FiqihKonsultasi

Bagaimanakah Hukum Safar Pada Hari Jumat?

Pendaftaran Mahad Bimbingan Islam

Bagaimanakah Hukum Safar Pada Hari Jumat?

Para pembaca Bimbinganislam.com yang mencintai Allah ta’ala berikut kami sajikan tanya jawab, serta pembahasan tentang bagaimanakah hukum safar pada hari jumat?
selamat membaca.

Pertanyaan :

بسم اللّه الرحمن الر حيم

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Izin bertanya Ustadzunna.
Seseorang akan bersafar (pulang kampung) dari jakarta ke jawa timur di hari jumat dan memiliki 2 pilihan.

  1. Berangkat sebelum sholat jumat, dengan keuntungan segera bertemu keluarga, tetapi resikonya tidak bisa ikut sholat jumat.
  2. Berangkat setelah sholat jumat. Dengan keuntungan bisa ikut sholat jumat. Tetapi lebih lama bertemu dengan keluarga.

Pertanyaannya:

  1. Jika orang tersebut memilih pilihan no 1, apakah itu diperbolehkan?
  2. Yang lebih afdhal bagaimana?

Jazaakallahu khairan wa barakallahu fiik.

(Disampaikan fulan, Sahabat BiAS T09 G-07)


Jawaban :

وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ

بِسْـمِ اللّهِ

Alhamdulillah, wa laa haula wa laa quwwata illaa billaah, wash shalaatu was salaamu ‘alaa rasulillaah, Amma ba’du.

Para ulama menjelaskan akan kebolehan safar pada hari jumat, sebelum fajar terbit atau setelah selesai melaksanakan sholat jumat.
Kemudian pula mereka mengatakan haramnya berangkat safar ketika telah terdengar adzan sholat jum’at, kecuali dalam kondisi darurat yang mengharuskan dia bersafar kala itu, seperti : kalau dia melaksanakan sholat jum’at maka dia akan ketinggalan pesawat dan semisalnya.

Baca Juga:  Menggunakan Panggilan Bunda

Adapun setelah terbit fajar sampai masuk waktu jum’at, maka ulama berselisih pendapat, ada yang mengatakan boleh, ada yang mengatakan makruh, bahkan madzhab syafi’i mengatakan haram kalau seandainya safar tersebut membuat dia meninggalkan sholat jum’at, kecuali dia bisa melakukan sholat jumat di perjalanan.
(lihat kitab Majmu’ : 4/499)

Akan tetapi, Imam Nawawi mengatakan tidak ada hadits yang shohih dalam permasalahan ini (Majmu’: 4/500), sehingga hukumnya kembali kepada hukum asal safar yaitu mubah.

Namun, sebagaimana kaedah yang sering kita sebutkan:

الخروج من الخلاف مستحب

“Keluar dari perselisihan ulama itu lebih dianjurkan”

Maka hendaklah kita safar sebelum itu atau sesudah melaksanakan sholat jum’at.

Wallahu a’lam
Wabillahittaufiq

 

Dijawab dengan ringkas oleh :
Ustadz Muhammad Ihsan حفظه الله
Jumat, 19 Shafar 1441 H/ 18 Oktober 2019 M



Ustadz Muhammad Ihsan حفظه الله تعالى
Beliau adalah Alumni STDI Imam Syafi’i Jember (ilmu hadits), Dewan konsultasi Bimbingan Islam
Untuk melihat artikel lengkap dari Ustadz Muhammad Ihsan حفظه الله تعالى 
klik disini

Akademi Shalihah Menjadi Sebaik-baik Perhiasan Dunia Ads

Ustadz Muhammad Ihsan, S.Ag., M.HI.

Beliau adalah Alumni S1 STDI Imam Syafi’I Jember Ilmu Hadits 2011 – 2015, S2 Universitas Muhammadiyah Surakarta Hukum Islam 2016 – 2021 | Bidang khusus Keilmuan yang pernah diikuti beliau adalah Dauroh Syaikh Sulaiman & Syaikh Sholih As-Sindy di Malang 2018, Beberapa dars pada dauroh Syaikh Sholih Al-’Ushoimy di Masjid Nabawi, Dauroh Masyayikh Yaman tahun 2019, Belajar dengan Syaikh Labib tahun 2019 – sekarang | Selain itu beliau juga aktif dalam Kegiatan Dakwah & Sosial Kegiatan bimbingan islam

Related Articles

Back to top button