KeluargaKonsultasi

Berbakti Kepada Orang Tua Yang Kafir

Pendaftaran Grup WA Madeenah

Berbakti Kepada Orang Tua Yang Kafir

Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan tanya jawab, serta pembahasan tentang Berbakti Kepada Orang Tua Yang Kafir, selamat membaca.


Pertanyaan:

بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ

Saya ingin bertanya terkait dengan birrul walidain seorang anak kepada ibu/ayahnya yg masih kafir.

Bagaimana kalau orang tua yang kafir tersebut bermain dukun (yang mana itu untuk menguna-guna anak-anaknya) apakah dalam kasus ini anak akan berdosa apabila tidak birrul walidain kepada orangtuanya? Jazakumullahu khoiron ustadz untuk waktu yang diberikan. Baarokallahu fiikum.

جزاك اللهُ خيراً
Jawaban:

وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْـمِ اللّهِ

Alhamdulillāh
Washshalātu wassalāmu ‘alā rasūlillāh, wa ‘alā ālihi wa ash hābihi ajma’in

Mutlak Birrul Walidain Bukan Pada Perkara Dosa

Sama seperti bakti kita kepada orang tua pada umumnya, kekafiran orang tua kandung yang sah tidak menjadi penghalang bagi kita untuk berbakti kepada mereka, seperti menyayangi, memuliakan, mengulurkan hadiah kepada mereka, mengunjungi, membuat tersenyum bahagia, memijit kaki mereka, menjaga tatkala mereka sakit, tidak menyakiti dan sombong akan hidayah Islam yang ada pada kita, bahkan berusaha menuruti semua keinginan mereka selama tidak bertentangan dengan syariat Islam. Ini adalah di antara puncak ibadah muamalah terbaik di antara sesama makhluk, yang harus selalu diupayakan.

Allah ‘Azza wa Jalla berfirman :

وَإِن جَٰهَدَاكَ عَلَىٰٓ أَن تُشْرِكَ بِى مَا لَيْسَ لَكَ بِهِۦ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا ۖ وَصَاحِبْهُمَا فِى ٱلدُّنْيَا مَعْرُوفًا ۖ وَٱتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَىَّ ۚ ثُمَّ إِلَىَّ مَرْجِعُكُمْ
فَأُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ

“Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. Lukman : 15).

Ingat pula kisah tatkala Nabi shallallahu alaihi wa sallam memerintahkan Asma’ bintu Abi Bakar untuk berbakti kepada ibunya yang kafir

وعن أسماء بنت أبي بكر رضي الله عنهما قالت : قدمت عليَّ أمي وهي مشركة في عهد رسول الله صلى الله عليه وسلم فاستفتيتُ رسول الله صلى الله عليه وسلم ، فقلت : إن أمي قدمت وهي راغبة أفأصلها ؟ قال : ” نعم ، صِلي أمك ” .

“Dari Asma’ bintu Abi Bakar radhiyallahu ‘anhuma ia berkata :

Telah datang ibuku kepadaku di zaman Rasulullah shallalallahu ‘alaihi wa sallam, sedang ia masih musyrik.

Lantas aku bertanya pada beliau : Sesungguhnya ibuku datang dan dia rindu apakah aku boleh menyambung silaturahmi dengannya?

Beliau menjawab : Iya, sambunglah tali kekerabatan terhadap ibumu”. (HR. Bukhari no. 2477, & Muslim 1003).

Sedangkan pertanyaan anda, bagaimana kalau orang tua yang kafir tersebut bermain dengan dukun (yang mana itu untuk menguna-guna anak-anaknya), maka hal ini butuh bukti dan pengakuan bukan sekedar ucapan belaka, atau dengar dari kabar orang, bahkan beritanya cenderung HOAX, pun kalaupun benar disihir, yakinlah sihir itu tidak akan bermanfaat kecuali dengan izin dari Allah Ta’ala, jadi alasan untuk tidak berbakti kepada orang tua karena hal ini adalah lemah dan tidak boleh.

Tunjukkanlah kemuliaan islam dengan perangai mulia dan akhlak yang luhur para pemeluknya, balaslah yang buruk itu dengan kebajikan dan kebaikan, berharaplah balasan terbaik dari Allah Ta’ala semata, bukan pada makhluk.

Oleh sebab itu bersungguh-sungguhlah dalam menyelamatkan orang tua yang masih kafir agar beliau berkenan masuk Islam dengan penuh kerelaan sebelum tiba datangnya ajal yang akan menutup semua peluang.

Wallahu Ta’ala A’lam.

Dijawab dengan ringkas oleh: 
Ustadz Fadly Gugul S.Ag. 
حفظه الله

Ustadz Fadly Gugul, S.Ag

Beliau adalah Alumni S1 STDI Imam Syafi’I Jember Ilmu Hadits 2012 – 2016 | Bidang khusus Keilmuan yang pernah diikuti beliau adalah Takhosus Ilmi di PP Al-Furqon Gresik Jawa Timur | Beliau juga pernah mengikuti Pengabdian santri selama satu tahun di kantor utama ICBB Yogyakarta (sebagai guru praktek tingkat SMP & SMA) | Selain itu beliau juga aktif dalam Kegiatan Dakwah & Sosial Dakwah masyarakat (kajian kitab), Kajian tematik offline & Khotib Jum’at

Related Articles

Back to top button