FiqihKonsultasi

Apakah Wudhu Batal Jika Menginjak Najis di Lantai?

Pendaftaran Grup WA Madeenah

Apakah Wudhu Batal Jika Menginjak Najis di Lantai?

Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan tanya jawab, serta pembahasan tentang apakah wudhu batal jika menginjak najis di lantai?
selamat membaca.


Pertanyaan :

بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْم

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ

Semoga Allah ‘Azza wa Jalla selalu menjaga ustadz dan keluarga. Saya mau bertanya ustadz.

Bismillah, izin bertanya. Apakah lantai yang telah diinjak oleh sepatu atau sandal dari luar masjid atau ruangan menjadi najis?
Apakah yang membatalkan wudhu apabila najis itu terkena kaki atau kaki menginjak najis?

(Disampaikan oleh Fulan, Santri Mahad Online Bimbingan Islam)


Jawaban :

وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ

بِسْـمِ اللّهِ

Alhamdulillah, wa laa haula wa laa quwwata illaa billaah, wash shalaatu was salaamu ‘alaa rasulillaah, Amma ba’du.

Bolehkah Pakai Sandal Di Masjid?

Ada beberapa hal yang bisa di pahami di dalam soal diatas. Pertama apakah Boleh sandal masuk kedalam masjid? Apakah sebab seseorang harus melepas sandalnya ketika masuk ke dalam suatu ruangan/ketika sholat?

Pada dasarnya sandal diperbolehkan masuk di dalam masjid, selama tidak ada najis yang dibawa oleh sandal/sepatu tersebut. bila di dapatkan najis maka tidak diperbolehkan masuk ke dalam masjid, sampai dibersihkan najis tersebut.
Hanya saja, di dalam menjalankan ini harus bijak dan melihat kemaslahatan bersama. Jika aturan di masjid tidak mengizinkan, atau menjadikan tempat/lantai/alas menjadi kotor atau menggangu orang lain, maka sebaiknya kepentingan bersama harus di dahulukan.

Berikut hadist yang menyatakan bahwa Rasulullah masuk kedalam masjid dan melakukan sholat dengan sandal tersebut.

Dari ‘Amr bin Harits Al-Makhzumi radhiallahu’anhu, beliau berkata,

رأيتُ رسولَ اللهِ يصلِّي في نعلَينِ مَخْصوفتَينِ

“Aku pernah melihat Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam shalat dengan memakai sepasang sandal yang memiliki mikhshaf”
(HR. At Tirmidzi dalam Asy Syamail Al Muhammadiyyah no. 76, dishahihkan Al-Albani dalam Mukhtashar Asy Syamail no. 65).

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al Ash radhiallahu’anhu beliau mengatakan,

رأيت رسول اللهِ صلى الله عليه وسلم يصلي حافيا ومنتعلا

“Aku pernah melihat Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam shalat dengan tanpa alas kaki dan pernah juga dengan memakai sandal”
(HR. Abu Daud no.653, Al-Albani dalam Shahih Abu Daud mengatakan hasan shahih).

Rasulullah menanggalkan sandal ketika sholat ketika di dapatkan najid di sandalnya, sehingga di pahami larangan masuk ke dalam masjid atau ketika sholat karena najis yang di bawanya.

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، قَالَ: بَيْنَمَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي بِأَصْحَابِهِ إِذْ خَلَعَ نَعْلَيْهِ فَوَضَعَهُمَا عَنْ يَسَارِهِ، فَلَمَّا رَأَى ذَلِكَ الْقَوْمُ أَلْقَوْا نِعَالَهُمْ، فَلَمَّا قَضَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَاتَهُ، قَالَ: مَا حَمَلَكُمْ عَلَى إِلْقَاءِ نِعَالِكُمْ؟ قَالُوا: رَأَيْنَاكَ أَلْقَيْتَ نَعْلَيْكَ فَأَلْقَيْنَا نِعَالَنَا، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ جِبْرِيلَ عَلَيْهِ السلام أَتَانِي فَأَخْبَرَنِي أَنَّ فِيهِمَا قَذَرًا، أَوْ قَالَ: أَذًى، وَقَالَ: إِذَا جَاءَ أَحَدُكُمْ إِلَى الْمَسْجِدِ فَلْيَنْظُرْ، فَإِنْ رَأَى فِي نَعْلَيْهِ قَذَرًا أَوْ أَذًى فَلْيَمْسَحْهُ وَلْيُصَلِّ فِيهِمَا

Dari Abu Sa’iid Al-Khudriy, ia berkata : Ketika Rasulullah shallallaahu ‘alaihi waasallam shalat bersama para shahabatnya, tiba tiba beliau melepaskan kedua sandalnya lalu meletakkan keduanya di sebelah kiri beliau. Saat para shahabat melihat apa yang beliau lakukan tersebut, mereka pun ikut pula melepas sandal-sandal mereka.
Ketika Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam telah selesai shalat, beliau bersabda : “Apa gerangan yang membuat kalian melepas sandal-sandal kalian?”.
Mereka menjawab: “Kami melihat engkau melepas sandal, sehingga kami pun melepaskan sandal-sandal kami”.
Lalu Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya Jibriil ‘alaihis-salaam mendatangiku dan mengkhabarkan kepadaku bahwa di kedua sandalku terdapat kotoran”.
Beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam melanjutkan : “Apabila salah seorang di antara kalian mendatangi masjid, hendaklah ia perhatikan. Apabila ia di kedua sandalnya najis atau kotoran, hendaklah ia bersihkan dan kemudian shalat dengan memakai kedua sandalnya tersebut”
[Diriwayatkan oleh Abu Daawud no. 650, Ad-Daarimiy no. 1378, Ahmad no. 10769 & 11467, dan yang lainnya; dishahihkan oleh Al-Albaaniy dalam Shahiih Sunan Abi Daawud, 1/192].

Apakah Terkena Najis Membatalkan Wudhu?

Apakah badan yang terkena najis akan membatalkan wudhu seseorang? Apakah bisa membatalkan sholat seseorang?

Najis tidak membatalkan wudhu namun bisa membatalkan sholat bila tidak mungkin atau segera di hilangkan dari badanya atau dari tempat sholatnya.

Alasannya bisa anda lihat kembali pembatal pembatal wudhu, dimana tidak di dapatkan point yang menyatakan najis membatalkan wudhu.

Landasan yang mennyatakan najis bisa membatalkan sholat bila ia tahu dan tidak segera menghilangkannya, sebagaimana hadist di atas yang menjelaskan nabi melepas sandalnya dan juga termasuk syarat sholat adalah bersihnya pakaian dan tubuh orang yang menjalankan sholat.

Semoga bermanfaat,
Wallahu ta’ala a’lam.

Dijawab dengan ringkas oleh :
Ustadz Ustadz Mu’tashim Lc., M.A. حفظه الله
Kamis, 27 Shafar 1442 H/ 15 Oktober 2020 M



Ustadz Mu’tashim Lc., M.A.
Dewan konsultasi Bimbingan Islam (BIAS), alumus Universitas Islam Madinah kuliah Syariah dan MEDIU
Untuk melihat artikel lengkap dari Ustadz Mu’tashim Lc., M.A. حفظه الله 
klik disini

Ustadz Mu’tasim, Lc. MA.

Beliau adalah Alumni S1 Universitas Islam Madinah Syariah 2000 – 2005, S2 MEDIU Syariah 2010 – 2012 | Bidang khusus Keilmuan yang pernah diikuti beliau adalah Syu’bah Takmili (LIPIA), Syu’bah Lughoh (Universitas Islam Madinah) | Selain itu beliau juga aktif dalam Kegiatan Dakwah & Sosial Taklim di beberapa Lembaga dan Masjid

Related Articles

Back to top button