban:
Pertama, seorang muslim hendaklah senantiasa berprasangka baik kepada saudaranya dan mencarikan udzur ketika ada kesalahan yang ia dapati dari saudaranya.
Umar bin Khattab berkata:
لا يحلُّ لامرئ مسلم يسمع من أخيه كلمة يظنُّ بها سوءًا، وهو يجد لها في شيء من الخير مخرجًا
“Tidak halal bagi seorang muslim ketika mendengar perkataan saudaranya lalu dia berprasangka buruk, padahal dia menemukan kemungkinan yang baik dari perkataan tersebut.” (Al-Adabus Syariah: 1/47).
Ketika ada kemungkinan tetangga tersebut bercanda walaupun menyinggung Anda, maafkanlah dan lupakan.
Kedua, janganlah berhenti untuk berbuat baik kepada orang lain, terutama tetangga. Rasulullah ﷺ bersabda:
مَن كانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ واليَوْمِ الآخِرِ فَلْيُحْسِنْ إلى جارِهِ
“Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia berbuat baik kepada tetangganya.” (HR. Muslim no. 77).
Jangan sampai perkataan tersebut membuat kita berhenti dari kebaikan, hadapilah dengan senyuman dan berkomunikasilah dengan baik, jangan hidup dengan praduga dan prasangka. Ingatlah selalu firman Allah ﷻ:
وَلَا تَسْتَوِي الْحَسَنَةُ وَلَا السَّيِّئَةُ ۚ ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيمٌ﴿٣٤﴾ وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا الَّذِينَ صَبَرُوا وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا ذُو حَظٍّ عَظِيمٍ﴿٣٥﴾
“Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.”
“Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar.” (QS. Fussilat: 34, 35).
Wallahu a’lam
Dijawab dengan ringkas oleh:
Ustadz Muhammad Ihsan حفظه الله
Jumat, 19 Jumadil Awwal 1443 H/ 24 Desember 2021 M
Ustadz Muhammad Ihsan حفظه الله تعالى
Beliau adalah Alumni STDI Imam Syafi’i Jember (ilmu hadits), Dewan konsultasi Bimbingan Islam
Untuk melihat artikel lengkap dari Ustadz Muhammad Ihsan حفظه الله تعالى klik disini