Bacaan Saat Sholat Witir Dan Dzikir Setelahnya

Bacaan Saat Sholat Witir Dan Dzikir Setelahnya
Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan tanya jawab, serta pembahasan tentang Bacaan Saat Sholat Witir Dan Dzikir Setelahnya selamat membaca.
Pertanyaan:
Ustad, dzikir setelah sholat tarawih sesuai sunnah bagaimana ya? Apakah yang dibaca bersama-sama seusai sholat tarawih bersama di masjid itu shahih?
Ditanyakan oleh Sahabat AISHAH (Akademi Shalihah)
Jawaban:
Bacaan Apa yang Dibaca Selepas Tarawih?
Adapun bacaan yang dianjurkan selepas taraweh, ada beberapa riwayat yang disebutkan, bacaan ini dibaca selepas selesai solat witir, diantaranya bacaan:
عن عبد الرحمن بن أبزى رضي الله عنه ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقْرَأُ فِي الْوِتْرِ : ( سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكِ الْأَعْلَى ) ، و( قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ ) ، و ( قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ ) ، فَإِذَا سَلَّمَ قَالَ : سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ . ثَلَاثَ مَرَّاتٍ ، يَرْفَعُ بِالثَّالِثِ صَوْتَهُ .
رواه أبوداود الطيالسي في ” المسند ” (1/441) ، وابن الجعد في ” المسند ” (1/86) ، وابن أبي شيبة في ” المصنف ” (2/93)
Dari Abdurrahman ibnu Abza radhiyallahu ‘anhu, “bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dahulu membaca pada sholat witirnya dengan (sabbihis marobbikal a’la), dan (qul ya ayyuhal kafirun), dan (qul huwallahu ahad), jika beliau salam, beliau membaca: subhaanal malikil quddus tiga kali, mengangkat suara beliau di dzikir yang ketiga”.
(HR. Abu Dawud al-Thayalisi dalam al-Musnad (1/441), Ibnu al-Ja’d dalam al-Musnad (1/86), Ibnu Abi Syaibah dalam al-Mushonnaf (2/93).
Imam Ibnu Qudamah mengatakan,
” يستحب أن يقول بعد وتره : سبحان الملك القدوس . ثلاثا ، ويمد صوته بها في الثالثة ” انتهى من ” المغني ” (2/ 122
“Dianjurkan untuk membaca selepas witir: Subhanal malikil quddus tiga kali, dan agak mengangkat suaranya di bacaan yang ke tiga” (al-Mughny, 2/122).
Ada juga bacaan dzikir yang lainnya disebutkan dalam hadits berikut,
Dari Ali bin Abi Thalib bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam dahulu membaca di akhir witirnya,
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ، وَبِمُعَافَاتِكَ مِنْ عُقُوبَتِكَ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْكَ لَا أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ
“Allaahumma innii a’uudzu bi-ridlaaka min sakhathika, wa bi-mu’aafaatika min ‘uquubatika, wa a’uudzu bika min-ka laa uhshii tsanaa-an ‘alaika, anta kamaa atsnaita ‘alaa nafsika’
(Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dengan keridlaan-Mu dari kemurkaan-Mu, dengan maaf-Mu dari siksa-Mu, dan aku berlindung dengan-Mu dari-Mu. Aku tidak bisa menghitung pujian kepada-Mu sebagaimana Engkau telah memuji diri-Mu sendiri)”
(H.R An-Nasaa’iy no. 1747; dishahihkan oleh Al-Albaaniy dalam Shahiih Sunan An-Nasaa’iy 1/559, Maktabah Al-Ma’aarif, Cet. 1/1419 H).
Perlu diperhatikan, bahwa bacaan doa-doa tersebut dilakukan sendiri-sendiri dan tidak secara berjamaah dalam satu suara, sebagaimana penjelasan Ibnu al-Hajj al-Maliki dalam kitab al-Madkhol, dan dikuatkan juga oleh para ulama peneliti masa kini.
Demikian, yang terbaik adalah ketika mengikuti tuntunan Nabi shallallahu alaihi wa sallam dan meneladani para sahabatnya, dan keburukan adalah ketika menyelisihi dan tidak meneladani mereka dalam agama, semoga Allah memberi taufiq pada semuanya.
Wallahu a’lam.
Baca selengkapnya: Dzikir Di Sela-Sela Sholat Tarawih, Apakah Ada Tuntunannya?
Dijawab dengan ringkas oleh:
Ustadz Fadly Gugul S.Ag. حفظه الله
Jum’at, 22 Jumadil Awal 1444H / 16 Desember 2022 M
Ustadz Fadly Gugul S.Ag. حفظه الله
Beliau adalah Alumni STDI Imam Syafi’i Jember (ilmu hadits), Dewan konsultasi Bimbingan Islam
Untuk melihat artikel lengkap dari Ustadz Fadly Gugul حفظه الله تعالى klik disini