KonsultasiNikah

Ayah Tidak Bisa Jadi Wali Nikah Karena Pandemi, Bagaimana Solusinya?

Pendaftaran Grup WA Madeenah

Ayah Tidak Bisa Jadi Wali Nikah Karena Pandemi, Bagaimana Solusinya?

Para pembaca Bimbinganislam.com yang mencintai Allah ta’ala berikut kami sajikan tanya jawab, serta pembahasan tentang ayah tidak bisa jadi wali nikah karena pandemi, bagaimana solusinya
selamat membaca.


Pertanyaan :

بسم اللّه الرحمن الر حيم

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Semoga Allah ta’ala melindungi ustadz dan tim bimbingan Islam.

Ustadz, mau tanya seputar pernikahan. Kalau misal ayah dari calon putri masih hidup, namun berhalangan hadir/keberatan hadir untuk menjadi wali nikah, itu bagaimana solusinya?

Alasan tidak bisa hadir karena :
1. Jarak yang jauh (karena posisi ayah sudah menikah lagi). Ayah di jawa barat , saya di jawa timur.
2. Ditengah pandemi Covid.

Bagaimana ustadz, mohon pencerahannya. Jazaakallahu khairan Ustadz.

(Sahabat BiAS T08-G45)


Jawaban :

وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ

بِسْـمِ اللّهِ

Alhamdulillah, wa laa haula wa laa quwwata illaa billaah, wash shalaatu was salaamu ‘alaa rasulillaah, Amma ba’du.

Dicarikan wali yang lain, seperti saudara lelaki, atau paman, atau kakek, dan dicari wali yang lain sesuai kemampuan. Jika tidak ada menggunakan wali hakim. Imam Ibnu Hazm menyatakan :

ولا يحل للمرأة نكاح – ثيبا كانت أو بكرا – إلا بإذن وليها الأب, أو الإخوة, أو الجد, أو الأعمام, أو بني الأعمام – وإن بعدوا – والأقرب فالأقرب أولى… فإن أبى أولياؤها من الإذن لها زوجها السلطان. برهان ذلك: قول الله عز جل: وَأَنْكِحُوا الْأَيَامَى مِنْكُمْ وَالصَّالِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ – النور: 32

“Tidak halal bagi wanita untuk menikah baik ia perawan maupun janda kecuali atas izin walinya ; ayah, atau saudara, atau kakek, atau anak dari paman, meskipun jauh. Dimulai dari yang terdekat itu lebih utama. Jika para walinya enggan maka penguasa yang menikahkannya. Dalilnya adalah firman Allah ta’ala :
Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan.” (QS An-Nur 32).”

Imam Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz pula menyatakan :

أما إذا كانت المرأة في بلاد ليس فيها ولي، ليس فيها لا أخ ولا أب ولا ابن عم، فإن الحاكم يقوم مقام الولي، وليها الحاكم، لقول النبي ﷺ: السلطان ولي من لا ولي له، فالحاكم يقوم مقام وليها ويكون هو وليها، يزوجها أو يوكل من يزوجها

“Adapun jika si wanita ini ada di sebuah wilayah yang tidak ada wali baginya, tidak saudara di sana, tidak ada ayah, tidak ada anak paman, maka penguasa yang menggantikan posisi wali. Walinya dia adalah penguasa berdasarkan sabda nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam : Penguasa adalah wali bagi yang tidak memiliki wali.
Maka penguasa menggantikan posisi wali, ia boleh menikahkan wanita itu atau mewakilkannya kepada orang lain.”
(Fatawa Syaikh Bin Baz no. 11074

Semoga bermanfaat,
Wallahu ta’ala a’lam.

Dijawab dengan ringkas oleh :
Ustadz Abul Aswad Al Bayati حفظه الله
Senin, 13 Dzulhijjah 1441 H/ 03 Agustus 2020 M



Ustadz Abul Aswad Al-Bayati, BA.
Dewan konsultasi Bimbingan Islam (BIAS), alumni MEDIU, dai asal klaten
Untuk melihat artikel lengkap dari Ustadz Abul Aswad Al-Bayati حفظه الله  
klik disini

Ustadz Abul Aswad Al Bayati, BA.

Beliau adalah Alumni S1 MEDIU Aqidah 2008 – 2012 | Bidang khusus Keilmuan yang pernah diikuti beliau adalah Dauroh Malang tahunan dari 2013 – sekarang, Dauroh Solo tahunan dari 2014 – sekarang | Selain itu beliau juga aktif dalam Kegiatan Dakwah & Sosial Koordinator Relawan Brigas, Pengisi Kajian Islam Bahasa Berbahasa Jawa di Al Iman TV

Related Articles

Back to top button