IbadahKonsultasi

Bacaan Doa Ketika Masbuk Rakaat Terakhir

Pendaftaran Mahad Bimbingan Islam

Bacaan Doa Ketika Masbuk Rakaat Terakhir

Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan tanya jawab, serta pembahasan tentang Bacaan Doa Ketika Masbuk Rakaat Terakhir, selamat membaca.


Pertanyaan:

بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ

Ustadz ijin bertanya, 1. jika sholat masbuk dalam berjama’ah, ketika imam dalam posisi tahiyat akhir, sementara ana dalam posisi tahiyat karena mengikuti imam (bukan tahiyat akhir) bolehkah ana membaca do’a yang ada di tahiyat akhir sambil menunggu salam imam sedangkan ana bukan dalam posisi tahiyat akhir. 2. bolehkah memperbanyak do’a dalam tahiyat akhir baik doa dari Al Quran atau hadist-hadist nabi yang shohih, doa-doa sesuai keinginan kita ?

جزاك اللهُ خيراً

Jawaban:

وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْـمِ اللّهِ

Alhamdulillāh
Washshalātu wassalāmu ‘alā rasūlillāh, wa ‘alā ālihi wa ash hābihi ajma’in

Jawaban no.1

Perlu diketahui, bahwa para ulama berbeda pendapat, apakah di dalam at-tahiyat awal ada doa setelahnya atau tidak?

Kebanyakan ulama berpendapat tidak ada doa, namun bacaan cukup sampai syahadat.

Adapun doa, maka dilakukan pada at-tahiyat akhir. Sebagaimana hadits berikut ini:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ، قَالَ: عَلَّمَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ التَّشَهُّدَ فِي وَسَطِ الصَّلَاةِ وَفِي آخِرِهَا، فَكُنَّا نَحْفَظُ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ حِينَ أَخْبَرَنَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَّمَهُ إِيَّاهُ، قَالَ: فَكَانَ يَقُولُ: إِذَا جَلَسَ فِي وَسَطِ الصَّلَاةِ، وَفِي آخِرِهَا عَلَى وَرِكِهِ الْيُسْرَى: “التَّحِيَّاتُ لِلَّهِ، وَالصَّلَوَاتُ وَالطَّيِّبَاتُ، السَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ، وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ، السَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، قَالَ: “ثُمَّ إِنْ كَانَ فِي وَسَطِ الصَّلَاةِ نَهَضَ حِينَ يَفْرُغُ مِنْ تَشَهُّدِهِ، وَإِنْ كَانَ فِي آخِرِهَا دَعَا بَعْدَ تَشَهُّدِهِ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَدْعُوَ ثُمَّ يُسَلِّمَ

“Dari ‘Abdullah bin Mas’ud, dia berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajari saya tasyahhud di tengah-tengah shalat dan di akhir shalat itu”.(Al-Aswad bin Yazid An-Nakho’iy berkata) : Maka kami menghafal dari ‘Abdullah ketika dia mengatakan kepada kami bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkannya kepadanya.’Abdullah bin Mas’ud berkata :

“Jika beliau (Nabi) duduk di tengah-tengah shalat, dan di akhir shalat di pinggul kirinya, beliau berkata : “Semua penghormatan, semua sholat, semua kesucian, hanya untuk Allah. Semoga keselamatan dilimpahkan kepada engkau, wahai Nabi, demikian juga rahmat Allah dan berkah-Nya. Semoga keselamatan dilimpahkan kepada kami, dan kepada hamba-hamba Allah yang sholih.

Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak diibadahi selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan Rasul-Nya”.’Abdullah bin Mas’ud berkata:

“Jika beliau (Nabi) duduk di tengah-tengah shalat, beliau bangun ketika dia selesai membaca tasyahhud.Dan jika beliau (Nabi) duduk di akhir shalat, beliau berdoa selesai membaca tasyahhud-nya, beliau berdoa apa yang Alloh kehendaki, kemudian beliau mengucapkan salam”. (HR. Ahmad, no. 4382; Ibnu Khuzaimah, no. 708. Dishohihkan oleh Syaikh Syu’aib Al-Arnauth dan Syaikh Al-A’zhomi)

Namun ketika anda sebagai makmum, maka dalam keadaan apapun, hukum asalnya adalah mengikuti imam, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:

إِنَّمَا جُعِلَ الْإِمَامُ لِيُؤْتَمَّ بِهِ فَإِذَا كَبَّرَ فَكَبِّرُوا وَإِذَا رَكَعَ فَارْكَعُوا وَإِذَا سَجَدَ فَاسْجُدُوا وَإِنْ صَلَّى قَائِمًا فَصَلُّوا قِيَامًا

“Sesungguhnya imam itu dijadikan untuk diikuti, oleh karena itu jika dia telah bertakbir, maka bertakbirlah kamu. Jika dia ruku’, maka ruku’lah kamu. Jika dia bersujud, maka sujudlah kamu. Dan jika dia shalat dengan berdiri, maka shalatlah dengan berdiri”.
(HR. Bukhari, no. 378; Muslim, no. 411)

Dengan demikian, di saat anda sebagai makmum masbuk dalam berjama’ah, ketika imam dalam posisi tahiyat akhir, maka anda bisa membaca do’a yang ada di tahiyat akhir, karena kedudukan anda sebagai makmum, walaupun anda bukan dalam posisi tahiyat akhir.

Demikian jawaban atas pertanyaan anda, semoga Allah selalu memberikan hidayah kepada kita di dalam beribadah, sehingga membawa berkah di dunia dan akhirat kita.

Jawaban no.2

Sholat adalah ibadah yang agung. Ketika orang sedang sholat, sesungguhnya dia sedang menghadap Allah Ta’ala. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berdoa di tahiyat akhir, sebelum salam.Sebagaimana hadits berikut ini:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ، قَالَ: عَلَّمَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ التَّشَهُّدَ فِي وَسَطِ الصَّلَاةِ وَفِي آخِرِهَا، فَكُنَّا نَحْفَظُ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ حِينَ أَخْبَرَنَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَّمَهُ إِيَّاهُ، قَالَ: فَكَانَ يَقُولُ: إِذَا جَلَسَ فِي وَسَطِ الصَّلَاةِ، وَفِي آخِرِهَا عَلَى وَرِكِهِ الْيُسْرَى: “التَّحِيَّاتُ لِلَّهِ، وَالصَّلَوَاتُ وَالطَّيِّبَاتُ، السَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ، وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ، السَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ”، قَالَ: “ثُمَّ إِنْ كَانَ فِي وَسَطِ الصَّلَاةِ نَهَضَ حِينَ يَفْرُغُ مِنْ تَشَهُّدِهِ، وَإِنْ كَانَ فِي آخِرِهَا دَعَا بَعْدَ تَشَهُّدِهِ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَدْعُوَ ثُمَّ يُسَلِّمَ

Baca Juga:  Penggalangan Dana Di Jalan Bagi Wanita

“Dari ‘Abdullah bin Mas’ud, dia berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajari saya tasyahhud di tengah-tengah shalat dan di akhir shalat itu”.(Al-Aswad bin Yazid An-Nakho’iy berkata): Maka kami menghafal dari ‘Abdullah ketika dia mengatakan kepada kami bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkannya kepadanya.

‘Abdullah bin Mas’ud berkata: “Jika beliau (Nabi) duduk di tengah-tengah shalat, dan di akhir shalat di pinggul kirinya, beliau berkata:“Semua penghormatan, semua sholat, semua kesucian, hanya untuk Allah.Semoga keselamatan dilimpahkan kepada engkau, wahai Nabi, demikian juga rahmat Allah dan berkah-Nya.

Semoga keselamatan dilimpahkan kepada kami, dan kepada hamba-hamba Allah yang sholih.Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak diibadahi selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan Rasul-Nya”.

Abdullah bin Mas’ud berkata: “Jika beliau (Nabi) duduk di tengah-tengah shalat, beliau bangun ketika dia selesai membaca tasyahhud.Dan jika beliau (Nabi) duduk di akhir shalat, beliau berdoa selesai membaca tasyahhud-nya, beliau berdoa apa yang Alloh kehendaki, kemudian beliau mengucapkan salam”.
(HR. Ahmad, no. 4382; Ibnu Khuzaimah, no. 708. Dishohihkan oleh Syaikh Syu’aib Al-Arnauth dan Syaikh Al-A’zhomi)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga memerintahkan umat agar memohon perlindungan dari empat perkara setelah tahiyat akhir, sebelum salam.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” إِذَا فَرَغَ أَحَدُكُمْ مِنَ التَّشَهُّدِ الْآخِرِ، فَلْيَتَعَوَّذْ بِاللهِ مِنْ أَرْبَعٍ: مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ، وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، وَمِنْ شَرِّ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ

“Dari Abu Hurairah, dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jika salah satu dari kalian menyelesaikan tasyahhud akhir, hendaklah dia berlindung kepada Allah dari empat hal: dari siksa jahannam, dari siksa kubur, dari godaan hidup dan mati, dan dari kejahatan Al-Masih ad-Dajjal”. (HR. Muslim, no. 588/130)

Kemudian, bolehkah memperbanyak do’a dalam tahiyat akhir baik doa dari Al Quran atau hadits-hadits Nabi ﷺ yang shohih, doa-doa sesuai keinginan kita? Boleh, bahkan doa paling baik adalah doa-doa dari Al Quran atau hadits-hadits Nabi.Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah (wafat th. 728 H) rohimahulloh berkata:

وَيَنْبَغِي لِلْخَلْقِ أَنْ يَدْعُوا بِالْأَدْعِيَةِ الشَّرْعِيَّةِ الَّتِي جَاءَ بِهَا الْكِتَابُ وَالسُّنَّةُ فَإِنَّ ذَلِكَ لَا رَيْبَ فِي فَضْلِهِ وَحُسْنِهِ وَأَنَّهُ الصِّرَاطُ الْمُسْتَقِيمُ

“Sepantasnya manusia berdoa dengan doa-doa yang dituntunkan syari’at, yaitu doa-doa yang dituntunkan oleh Al-Qur’an dan Sunnah. Karena itu tidak diragukan lagi dalam keutamaan-nya dan kebaikan-nya, dan bahwa itu adalah jalan yang lurus”. (Majmu ‘al-Fatawa, 1/346)

Demikian juga Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sudah mencontohkan banyak doa-doa di dalam sholat, maka kita tinggal memilih dari doa-doa tersebut.

Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ، قَالَ: كُنَّا إِذَا كُنَّا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الصَّلاَةِ، قُلْنَا: السَّلاَمُ عَلَى اللَّهِ مِنْ عِبَادِهِ، السَّلاَمُ عَلَى فُلاَنٍ وَفُلاَنٍ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” لاَ تَقُولُوا السَّلاَمُ عَلَى اللَّهِ، فَإِنَّ اللَّهَ هُوَ السَّلاَمُ، وَلَكِنْ قُولُوا: التَّحِيَّاتُ لِلَّهِ وَالصَّلَوَاتُ وَالطَّيِّبَاتُ، السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ، السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ، فَإِنَّكُمْ إِذَا قُلْتُمْ أَصَابَ كُلَّ عَبْدٍ فِي السَّمَاءِ أَوْ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، ثُمَّ يَتَخَيَّرُ مِنَ الدُّعَاءِ أَعْجَبَهُ إِلَيْهِ، فَيَدْعُو

“Dari ‘Abdullah bin Mas’ud, dia berkata: “Kami dahulu ketika sholat bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, kami berkata: “Semoga keselamatan dilimpahkan kepada Alloh dari hamba-hamba-Nya, semoga keselamatan dilimpahkan kepada Fulan dan Fulan”.Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:“Kamu jangan mengatakan “Semoga keselamatan dilimpahkan kepada Alloh”, karena Alloh adalah As-Salaam (Yang memberikan keselamatan).

Tetapi katakanlah:“Semua penghormatan, semua sholat, semua kesucian, hanya untuk Allah.Semoga keselamatan dilimpahkan kepada engkau, wahai Nabi, demikian juga rahmat Allah dan berkah-Nya.Semoga keselamatan dilimpahkan kepada kami, dan kepada hamba-hamba Allah yang sholih”.

Sesungguhnya jika kamu mengatakannya, itu akan mengenai semua hamba di langit, atau di antara langit dan bumi.“Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak diibadahi selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan Rasul-Nya”.Kemudian hendaklah dia memilih doa yang paling dia sukai, lalu berdoa dengannya”. (HR. Bukhori, no. 835; Nasai, no. 1298; Ahmad, no. 4101; Abu Dawud, no. 968)

Demikian jawaban atas pertanyaan anda, semoga Allah selalu memberikan hidayah kepada kita di dalam beribadah,sehingga membawa berkah di dunia dan akhirat kita.

Wallohu a’lam.

Dijawab dengan ringkas oleh: 
Ustadz Muslim Atsari. حافظه الله

Ustadz Muslim Al-Atsary

Beliau adalah Pengajar di Pondok Pesantren Ibnu Abbas As Salafi, Sragen

Related Articles

Back to top button