Benang Merah dari Standar Kebaikan
Saudaraku, jika ditanya apa tolok ukur kebaikan dalam sudut pandang Islam, tentu jawaban kita bermacam-macam. Ada yang menjawab kemampuan belajar dan mengajarkan Qur’an, ada yang menjawab berbuat baik kepada Orangtua, adapula yang menjawab berbuat baik kepada keluarga kita, yaitu Anak & Istri kita, serta jawaban-jawaban yang lain. Semuanya tidak salah, namun jika kita bisa mengambil benang merah dari itu semua, maka akan mengerucut pada satu hal, yaitu Ilmu.
Sebagaimana dalam hadits,
من سَلَكَ طَرِيقاً يَطْلُبُ فيه عِلْماً سَلَكَ الله بِهِ طَرِيقاً إلى الْجَنَّةِ وَإِنَّ الْمَلاَئِكَةَ لَتَضَعُ أَجْنِحَتَهَا رِضًا لِطَالِبِ الْعِلْمِ وَإِنَّهُ لَيَسْتَغْفِرُ لِلْعَالِمِ من في السماوات وَالأَرْضِ حتى الْحِيتَانُ في الْمَاءِ وَفَضْلُ الْعَالِمِ على الَعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ على سَائِرِ الْكَوَاكِبِ إِنَّ الْعُلَمَاءَ هُمْ وَرَثَةُ الأَنْبِيَاءِ والأنبياء لم يَورِّثُوا دِينَاراً وَلاَ دِرْهَماً وَإِنَّمَا وَرَّثُوا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ
“Barang siapa menempuh suatu jalan guna menuntut ilmu, niscaya Allah akan membimbingnya menuju jalan ke surga. Sungguh para malaikat akan meletakkan sayapnya , sebagai pertanda bahwa mereka rela (ridho) dengan para penuntut ilmu. Seluruh penghuni langit dan bumi sampaipun ikan di lautan memohonkan ampunan untuk para penuntut ilmu. Keutamaan seorang ulama’ bila dibanding dengan seorang ahli ibadah, bagaikan bulan dengan bintang-bintang lainnya. Para ulama’lah ahli waris para Nabi, sedangkan para nabi tidaklah mewariskan dinar dan tidak juga dirham (harta kekayaan). Mereka hanyalah mewariskan ilmu, maka barang siapa mendapatkan ilmu, maka ia telah mendapatkan bagian yang banyak dari warisan para nabi.”
[HR Ahmad 21172, Tirmidzi 2625, Ibnu Majah 219]
Sungguh tepat bahwa ilmu adalah tolok ukur (standar) kebaikan dan juga kemuliaan seseorang. Maksud ilmu disini adalah ilmu Agama, ilmu yang akan menjadi jalan penerang serta keselamatan urusan dunia maupun akhirat kita. Dan sungguh, orang yang berilmu jauh lebih mulia dimata Alloh dibanding orang yang taat beribadah, namun tak berilmu. Karena dengan ilmu Agama lah kita dapat memiliki rasa khasyyah (takut) kepada Allah, sebagaimana firman Alloh;
إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاء
“Diantara hamba-hamba Alloh yang takut kepada kepada Nya adalah para ‘Ulama” (QS Fathir 28)
Karena itu saudaraku, mari perkokoh standar kebaikan kita, mari kita pertegas benang merah kebaikan kita, dengan apa? Dengan menuntut ilmu Agama
Wallohu A’lam
Wabillahit Taufiq
Ustadz Rosyid Abu Rosyidah حفظه الله
(Dewan Konsultasi Bimbinganislam.com)
TAUSIYAH
Bimbinganislam.com